Teman, kerabat, sahabat, dan saudara datang bergantian untuk memberi dukungan dan perhatian. Meski ada aturan tak boleh di bezuk pun selalu ada saja alasan mereka untuk bisa masuk dan melihat keadaan kami. Dukungan dan perhatian mereka itulah yang jadi motivasiku untuk tetap semangat menghadapi segalanya.Â
Hari yang kunantikan tiba. Dokter memanggilku untuk mengurus persyaratan operasi, salah satunya ke bank darah. Aku lega, meski bercampur khawatir dengan operasi yang akan berlangsung.Â
Hari itu, Selasa, 1 November 2022 pukul 21.00. Suamiku didorong masuk kamar operasi. Aku menunggunya di tempat lain yang sudah disediakan.Â
Tak henti bibirku melafalkan asma-Nya. Tak henti-hentinya doa kupanjatkan untuk kelancaran operasinya. Berharap yang terbaik untuk kesembuhan suamiku.Â
Seorang sahabat menanyakan kondisiku malam itu. Meski hanya lewat chatting di aplikasi hijau, di tengah malam yang dingin, dia menyempatkan diri menemaniku hingga pagi. Ia banyak bercerita tentang pengalamannya menjaga suaminya yang dulu juga pernah sakit. Semua tak ubahnya dengan kejadian yang kurasakan.Â
Dia memompakan semangat tak henti-hentinya. Dukungan dan doa darinya menjadi sesuatu yang lain bagiku. Darinya seolah aku mendapatkan kekuatan baru.Â
Terimakasih, Sobat, perhatian, dukungan, dan kebaikanmu tak akan terlupakan. Semoga Allah yang membalas semua itu dengan rezeki lain.Â
Usai operasi, suamiku masih di ruang pemulihan. Namun, paginya dikembalikan ke ruang perawatan.Â
Tak butuh waktu lama di sana. Sehari setelah operasi, suamiku diizinkan pulang.Â
Alhamdulillah. Akhirnya kami bisa pulang dan berkumpul lagi bersama anak-anak.Â