Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apa-apaan Ini? Jokowi Lagi, Jokowi Lagi!

30 Juni 2020   12:56 Diperbarui: 30 Juni 2020   13:56 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar chanel YT Sekretariat Presiden

Ada apa dengan Jokowi?
Dua hari ini berbagai media memberitakan kemarahan Jokowi kepada seluruh anggota sidang Kabinet Indonesia Maju berkaitan dengan penanganan krisis yang berkepanjangan akibat pandemi Covid-19.  

Banyak yang saling berkomentar karena kemarahan ini. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Wajarlah, manusiawi banget. 

Jangankan beliau yang presiden, kadang kita terhadap pembantu pun demikian, jika ada yang tidak berkenan dengan hasil kerjanya. Apa yang dihadapi dan bagaimana seharusnya bertindak harus sesuai dan sejalan. 

Apalagi ini menyangkut rumah tangga negara. Dimana 267 juta rakyat tergantung atas kebijakan dan keputusan para pimpinan. Dalam hal ini menteri yang bertanggung jawab pada masing-masing departemen. 

Bukankah sering kita dengar dan kita baca, tak sedikit yang mengomentari hasil kinerja Jokowi beserta jajaran menteri dan kabinetnya. Baik yang pro maupun yang kontra. 

Bagi saya yang awam masalah politik, hanya bisa memaklumi kemarahan Jokowi tersebut. Bagaimana beliau ingin keadaan ini segera pulih dan rakyat kembali hidup normal, tanpa ada kekhawatiran penyebaran virus yang mematikan itu segera berakhir. 

Sudah lebih dari tiga bulan, rakyat Indonesia hidup dalam ketakutan akibat wabah yang tak kunjung teratasi. Belum lagi efek secara ekonomi dan lainnya hingga menyebabkan krisis yang berkepanjangan. 

Bagi saya yang hanya ibu rumah tangga, melihat ekspresi kemarahan Jokowi tersebut merupakan ekspresi yang wajar dan alami, bisa terjadi pada siapa pun sebagai manusia. Terlebih saat ini beliau adalah seorang presiden, yang punya wewenang sekaligus bertanggung jawab pada nasib rakyatnya. 

Presiden meminta jajaran menteri dan seluruh kabinet memiliki perasaan yang sama bahwa saat ini krisis sedang berlangsung. Harus ada tanggung jawab dan tindakan lebih untuk bisa mengatasi keadaan agar segera keluar dari krisis ini. 

Manajemen krisis harus segera dilakukan dengan tegas dan tepat. Kerja tidak lagi yang biasa-biasa saja dan harus luar biasa, dalam hal ini Presiden menggunakan istilah extraordinary. 

Bisa dilihat pada kemarahan tersebut, Presiden sangat memikirkan nasib rakyat dan merasa sangat bertanggung jawab. 

Pemulihan ekonomi nasional harus segera terwujud agar nasib rakyat tidak semakin terpuruk akibat pandemi ini. Terlebih isu gelombang PHK akibat beberapa perusahaan yang tak mampu lagi membayar gaji para pegawainya. Presiden terlihat sangat tersentuh atas keadaan ini. 

Seperti yang telah kita ketahui, beberapa protes ada yang menuntut tunjangan dokter segera dicairkan, fasilitas rumah sakit dan perlengkapannya segera dipenuhi, jika melihat dari kemarahan Jokowi tersebut sebenarnya bukan Presiden yang menghalangi bukan? 

Jokowi justru menyebut langsung, untuk bidang kesehatan, harus segera bertindak agar tunjangan dokter, peralatan kesehatan dan perlengkapan lainnya harus segera dibelanjakan untuk penyembuhan pasien. 

Disebut juga adanya bansos, agar segera diberikan kepada yang berhak menerima. Jangan sampai salah sasaran, yaitu dengan melakukan pendataan yang benar dan sesungguhnya. 

Di bidang ekonomi, stimulus ekonomi yang dibutuhkan juga segera diberikan untuk mendongkrak ekonomi rakyat. Hal itu dirasa sangat diperlukan oleh UKM dan usaha kecil lainnya. 

Jangan sampai hanya karena terkendala peraturan maka semua kerja keras tak ada hasilnya. Presiden tak segan akan mempertaruhkan reputasi politiknya demi 267juta rakyat Indonesia. 

Jadi, jika seorang Jokowi jengkel atas keadaan krisis yang tak kunjung berakhir dan membahayakan bagi nasib rakyatnya adalah suatu kewajaran. Kalau pun namanya sering disebut, karena memang beliau yang paling bertanggung jawab terhadap rakyatnya. 

Kerja yang telah dilakukannya secara maksimal dan bagus saja masih disalahkan, bagaimana yang kerjanya hanya setengah dan keliru terus? Wajarkan jika Jokowi lagi Jokowi lagi yang tampil memimpin dan membawa kebaikan bagi rakyatnya? Semoga. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun