Emosi yang kita rasakan, semuanya berasal dari diri kita sendiri, baik emosi positif maupun negatif. Kita harus memiliki keyakinan bahwa emosi yang kita rasakan itu bersumber dari diri kita sendiri dan hal tersebut bisa kita kontrol. Jika kita memiliki keyakinan bahwa kita harus dan akan bahagia, maka hal tersebut pasti akan terjadi. Dan sebaliknya, jika kita tidak pernah yakin untuk bisa bahagia dengan diri kita sendiri, maka hal tersebut juga akan terjadi.
Apa yang kamu pikirkan, itulah yang akan menjadi kenyataan.
"If you think it is possible, it will be possible. If you think it is impossible, the imposible will be possible. Whatever you think; whether posible or impossible will forever be possible to happen."- Israelmore AyivorÂ
4. Bersyukur atas kehidupan saat ini
Kunci kebahagiaan adalah bersyukur. Mungkin bisa dicoba dengan berbicara dengan Tuhan tentang apa yang kita syukuri dan berterimakasih atas apa yang sudah didapat hingga saat ini. Terkadang kita sebagai manusia lupa bahwa apa yang bisa kita dapatkan saat ini tidak terlepas dari kuasa Tuhan.Â
Waktu adalah besaran yang terbatas dan tidak kekal. Rasa syukur akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan tidak lupa akan apa yang pernah dilalui dan apa yang sedang dilalui, baik indah maupun sulit.Â
Filosofi Stoikisme ini mengajarkan saya untuk lebih memanusiakan diri saya sendiri dan tidak menganggap diri sendiri maupun oranglain sebagai beban yang bisa memunculkan perasaan khawatir maupun kecewa. Saya belajar bahwa hidup ini indah dan seharusnya akan menjadi lebih indah ke depannya.
-Anya Prilla Azaria-
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H