Dengan langkah terhuyung, lelaki itu menuju salah satu rumah petak di ujung gang. Kedatangannya mengejutkan seorang gadis yang sedang duduk sambil membaca buku. Seketika, si gadis menjauh dari lelaki yang berusaha mendekatinya itu.
"Kamu mabuk?" tanya Any, gadis manis berkacamata minus itu.
"Any, jangan menjauh dariku. Aku butuh kamu!" Suara lelaki itu memohon, bau minuman keras menguar dari mulutnya.
"Apa maksudmu? Bukankah aku sudah bilang, kalo mau mabuk-mabukan silakan! Tapi jangan pernah mendekati aku! Ingat itu?" Suara Any terdengar tegas.
"Ayolah, Sayang. Jangan perlakukan aku begitu! Aku begini juga karena kamu!"
"Tidur saja di situ, aku malas bicara sama orang mabuk. Nanti kita bicara setelah kamu sadar." Any menunjuk sofa panjang di sudut ruang. Lalu mengambilkan bantal untuk lelaki bermata sipit itu.
***
"Kak Any, Bang Yuda ada di sini kah?" tanya Candra, adik Yuda.
"Iya, itu lagi tidur di sofa. Mabuk lagi dia?" Any yang sedang menyapu halaman menghentikan sejenak kesibukannya.
"Entahlah, Kak, kenapa Bang Yuda akhir-akhir ini jadi sering mabuk-mabukan. Kami sudah sering menasihati, tapi Bang Yuda nggak pernah mau berubah," keluh Candra sambil menggelengkan kepala.
"Nanti kalo dia sudah bangun aku coba bicara, ya. Siapa tahu dia mau dengar dan berubah," ucap Any berusaha meyakinkan.