"Jadi, Kang Wito melakukan pencurian sepeda motor dan tertangkap warga kampung? Lalu dihajar ramai-ramai hingga babak belur? Dan sekarang sudah ditahan polisi? Oalaah, Kang Wito kok tega berbuat gitu." Air mata berderai dari sudut mata Minah.
Mendengar penjelasan itu, ayah Minah yang dari tadi diam di balik tirai jadi geram. Selepas adik Wito pulang, diluapkan semua kemarahannya.
"Apa lelaki seperti itu yang menjadi pilihanmu? Apakah nanti anak-anakmu akan kau suapi makanan dari hasil keringat pencuri itu? Baru dua hari lepas dari penjara sudah membuat onar lagi  Apakah kamu ...."
Belum usai semua kalimat Pak Karto keluar dari mulut, napasnya tersengal-sengal, tubuhnya lemas dan terjatuh. Minah berusaha menangkap, namun tak kuasa. Tubuh itu terkapar di lantai.
Minah berteriak sejadinya, meminta pertolongan siapa pun yang mendengar jeritannya. Hatinya hancur menghadapi kenyataan yang ada. Siapa lagi yang akan menjadi lelaki pendamping dalam hidupnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H