Mohon tunggu...
Anyes Kristiningrum
Anyes Kristiningrum Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance

love reading and travelling visit my blog : www.anyeskristiningrum.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Mental Health Awareness pada Anak

20 Juli 2022   15:15 Diperbarui: 20 Juli 2022   15:29 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: ID pinterest/Sarkepo

Selalu menjadi dilema saat sudah berumah tangga ataupun saat memiliki anak, siapa yang akan merawat anak? siapa yang akan mendidik anak? 

Sebagian besar orang tua hanya berpikiran saat memiliki anak berarti beban keuangan keluarga akan bertambah jadi nomor satunya adalah masalah finansial saja yang terpikirkan padahal kalau kita berusaha memahami banyak aspek yang harus diperhatikan apabila memiliki anak kecil apalagi yang belum memasuki masa sekolah, masa-masa keemasan anak adalah 0 sampai dengan 5 tahun. 

Dimasa-masa itu anak perlu banyak perhatian dan kasih sayang orang tua yang sayangnya masih banyak orang tua hanya mementingkan masalah fnansial saja. 

Padahal kalo kita perlu ketahui masa anak-anak cuma sebentar loh, dibandingkan dengan pengorbanan untuk menjadi hamba duit sepanjang hayat atau sampai pensiun tua. 

Harus berapa banyak orang tua yang melewatkan masa-masa pertumbuhan seorang anak, keadaan psikologis anak yang buruk saat kecil akan membuat luka masa kecil sebenarnya sampai dia dewasa. 

Sayangnya banyak orang yang mengabaikan hal itu sampai tua atau sampai memiliki keluarga dan melakukan hal yang sama kepada anaknya. 

Anaknya pun merasakan luka yang sama dengan orang tuanya luka masa kecil dan hal itu seperti lingkaran setan yang tidak pernah habis dan tidak terputuskan karena tidak pernah diselesaikan dan terus menerus berlanjut.

Padahal kalo orang tua mau sedikit saja membuka wawasannya tentang dunia parenting, mau belajar, dan mau mengerti kondisi psikologis yang tidak nyaman saat kecil dahulu lalu mengevaluasi pengalaman mana yang tidak mengenakkan saat saya kecil dahulu, oo mengapa ya seperti itu? Kenapa Orang tua saya tidak bisa mengerti seorang anak? 

Nahh maka stop jangan lakukan hal yang sama pada anak anda selanjutnya, jangan malah bilang; "Ah dulu aja saya dibegitukan dengan orang tua saya?" Anda nyaman tidak dengan perlakuan seperti itu? Kalo tidak nyaman maka tolong jangan lakukan hal yang sama pada anak anda, jangan buat anak anda merasakan hal yang sama dengan anda.

Terkadang bagi sebagian besar orang, saya bilang ini banyak sekali ya yang seperti ini, mengesampingkan keadaan mental atau perasaan dan cuek-cuek saja seakan semua baik-baik saja namun sebenarnya keadaannya tidak baik-baik saja. Ah yang penting punya duit yang banyak bisa beli ini itu nantinya buat anak. 

Tolong jangan biasakan mendidik anak dengan segala sesuatunya dengan materi, kasih mainan yang mahal saja ya biar anak senang tanpa tau bagaimana esensi mendidik anak yang benar, ajari anak sikap dan nilai-nilai moral apa yang harus diketahui seorang anak. Hal ini yang masih belum dipahami oleh orang tua. 

Orang tua merasa sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk sekolah anaknya,sudah capek kerja untuk anaknya maka boleh berbuat seenaknya seperti menuntut anak harus juara kelas, harus selalu rangking tanpa pernah tau perasaan seorang anak. 

Orang tua sepertinya berhak untuk menuntut anak harus jadi anak yang berhasil ya, kamu harus kayak si A yang sukses bla..blaa..padahal arti kesuksesan itu apakah harus selalu diukur dengan banyaknya materi. Materi hanya ukuran sebuah asset. Aset itu kan banyak bentuknya apakah asset harus berupa mobil, rumah, barang-barang mewah lainnya. 

Punya anak yang baik, penurut, suka menolong, pintar menangkap atau menyerap informasi juga hal yang baik dikatakan sebagai asset masa depan.

Yuk mari para orang tua lebih memahami arti sebuah pendidikan mental,psikologis anak karena hal ini akan dibawa terus sampai akhir hayatnya dan ini harganya lebih bernilai dan mahal dibandingkan ukuran materi duniawi. Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun