Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menuai Polemik, PPDB Syarat Usia Perlu Ditinjau Ulang

26 Juni 2020   21:40 Diperbarui: 27 Juni 2020   06:00 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua murid mengelar aksi di depan Gedung Balaikota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (23/6/2020) (Sumber: Tribunnews/Herudin)

Pendek kata, demi kemajuan anak saya akan selalu mendukung. Dan ternyata banyak sekali kebetulan yang dialami putri saya ini. Dia bisa terpilih ikut akselerasi saat SD, jadi hanya 5 tahun menempuh SD. Lulus pun nilainya memuaskan dan diterima di SMP negeri favorit di Sidoarjo dengan jalur tes, selain juga dia mampu menghafal hampir 3 Juz. 

Saat di bangku SMP, nilainya juga tidak mengecewakan meskipun tidak terpilih lagi untuk program akselerasi. Lulus pun nilainya urutan kedua tertinggi di sekolahan. Bagi saya sudah lebih dari cukup untuk anak seusia dia dengan pencapaian sebanyak itu. 

Memasuki SMA, saya baru berpikir memindahkan sekolahnya ke Surabaya agar mendapat sekolah yang terbaik untuknya. Bukan berarti karena di Sidoarjo sekolahnya kurang bagus, tetapi kalau dia bisa bersaing dengan yang lain untuk mendapat yang terbaik, kenapa enggak? 

Dengan nilainya yang tinggi dan cara pendaftaran yang fair, akhirnya dia diterima dan masuk di salah satu SMA favorit di Surabaya, ya SMA 5. Baru lulus tahun ini, di usianya yang baru 16 tahun. Hebat kan? Belum apa-apa, karena ada yang usia 17 tahun sudah dokter. 

Dari situ saya berpikir, usia sedikit harusnya bukan halangan bagi anak mendapatkan pendidikan yang terbaik. Usia banyak juga bukan jaminan anak sukses menyelesaikan semua mata pelajaran.

Di atas yang saya ceritakan anak pertama saya, sedang anak yang kedua maunya saya samakan caranya. Tetapi tidak bisa karena ternyata kemampuannya beda. Dan saya nggak bisa memaksakan itu. 

Jadi, jika ada sekolah yang mensyaratkan umur sebagai patokan, sangat disayangkan sekali. Hak anak mendapat pelajaran yang sesuai dengan kemampuannya jadi dikebiri. 

Bisa jadi itu hanya terjadi pada beberapa anak saja, tetapi tiap anak juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama kan? Kenapa harus menunggu yang lain jika dia bisa menyelesaikan dalam waktu yang lebih cepat?

Jika persyaratan usia diberlakukan untuk masuk SD, mungkin masih bisa dimaklumi. Agar anak lebih mandiri dan tidak minta ditungguin orangtua. Namun jika persyaratan itu digunakan untuk jenjang SMP atau SMA, ya nggak fairlah! 

Paling mentog, anak tidak bisa masuk sekolah negeri larinya ke swasta, apa semua orangtua mampu menyekolahkan anaknya ke swasta? Pertimbangan dasar memilih sekolah negeri karena biayanya murah, apalagi jika sekolahnya bagus. 

Pendidikan sejak dini (Sumber: Sasint@Pixabay.com)
Pendidikan sejak dini (Sumber: Sasint@Pixabay.com)
Dengan adanya sistem zonasi pun sebenarnya banyak siswa yang dirugikan lho. Bagi mereka yang nilainya tinggi dan tinggalnya jauh dari sekolah, pasti gagal masuk sekolah negeri. Sebaliknya, meskipun nilainya jelek sekali pun tapi tinggal dekat sekolah, pasti dapat sekolah negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun