Sebuah balok kayu berayun cepat ke arah kapten tiga, Namun kapten tiga bisa menghindarinya. Dari samping ada orang yang mencoba memukul Kapten Tiga, dan orang yang memegang balok itu mengayunkan baloknya kembali dengan cepat. Kapten tiga langsung menarik dengan cepat orang yang ingin memukul Kapten Tiga untuk dijadikan tameng. Tiba - tiba dari arah belakang ada orang yang mencoba membawa pisau ingin menikam Kapten Tiga dari belakang.
Abdul pun akhirnya harus menggunakan pistol untuk mengakhiri keadaan tersebut. Orang yang membawa pisau tersebut tertembak di tangan.
Namun orang - orang yang ingin menyerang yanto tidak berhenti. Masyarakat belum sempat memvideokan hal tersebut. Abdul pun mencoba menembaki kaki para penyerang tersebut. Mereka pun terjatuh, orang - orang yang mencoba menyerang tiba - tiba tediam dan menjaga jarak. Tiba - tiba seorang pria berteriak.. “Ada mafia.. ada mafia..”.
Orang - orang berteriak histeris.. dan mencoba memvideo keadaan tersebut. “Kami polisi, Abdul mencoba berteriak sambil mengeluarkan lencananya”.
Tiba - tiba mobil pickup menabrak mesin mobil kapten Tiga dan Abdul. Adu tembak pun terjadi dengan mobil pick up tersebut. Kapten Tiga, abdul dan pasukannya berlari kesuatu rumah sambil menyeret Yanto. Orang - orang yang ingin menyerang Yanto pun masih di depan rumah tersebut.
Orang - orang yang didalam rumah tersebut panik. “Tenang kami polisi!” Abdul sambil mengeluarkan lencananya. “Tapi kalian diserang! dan kami terperangkap bersama kalian” teriak orang tersebut.
Tiga pun mengangkat dahinya heran dengan drama yang terjadi. “Orang dirumah tersebut mencoba menelepon polisi”. Tiga dan abdul semakin bingung, karena akhirnya mereka terjebak di dalam rumah, ditambah mereka harus melindungi orang - orang yang ada di dalam rumah. Gilanya orang - orang yang memvideokan kejadian tersebut tidak berhenti. Para penyerang pun tetap berada di depan rumah, seolah - olah mereka adalah polisinya.
Tiba - tiba di acara TV tersiarkan berita tentang penggerebekan Jendral besar polisi yang di duga kasus korupsi pertambangan nikel. Adu tembak terjadi di kediaman tersebut.
“Gila Tiga! apa semua ini?” Abdul bingung dengan yang terjadi. “Benar pa! disini ada polisi yang sedang di serang preman” jawab orang pemilik rumah tersebut kepada polisi. Abdul pun mencoba mengambil telepon tersebut. “Cepat beritakan pada sersan Agus, kita di jebak, ini Abdul”.
Tembakan dari luar rumah pun terjadi. Orang - orang mencoba berlindung dari tembakan tersebut. “Tiga! bagaimana ini?” Abdul mencoba mencari cara untuk melindungi semua orang. “Abdul, coba lindungi dan bawa orang - orang tersebut agar selamat”.
Tiga dan pasukannya mencoba membalas tembakan mereka, namun mereka terlalu banyak. Dan mereka mengambil senjata yang ada di kendaraan mereka.