Yanto pun di bawa ke markas kepolisian. Ketika ia di coba di interogasi, Yanto pun hanya terdiam. Bahkan pukulan yang dilayangkan kepada Yanto  tidak membuat Yanto berbicara sedikitpun. "Yanto jawab pertanyaan saya!" polisi berusaha menginterogasi hal tersebut. Kegilaan yang di perbuat Yanto membuat seluruh kepolisian geger. Mereka hanya bisa melihat perkembangan formasi untuk mempertahankan Negara Indonesia.
"Bambang, mereka bergerak menggunakan AI. Semua sudah terstruktur, mereka hanya tinggal mengikuti bayangan dari teknologi tersebut" "Iya, tapi kenapa sampai tidak bisa dibongkar?" "Kita baru merasakan internet. mungkin ini ujian untuk kita agar bisa membangun pertahanan yang lebih sempurna" "Bahkan kau tak liat, bocah - bocah saat ini sedang menonton apa? mereka asik menonton film porno dan goyang - goyang tiktok! apakah kita anjing menurut mereka?" "Tenang Gus, semua akan terkendali" "Sampai kapan? bahkan mereka tidak membantu negara ini! mereka hanya membuat kerusakan". "Andai saja ada bocah yang bisa membuat sesuatu atau cerita tentang semua perjuangan ini!". "Ini terlalu gila Bambang!" "Kita sedang berperang!!!" Sersan Agus berbicara dengan rasa pusing tentang hal yang terjadi.
Perkembangan preman dan mafia Naga Hitam semakin besar. Rasa takut masyarakat semakin tinggi karena polisi belum bisa menyelesaikan kasus tersebut.
Malam demi malam semakin kelam, dan malam natal pun tiba.
[6 hari sebelum tahun baru]
"Abdul, bagaimana dengan penyisiran di setiap gereja?" "Semua terlihat terkendali, namun terdapat laporan bahwa tingkat penyewaan hotel semakin tinggi" "Kenapa mereka selalu membuat pancingan untuk mengikuti mereka? mereka benar - benar ingin melihat lokasi pengintai berada".
"Joshua! kau dan pasukan coba pergi ke club malam dan lihat apa yang terjadi!" Sersan Agus mencoba membentuk formasi. "Sersan, ke club malam saja saya tidak pernah, saya hanya bisa mengaji. Bagaimana kalau saya ketahuan?". "Allah menciptakan segala sesuatu tidak pernah salah JOOOSHUUUUAAAA" Sersan Agus bingung dengan pasukannya tersebut. "Bagaimana dengan club malam?" "Ya semua agar orang - orang terbiasa berbicara dengan segala macam orang, termasuk penjahat" "Lintah?" "Kan jadi pengobatan" "Nyamuk?" "Makanan ikan" "Bapak?" "Banyak sekali kau bercanda" Sersan Agus kebingungan dengan Joshua.
Joshua pun pergi bersama pasukannya ke club malam. Orang - orang di dalam club malam melihat Joshua dan pasukannya dengan sangat sinis, seolah - olah mereka ingin menikam Joshua dengan cepat.
Salah satu pasukan yang bersama Joshua langsung memesan minuman, orang - orang gaul menyebutnya open table. Joshua dan pasukannya duduk mencoba melihat keadaan yang terjadi. Orang - orang sibuk mengobrol dan berjoget mengikuti musik elektronik dengan suara yang sangat keras.
Minuman pun hadir di meja Joshua dan pasukannya. Pasukan joshua pun mencoba mengambil gelas. mencoba menghirup bau minuman tersebut. Disaat salah satu pasukan Joshua menghirup minuman tersebut tercium bau menyegak seperti bahan baku racun. Pasukannya pun melirik Joshua. Lalu pasukan tersebut berpura - pura meminum minuman tersebut.
Joshua hanya bisa memandang orang yang duduk di pojok club yang melihat mereka terus menerus. Tidak sedikitpun orang tersebut memalingkan pandangannya. Seolah - olah ia akan menghancurkan Joshua dan pasukannya tanpa ampun. Tiba - tiba terjadi perkelahian di club malam tersebut. Orang - orang menghindari perkelahian tersebut, tiba - tiba orang - orang berbadan besar pun masuk untuk mencoba melerai mereka.
Suasana semakin mencekam ketika 10 orang berbadan besar berdiri mengawal club malam tersebut. Orang yang memandang Joshua pun masih tidak melepaskan pandangannya pada Joshua.