Secara umum, kondisi absurd akan membuat manusia mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. Manusia akan mulai mencoba untuk berkenalan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menganggap bahwa dunia ini isinya adalah keabsurdan.Â
Satu-satunya yang tidak absurd adalah diri kita yang sedang mempertanyakan dunia. Ketika kita menganggap dunia ini absurd, lalu mempertanyakan diri kita sendiri. Disitu kebangkitan spiritual atau pencerahan telah terjadi. Karena absudism membuat kita patah hati terhadap dunia.Â
Kemudian hal yang membuat absurdism semakin spesial karena telah menyadarkan saya tentang konsep "mata itu menipu". Karena semua yang dilihat hanyalah kulitnya, dan semua yang tidak terlihat adalah dagingnya.Â
Baca:Â Apakah Hidup Itu Layak Dijalani atau Absurd?
Seperti dalam dunia politik, mereka semua terlihat disumpah untuk jujur, namun korupsi tetaplah korupsi. Juga dalam drama-drama absurd, tampilannya sangat tidak jelas, namun pesannya sangat luar biasa.Â
Kembali lagi absudism merupakan bentuk protes untuk segala hal. Mungkin lebih baik jika manusia selalu merasakan absurd, karena dalam keabsurdan kita akan selalu selaras dengan kedikapastian dunia ini. Tanpa absurd manusia akan selalu hidup dalam ketakutan, tanpa absurd manusia akan selalu melihat dan tidak merasakan.Â
Ketakutan yang membuat kekacauan selalu terjadi, orang-orang takut miskin, maka mereka menumpuk harta. Orang-orang takut kelaparan, maka mereka mencuri.Â
Setiap hal yang didasari ketakutan akan membuat manusia selalu merasa kekurangan. Ketakutan didasari oleh suatu kepastian, bila kita menganggap hidup ini absurd tidak akan ada kepastian dan ketakutan.
Mungkin absurdisme tidak akan pernah dapat dimengerti, karena terlalu banyak interpretasi yang terkandung. Keberhasilan absurdism adalah ketika orang yang mempelajari dan yang mencari maknanya semakin absurd. Begitulah dimensi absurd membuat saya absurd, dan sedikit dapat menjelaskan proses absurd. Terima kasih absurd telah menjelaskan bahwa dunia ini absurd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H