Sinar matamu masih menampakkan kesedihan yang mendalam, seolah begitu berat beban kau tanggungÂ
Jiwamu hampa, tak seorang pun mampu menjadi pelipur laraÂ
Andaikan mungkin, ingin rasanya kubasuh peluh di dahimu Â
Menyeka sebagian keluh, dan meringankan beban di pundakmuÂ
Ah, tapi kau begitu egois untuk mengakui semua itu
Takut dengan bayangan semu yang kau cipta sendiriÂ
Membiarkan nalurimu mati
Menghancurkan rasamu sendiriÂ
Cinta yang hadir selalu kau ingkariÂ
Asmara yang menyeruak pun kaumungkiriÂ
Kini kau sendiri menantiÂ
Di jalan memori tak bertepiÂ
Sidoarjo 21 Juni 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H