Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harta, Takhta, dan Wanita

16 Juni 2020   08:13 Diperbarui: 16 Juni 2020   08:21 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mengontrak di salah satu rumah petak, Juna dan Maya terlihat bahagia. Walau hidup seadanya, Maya yang terbiasa hidup mewah tak pernah mengeluh dengan keadaan yang jauh berubah.

"Bahagiakah kamu menjadi bagian dari perjalanan cintaku? Memang bukan permata yang aku janjikan, tapi senyum terindah di bibirmu yang akan selalu kuhadirkan, sebagai tanda kau bahagia menjadi belahan jiwaku, kapan pun itu."

Maya memang terlihat selalu menyungging senyuman, Juna sangat pandai membahagiakannya. Bukan dengan materi dunia, melainkan kasih sayangnya yang membuat Maya merasa diperlakukan sebagai putri.

***

Uang saku dari orang tua yang dulu biasa ia terima masih sering masuk rekeningnya, jumlahnya pun bertambah. Digunakannya uang itu untuk menutup kekurangan uang belanja, jika uang pemberian dari Juna tak mencukupi.

Ilustrasi oleh Pixabay.com
Ilustrasi oleh Pixabay.com
Bangku kuliah telah ia tinggalkan, kamar megah di rumah mewah telah terganti dengan ruang bersekat di salah satu petak. Semua bukan jadi penghalang untuk bahagia, bersama orang tercinta semua terasa nikmat baginya.

Tak tega dengan keadaan itu, orang tua Maya membelikan sebuah rumah yang lebih layak untuk ditinggali putrinya. Bersamaan dengan itu, karier Juna juga mulai bersinar,lebih menjanjikan.

Cara Juna berkomunikasi dan meyakinkan orang memang perlu diacungi jempol. Dia berhasil menjualkan mobil mewah seorang yang ia kenal kepada orang lain dengan harga istimewa.

Pekerjaan lebih bergengsi pun didapatnya dari lobi-lobi tersebut, dengan posisi yang lebih terpandang dan gaji lebih menggiurkan, Juna bisa menduduki jabatan kepala walau hanya di kantor cabang.  Kehidupan mereka pun mulai membaik.

Namun, malang tak dapat diraih untung tak dapat ditolak. Perusahaan yang dipimpin Juna mengalami kerugian besar setelah pimpinan pusat melakukan kebijakan yang salah.

Akibat keadaan itu, rumah yang dibelikan ayah Maya ikut terjual demi menutup kekurangan. Kembali mereka tinggal di rumah kontrakan. Sementara, anak-anak semakin besar dan jumlahnya sudah bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun