Dari sinilah kami mulai menekuni usaha telur asin ini. Semua kami kerjakan sendiri. Telur yang pada awalnya kami ambil dari kandang milik sendiri, sejak suami sakit dan menjual kandangnya kami harus membeli telur dari rekan lain sesame peternak bebek.
Beberapa supermarket juga menerima titipan telur asin yang kami produksi, dan bersyukurnya ternyata pelanggan di sana juga banyak. Bahkan, ada salah satu supermarket yang dalam seminggu kami harus mengisi dua kali dengan masing-masing kiriman seratus butir.
Kalau ada barang yang jelek karena busuk dan harus dikembalikan maka itu menjadi tanggungan kami. Penjual hanya tahu barang itu bagus dan layak jual, jadi kalau ada kerusakan bukan tanggungannya. Begitu cara kami berkerja sama, saling menguntungkan. Alhamdulillah, usaha itu berlangsung hingga sekarang.
Namun, dengan adanya pandemi dan diberlakukannya physical distancing serta pembatasan sosial berskala besar maka beberapa warung makan dan warung kopi harus tutup. Banyak masyarakat yang harus berdiam di rumah demi keamanan dan kesehatan mereka. Keadaan kembali dalam ketidakpastian, sampai kapan pandemi ini berlangsung?
Sekali lagi, Allah pasti menghadirkan kemudahan dibalik setiap kesulitan. Beberapa teman yang telah mengenal usaha saya kembali menghubungi untuk memesan telur asin Taqwa. Ada yang sebagai stok makanan sendiri di rumah, ada juga yang berusaha menawarkannya kembali ke teman-teman atau tetangga mereka. Telur pun kami kemas menarik untuk layak dijual kembali, ada kemasan 3, 6 dan 10 per pak.
Beberapa waktu sebelumnya, kami sempat mengiklankan usaha kami ini melalui market place di laman facebook. Belum menggembirakan, sih, hasilnya, tetapi ketika pandemi datang banyak yang menghubungi kami. Tayangan beberapa waktu yang lalu ternyata masih terbaca. Sayangnya, tidak semua bisa kami layani, ada beberapa pemesan berasal dari tempat yang jauh, kami tak dapat mengirimkannya karena kendala PSBB.
Masih harus tetap bersyukur 'kan? Di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Itu yang selalu menjadi motivasi kami dan itu terbukti.
Sehubungan dengan ditutupnya beberapa pasar, banyak yang membutuhkan telur asin untuk cadangan makanan di rumah, atau untuk hajatan dengan tujuan dibagi-bagikan. Terlebih saat bulan puasa lalu banyak yang membagikan takjil gratis. Mereka pun menghubungi kami melalui gawai, dan pesannya tidak sedikit, lho, ada yang 350 butir, 200 butir, atau 50 butir. Â
Untuk wilayah yang kami mampu mengirimnya, barang akan kami antar tanpa ongkos kirim. Akan tetapi jika jauh maka mereka yang akan mengambil sendiri, mau tidak mau harus mau lah, mengingat di pasar tidak ada yang jualan, hehe.