Sejenak Shinta terdiam, akhir-akhir ini memang dia yang lebih banyak menemani. Sejak kepulangannya kembali ke Surabaya, dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama putra kecilnya. Jarak umur yang jauh antara putra ke tiga dan kedua kakaknya sangat jauh, tak ayal jika si kecil lebih nyaman dengan bundanya.
Kepindahannya kembali ke Surabaya juga demi kebersamaan keluarganya. Selama ini, jarak jauh selalu ditempuhnya demi pengabdian dan sumpah jabatan. Keluarga adalah nomor dua, setelah tugas negara usai dilaksanakan.
Dukungan penuh dari suami menjadi modal utama pengabdiannya. Setelah lelah berjibaku dengan tugas seharian, pelepas lelah yang utama adalah menghubungi keluarga. Melalui video call, Shinta mengabarkan kesehatannya.
"Kenzo sedang apa, Dik? Sekolah libur, kan? Kakak juga libur semua, jadi gak kesepian, kan?" tanya Shinta.
"Bunda, kapan pulang? Kenzo kangen teman sekolah Kenzo."
"Nanti kalo tugas selesai, Bunda segera pulang, ya, Nak! Bunda juga kangen sama Kenzo." Sambil menahan genangan air mata, Shinta berusaha tegar agar tak jatuh berurai.
"Bunda, kok, Bunda gak pakai baju astronot?" Pertanyaan lugu dari si bontot membuat Shinta tersenyum lebar.
Senyum terpancar indah dari keduanya, walau jarak memisahkan mereka.Sampai kapan pandemi ini akan berlangsung? Sampai kapan pengabdian ini akan berujung? Mempertaruhkan nyawa demi penderita, melupakan keluarga dan sanak saudara.
*Sebuah penghargaan untuk sahabat tercinta dr Nevy Shinta SpPd. Dan untuk tenaga medis lain yang berjuang di garis depan. Tetap semangat menjalankan tugas kemanusiaan.
Tuhan beserta kita, orang-orang yang sabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H