Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Nyaris Merenggut Nyawanya, Apa yang Bisa Dilakukan Wanita Ini?

30 Mei 2020   15:34 Diperbarui: 30 Mei 2020   15:25 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fisik Watik layaknya orang yang sudah sembuh, fit, dan tidak ada sesak napas. Akan tetapi, Dokter tersebut menyampaikan bahwa kondisi laporan laboratorium memang buruk dan harus dipindah ke ruang ICU covid.

Kemudian dokter itu juga mengatakan, jika memindahkan Watik ke ruang ICU, sama hal akan membuatnya makin drop karena stres. Untuk diketahui, ruangan ICU pasien Covid itu terpasang CCTV 24 jam untuk memantau pasien Covid yang  sudah memakai ventilator, alat-alatnya juga banyak dan entah apa namanya.  
Hanya doa yang bisa dipanjatkan, sambil berserah dan berharap kesembuhan dari Tuhan. Semangat sembuh tak pernah berkurang, mengingat wajah anak-anak dan suami yang menanti di rumah.  

Dokter pun akhirnya mengambil kebijakan untuk tidak memindahkannya ke ICU. Terbukti setelah seminggu dirawat ternyata dia tidak jadi dipindah karena laporan lab yang makin hari makin baik. Tinggal menunggu hasil swab negatif dan ia diizinkan pulang.

Ternyata tak semudah itu untuk bisa dinyatakan sembuh, dia sempat kembali sedih dan menangis lagi ketika tahu hasil swab yang ke empat positif lagi. Hanya semangat sembuh dan sembuh yang menjadikannya kuat untung menghadapi kenyataan.

Menurut pengakuannya, perawat-perawat di ruang isolasi saat masuk ke ruangan juga selalu mengangkat tangan memberi kode untuk tetap semangat.
"Semangat, ya, Bu!" "Siaap, Suster! Terima kasih."

Kesan yang mendalam didapatnya dari para tenaga medis yang merawatnya. Perawat Covid itu sungguh luar biasa dedikasinya dalam menjalankan tugas.
 
Jumlah pasien covid jika dibandingkan dengan perawatnya sangat tidak sebanding. Ia lalu berjanji tidak rewel atas pelayanan para perawat.  Kadang kala jika tidak terlayani, bisa jadi karena mereka tidak mendengar permintaan pasien karena baju hasmat yang dikenakan berlapis dan bisa mengurangi pendengaran serta penglihatan.

Menangani pasien covid memang sangat menyibukkan dan tidak mudah karena ada banyak hal yang harus ditangani. Bisa dimaklum sekali, dan ia sangat berterima kasih atas pelayanan paramedis pada saat ia dirawat di ruang isolasi.

Tepat pada hari Minggu tanggal 17 Mei 2020, akhirnya Wati dinyatakan bebas dari Covid setelah hasil swab ke lima dan enam hasilnya negatif. Tujuh belas hari sudah ia dirawat di RSUD Dr. Soetomo.

Puji syukur kepada Tuhan dan ucapan terima kasih tak henti ia ucapkan kepada semua yang telah memberi dukungan baik moril maupun materiil.  Baik teman, tetangga, saudara, terutama bagi keluarga dan tenaga medis yang telah membantunya. Dia seperti mendapat kesempatan membuka lembaran hidup baru dari Allah SWT, dan ini tidak akan disia-siakannya.

"Covid ternyata jauh lebih serius dari yang kita duga. Jangan lupa selalu memakai masker, menjaga jarak, dan sering cuci tangan. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada tubuh kita ketika terinfeksi. Tidak hanya untuk diri kita, tetapi lebih demi orang-orang yang kita cintai," pesannya di akhir cerita. 

Dok. pribadi | Foto Watik bersama keluarganya
Dok. pribadi | Foto Watik bersama keluarganya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun