Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Nyaris Merenggut Nyawanya, Apa yang Bisa Dilakukan Wanita Ini?

30 Mei 2020   15:34 Diperbarui: 30 Mei 2020   15:25 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ke lima, dia tergeletak tak berdaya di kamar rumah sakit dan memakai selang oksigen di hidung. Sudah tidak boleh didampingi karena hasil foto menunjukkan indikasi terkena  Covid.

Tanggal 1 Mei 2020, tes swab pertama di lakukan di rumah sakit swasta tersebut. Kemudian tanggal 3 Mei dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo karena kondisi semakin buruk.

Akhirnya, tanggal 5 Mei 2020 hasil test swab  menyatakan positif Covid.  Saat itu yang dia pikirkan hanya anak-anak dan suaminya yang pada waktu dia sakit selalu setia menemani.

Bersyukurlah ia, ternyata suami dan anak-anak  dalam kondisi sehat dan mereka pun tenang menghadapi apa yang sedang menimpanya.  

Watik bertekat harus kuat dan optimis untuk sembuh, kekuatannya juga berasal dari dukungan anak-anak dan suami. Itulah semangat yang luar biasa agar bisa sembuh dari Covid. Sembuh, sembuh dan sembuh.

Setelah empat hari dirawat di RSUD Dr. Soetomo, pengobatan dari dalam seperti obat-obatan dengan rutin diberikan tiap hari. Badannya pun mulai terasa segar. Infus sudah dilepas, nafsu makan juga makin meningkat, sebentar-sebentar rasanya ingin makan katanya.

Watik bertekad harus kuat. Rasa kangen ingin segera bisa bertemu anak-anak dan suami membuatnya harus optimis pasti sembuh dan harus sembuh. Lagi-lagi semangatnya harus kuat untuk sembuh.

Namun, pada saat kondisi fisik yang menurutnya mulai membaik karena merasakan nafsu makan tinggi, dan dia bisa beraktivitas layaknya orang sehat walau sedang di ruang isolasi,  justru laporan hasil lab menyatakan kondisinya memburuk dan harus segera dipindah ke ruang ICU khusus pasien Covid.

Dia sempat kalut dan bingung, apalagi suaminya bilang bahwa sudah pernah menandatangani surat pernyataan bersedia dan menerima segala tindakan medis apabila kondisi pasien memburuk tanpa harus menghubungi pihak keluarga lagi.

Kondisi ini yang membuatnya stres karena sudah merasa baik-baik saja tetapi dibilang gawat. Dokter Spesialis Paru yang menangani pun merasa aneh.

Setelah mengukur pemakaian oksigen dan mengatakan normal, Dokter juga merasakan kejanggalan dengan ketidaksesuaian antara hasil lab dengan kondisi real fisik pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun