Mohon tunggu...
Anzal Rachman F
Anzal Rachman F Mohon Tunggu... Penulis - Joni

Aku seorang Anzal

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Absurdisme Itu Nyata

8 Desember 2020   20:05 Diperbarui: 29 April 2021   08:10 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa absurd di antara kerumunan orang. (sumber: pixabay,com/Free-Photos)

"Secara umum, kondisi absurd akan membuat manusia mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. Manusia akan mulai mencoba untuk berkenalan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menganggap bahwa dunia ini isinya adalah keabsurdan."

Semua orang mencoba memastikan sesuatu yang tidak pasti. Absurdisme adalah bentuk protes secara elegan. 

Mungkin menginterpretasikan sesuatu yang absurd adalah absurd itu sendiri. Subjektivitas adalah bentuk keabsurdan nyata dalam kajian suatu karya sastra. Seperti tulisan ini yang menjadi dasar makna absurd itu sendiri. Absurd akan semakin absurd bila kita terus mencoba memahami maknanya. 

Dalam karya sastra, tidak ada satu orangpun yang dapat mengartikannya atau mengambil maknanya. Semua manusia yang memberikan label tentang suatu karya sastra itu hanya akan menjadi sebuah tindakan menerka-nerka. 

Setiap tafsiran adalah bentuk kebenaran yang rumpang, bahkan dalam absurdisme tidak ada kebenaran. 

Ketika kita semakin yakin bahwa kebenaran itu ada, maka sesungguhnya kebenaran itu tidak ada. Seperti halnya konsep empirisme yang menentang rasionalisme, lalu didamaikan oleh kritisisme. 

Ketiganya adalah absurd karena mencoba mencapai kebenaran. Mengapa kebenaran tidak ada dalam absudism? Karena interpretasi orang-orang berbeda. Menciptakan suatu pemahaman yang berbeda-beda pula. 

Di dalam perbedaan kita tidak dapat menyakini kebenaran. Karena kebenaran secara subyektif tidak akan benar bila diajukan ke subjektif lain. Maksudnya, setiap orang memiliki kebenaran, namun bila kebenaran itu disampaikan ke orang lain itu bukan lagi suatu kebenaran. 

pinterest.com/salliejohnson28
pinterest.com/salliejohnson28
Berbicara tentang absurdisme sangat erat kaitannya dengan kebenaran. Karena pada dasarnya, absurdisme adalah bentuk protes terhadap pemahaman tunggal. Contohnya matahari, menurut kebenaran dominan, matahari terbit di timur. 

Menurut kebenaran ilmiah, matahari tidak terbit, karena Bumi yang mengelilingi matahari. Menurut kebenaran filosofis, matahari terbit di barat, karena semua teknologi yang digunakan saat ini berasal dari barat. 

Mungkin kebenaran itu seperti permata, karena memiliki banyak sisi, tidak ada kebenaran yang absolut karena setiap orang membawa kebenarannya masing-masing. 

Absurdisme telah membawa kita untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Karena absudism menjelaskan bahwa realitas diluar diri manusia adalah absurd.

Selagi kita masih mencari keluar diri manusia itu disebut absurd. Seperti halnya drama "Bald Soprano" dan "Endgame", tidak ada yang dapat dipahami dari kedua drama tersebut. Karena saya yakin kedua drama tersebut tidak mampu dipahami oleh orang-orang yang membaca naskahnya dan yang menontonnya. 

Drama absudism hanya ingin menegaskan bahwa "inilah kehidupan, seperti saat kamu menonton drama Bald Soprano dan Endgame".

Begitulah kehidupan tidak ada yang dapat dipahami secara pasti. Apalagi bila sudah menyangkut konsep 'waktu', atau masa depan, masa kini dan masa lalu. 

Tidak ada kepastian bahwa esok kita masih hidup atau tidak, bisa makan atau tidak, mendapat masalah atau tidak. Semakin banyak kita memastikan sesuatu, itu semakin absurd.

Albert Camus telah membuktikan bahwa kematiannya sendiri sangat absurd. Camus menyatakan bahwa batas keabsurdan adalah ketika kita belum memahaminya. Seperti, saat kita memastikan bahwa "uang adalah segalanya". 

Baca: Albert Camus, Tentang Absurd

Slogan itu benar bagi yang sedang membutuhkan uang. Namun salah, bagi orang yang sedang membutuhkan kasih sayang. Adanya dualitas telah menunjukkan absurd itu adalah nyata. Karena manusia adalah makhluk yang berada diantara dualitas tersebut. 

Bila manusia memastikan satu sisi, itu menjadi tidak absurd karena kita sudah berada pada suatu titik absolut. Dualitas menjadi hal yang banyak memicu peperangan, seperti paham kanan dan kiri yang menjadi titik awal suatu perpecahan dapat terjadi. 

Bukankah itu absurd? Karena telah memaksakan suatu kebenaran terhadap individu atau kelompok lain? Bila tidak menyetujuinya peperangan akan terjadi, itulah dampak negatif dari kebenaran absolut. Menganggap bahwa kebenaran yang dipercaya hanya berlaku dalam dirinya dan kelompoknya. 

Terkadang saya merasakan bahwa absurdisme berhubungan dengan Spiritual. Mungkin absudism adalah langkah awal dari pencerahan. Ketika kita menganggap dunia ini absurd, kita telah berada di langkah awal terbukanya gerbang spiritual.

Secara umum, kondisi absurd akan membuat manusia mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. Manusia akan mulai mencoba untuk berkenalan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menganggap bahwa dunia ini isinya adalah keabsurdan. 

Satu-satunya yang tidak absurd adalah diri kita yang sedang mempertanyakan dunia. Ketika kita menganggap dunia ini absurd, lalu mempertanyakan diri kita sendiri. Disitu kebangkitan spiritual atau pencerahan telah terjadi. Karena absudism membuat kita patah hati terhadap dunia. 

Kemudian hal yang membuat absurdism semakin spesial karena telah menyadarkan saya tentang konsep "mata itu menipu". Karena semua yang dilihat hanyalah kulitnya, dan semua yang tidak terlihat adalah dagingnya. 

Baca: Apakah Hidup Itu Layak Dijalani atau Absurd?

Seperti dalam dunia politik, mereka semua terlihat disumpah untuk jujur, namun korupsi tetaplah korupsi. Juga dalam drama-drama absurd, tampilannya sangat tidak jelas, namun pesannya sangat luar biasa. 

Kembali lagi absudism merupakan bentuk protes untuk segala hal. Mungkin lebih baik jika manusia selalu merasakan absurd, karena dalam keabsurdan kita akan selalu selaras dengan kedikapastian dunia ini. Tanpa absurd manusia akan selalu hidup dalam ketakutan, tanpa absurd manusia akan selalu melihat dan tidak merasakan. 

Ketakutan yang membuat kekacauan selalu terjadi, orang-orang takut miskin, maka mereka menumpuk harta. Orang-orang takut kelaparan, maka mereka mencuri. 

Setiap hal yang didasari ketakutan akan membuat manusia selalu merasa kekurangan. Ketakutan didasari oleh suatu kepastian, bila kita menganggap hidup ini absurd tidak akan ada kepastian dan ketakutan.

Mungkin absurdisme tidak akan pernah dapat dimengerti, karena terlalu banyak interpretasi yang terkandung. Keberhasilan absurdism adalah ketika orang yang mempelajari dan yang mencari maknanya semakin absurd. Begitulah dimensi absurd membuat saya absurd, dan sedikit dapat menjelaskan proses absurd. Terima kasih absurd telah menjelaskan bahwa dunia ini absurd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun