Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Relakan Aku Bahagia

28 Juni 2020   22:03 Diperbarui: 28 Juni 2020   22:06 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Cocoparisienne@pixabay.com

Akhirnya Burhan dilarikan ke rumah sakit. Dengan berurai air mata, Ratih tampak mendampingi dengan sabar dan setia. Pemandangan yang bertolak belakang dengan sebelumnya.

Ratih memang dermawan, begitu juga Burhan. Tetangga pun selalu menaruh hormat atas kebaikan mereka. Apa pun kegiatan yang diselenggarakan bagi lingkungan sekitar, Burhan dan Ratih selalu menjadi donatur terbesar.

Namun, di balik sifat itu, Ratih yang keras kepala sering bertindak berlebihan. Tak menghargai Burhan sebagai suami meskipun di depan orang banyak, kadang hingga Burhan yang merasa malu atas sikap istrinya itu.

Kini, saat Burhan terkulai tanpa daya, Ratih baru menyadari segala kekeliruannya. Seolah ia ingin menebus semua dosa yang telah ia perbuat pada suaminya.

Di ruang tunggu ICU, Ratih hanya bisa tergugu melihat tubuh suaminya dipasangi beberapa alat pendeteksi. Doa-doa di langitkan demi kesembuhan Burhan.

Mukjizat pun datang, Ratih masih diberi kesempatan memperbaiki perilakunya kepada suami tercinta. Burhan kondisinya makin membaik dan bisa dipindahkan ke ruang perawatan  biasa.

Ada kesempatan bagi Ratih untuk berbakti dan mengabdi sambil meraih amal saat merawat Burhan di ruangan. Disuapinya sang belahan jiwa, dipijat dan diusap ketika terlihat Burhan sedang tertidur.

Burhan bisa merasakan semua itu dengan perasaan bahagia. Meski ia sedang terkulai, usapan Ratih mampu menghilangkan sedikit nyeri di dadanya.

Beberapa hari di rumah sakit, dokter belum juga memberikan jawaban atas apa yang tengah di derita Burhan. Tak ada indikasi ia menderita covid, juga dari hasil rapid tes tak terdeteksi virus menempel di tubuhnya, negatif katanya.

Sore itu, Burhan merasakan mulai sesak di dadanya. Ia mengeluh sulit untuk bernapas, meskipun hanya beberapa saat. Tanpa pikir panjang, Ratih berniat memindahkan Burhan ke rumah sakit lain agar segera diketahui penyakit sesungguhnya.

Dengan keluhan adanya sesak, rumah sakit baru yang jadi tujuan Ratih menerimanya dan memperlakukan Burhan sesuai protokoler covid. Ada indikasi sesak, lagi pula Burhan masuk dalam kondisi sakit, untuk itu Burhan harus menjalani perawatan khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun