“Tiga, Abdul, Rahman kalian bertugas melindungi Jawa Barat saat ini” “Tiga & Rahman akan memantau dufan saat ini, kami mengira mereka akan membuat kejadian baru di dufan” “Abdul pantau jalan bekasi, kami takut akan terjadi kecelakaan disana”.
Tiga & Rahman pun bergegas ke dufan bersama Sersan Agus, mereka berpura - pura menjadi pegawai dufan. Berhari - hari mereka memantau dufan namun tidak terdapat hal yang janggal. Ketika mulai mendekati tahun baru, ada yang aneh dengan salah satu wahana hiburan. Tiga pun mencoba mempelajari ke-anehan tersebut, ternyata Naga Hitam telah menyiram wahana tersebut dengan cairan yang dapat membuat korosi. Tiga pun bingung memahami hal tersebut, kenapa Naga Hitam selalu memberikan tanda untuk di ikuti.
“Sersan Agus, disini Tiga melapor. Mereka telah merusak banyak wahana di dufan. Mereka benar - benar ingin berperang ketika malam tahun baru. Mereka mengajak kita berperang ketika suara petasan tahun baru diledakan, mereka ingin menganti seluruh pasukan kepolisian dalam sekejap” “Baik, Tiga kembali ke markas biarkan Rahman yang berjaga di Dufan”
Sersan Agus mencoba memberikan arahan “Tiga sepertinya peredaran mafia Naga Hitam sudah terlihat jelas, Mereka telah menguasai banten lebih cepat dibandingkan kita. Kecelakan di pemalang mereka coba jadikan bukti alasan untuk membolak - balikan kepolisian. Sekarang mereka pasti sudah menyebar di seluruh Jawa Barat” “Lalu bagaimana dengan Jateng dan Jatim?” “Mereka hanya bilang bahwa mereka baik - baik saja”. “Begini Tiga coba kalian selusuri wilayah - wilayah merah. Cari informasi sebanyak banyaknya” “Baik pa”. Kepolisian semakin khawatir dengan keadaan di zona merah yang memberikan tanda - tanda yang tidak jelas.
Tiga dan pasukannya menyisir wilayah merah, namun anehnya kenapa wilayah merah tersebut sangat sepi. “Lapor pak! saya belum bisa memastikan. Sepertinya seluruh orang di wiliyah merah telah ditinggalkan. Sepertinya mereka sedang bergerak menyerang kita”
“Kenapa bisa begini? kenapa informasi kita terlambat?” sersan agus kebingungan. Pasukannya memberikan laporan yang terjadi “Pak, agus ada laporan bahwa katanya masyarakat sudah melapor pada kepolisian dan semua melapor bahwa mereka melapor pada orang yang sama yaitu Yanto”.
Hari semakin dekat dengan tahun baru. Polisi mengedarkan seluruh pasukannya keseluruh kota dan desa. Masyarakat tidak ada yang tau tentang itu semua. Mereka mengira bahwa itu hanya kejadian kecil.
“Tiga! coba kau telusuri.. benar - benar kau telusuri.. apakah ada yang mati atau tidak!!!” Sersan agus berbicara kebingungan, “Saya yakin sudah ada yang mati di antara kita” Sersan Agus mencoba melanjutkan. Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang.
Adzan Jumat pun berkomandang, semua polisi dan masyarakat melaksanakan sholat jumat bersama - sama.
Sekelompok orang membicarakan tentang serangan terorist tersebut. “Kamu tau engga, katanya dalam hadist 2 tahun bumi bakal kemarau, setelah itu dajjal bakal muncul bawa roti, kita kan udah kemarau 2 tahun.. terus ada serangan bom..” kata salah satu pemuda tersebut. “So deket banget sih ngasih roti” “Ya namanya juga dajjal..” “Iya, saya butuhnya lamborghini bukan roti” “Tapi itu dajjal!” “Mana sini dajjal, saya ga takut!!! gw bunuh dajjalnya”. merekapun tertawa bersama - sama.
Disaat Kapten Tiga sedang menyisir, tiba - tiba ada orang yang lari dikejar - kejar oleh orang - orang yang membawa golok dengan meneriakan maling. “Abdul itu yanto!” tiga menjawab dengan cepat. Pasukan polisi pun mencoba melerai mereka. Namun karena tidak menggunakan seragam dinas, mereka pun ikut diserang oleh masyarakat.
Sebuah balok kayu berayun cepat ke arah kapten tiga, Namun kapten tiga bisa menghindarinya. Dari samping ada orang yang mencoba memukul Kapten Tiga, dan orang yang memegang balok itu mengayunkan baloknya kembali dengan cepat. Kapten tiga langsung menarik dengan cepat orang yang ingin memukul Kapten Tiga untuk dijadikan tameng. Tiba - tiba dari arah belakang ada orang yang mencoba membawa pisau ingin menikam Kapten Tiga dari belakang.
Abdul pun akhirnya harus menggunakan pistol untuk mengakhiri keadaan tersebut. Orang yang membawa pisau tersebut tertembak di tangan.
Namun orang - orang yang ingin menyerang yanto tidak berhenti. Masyarakat belum sempat memvideokan hal tersebut. Abdul pun mencoba menembaki kaki para penyerang tersebut. Mereka pun terjatuh, orang - orang yang mencoba menyerang tiba - tiba tediam dan menjaga jarak. Tiba - tiba seorang pria berteriak.. “Ada mafia.. ada mafia..”.
Orang - orang berteriak histeris.. dan mencoba memvideo keadaan tersebut. “Kami polisi, Abdul mencoba berteriak sambil mengeluarkan lencananya”.
Tiba - tiba mobil pickup menabrak mesin mobil kapten Tiga dan Abdul. Adu tembak pun terjadi dengan mobil pick up tersebut. Kapten Tiga, abdul dan pasukannya berlari kesuatu rumah sambil menyeret Yanto. Orang - orang yang ingin menyerang Yanto pun masih di depan rumah tersebut.
Orang - orang yang didalam rumah tersebut panik. “Tenang kami polisi!” Abdul sambil mengeluarkan lencananya. “Tapi kalian diserang! dan kami terperangkap bersama kalian” teriak orang tersebut.
Tiga pun mengangkat dahinya heran dengan drama yang terjadi. “Orang dirumah tersebut mencoba menelepon polisi”. Tiga dan abdul semakin bingung, karena akhirnya mereka terjebak di dalam rumah, ditambah mereka harus melindungi orang - orang yang ada di dalam rumah. Gilanya orang - orang yang memvideokan kejadian tersebut tidak berhenti. Para penyerang pun tetap berada di depan rumah, seolah - olah mereka adalah polisinya.
Tiba - tiba di acara TV tersiarkan berita tentang penggerebekan Jendral besar polisi yang di duga kasus korupsi pertambangan nikel. Adu tembak terjadi di kediaman tersebut.
“Gila Tiga! apa semua ini?” Abdul bingung dengan yang terjadi. “Benar pa! disini ada polisi yang sedang di serang preman” jawab orang pemilik rumah tersebut kepada polisi. Abdul pun mencoba mengambil telepon tersebut. “Cepat beritakan pada sersan Agus, kita di jebak, ini Abdul”.
Tembakan dari luar rumah pun terjadi. Orang - orang mencoba berlindung dari tembakan tersebut. “Tiga! bagaimana ini?” Abdul mencoba mencari cara untuk melindungi semua orang. “Abdul, coba lindungi dan bawa orang - orang tersebut agar selamat”.
Tiga dan pasukannya mencoba membalas tembakan mereka, namun mereka terlalu banyak. Dan mereka mengambil senjata yang ada di kendaraan mereka.
Tiga sudah sangat putus asa dengan kejadian tersebut. Mereka tidak menemukan cara untuk menyelamatkan diri. Dan Yanto ada di samping mereka, terdiam dan tak berbicara. Di saat Kapten Tiga mencoba adu tembak dengan salah satu preman tersebut. Tiba - tiba masyarakat melemparkan Gas elpiji 3kg pada preman tersebut. Preman yang tidak melihat masyarakat melempar gas elpiji tersebut dimanfaatkan oleh Tiga sebaik mungkin.
Preman tersebut kaget ada gas elpiji 3kg di dekatnya. Tiga pun langsung menembak gas elpiji tersebut.
Ledakan tersebut melukai banyak preman, dan preman yang berhasil selamat langsung lari dari kejadian. Dan orang - orang yang memvideokan kejadian itu pun ikut lari.
Kapten tiga merasa tenang akan hal tersebut. Pasukan polisi pun sampai di kejadian. Polisi mengamankan daerah tersebut dan mencari tau siapa pelaku dibelakang itu semua.
Dengan adanya cerita tentang penggerebekan jendral polisi itu, hampir di seluruh wilayah di Indonesia terjadi tembak - menembak. Wartawan yang tidak mengerti dengan kejadian yang terjadi hanya mampu menyiarkan data yang bisa mereka dapatkan.
Terimakasih sudah membaca, dibawah link untuk part 6 & part 4
# Link semua part :D Kapten Tiga Pasukan Harimau series Dunia Naga Hitam
Terima kasih sudah membaca.. follow Instagram @anzcodestudio21s untuk cerita selanjutnya.. untuk donasi bisa langsung DM supaya bisa di jadiin webtoon karena belum ada modal :D. Untuk saran dan kritik langsung DM aja :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H