Mohon tunggu...
Muhammad Anwar Aziz
Muhammad Anwar Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Islam Negri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Muhammad Anwar Aziz merupakan pemuda kelahiran Metro, 14 November 2005 yang gemar hiling dan menulis, dengan hilingnya tersebut penulis dapat mendapatkan ide dan diaplikasikan pada tulisannya. Anwar Aziz bisa dihubungi melalui akun instagram @anwarazz_ atau bisa dihubungi melalui email anwarxyz11@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila Landasan Esensi Kemerdekaan

8 November 2024   21:25 Diperbarui: 8 November 2024   21:32 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


     Esensi kemerdekaan bukan hanya lepas dari penjajahan, tetapi juga terbangun persamaan hak (equality) di antara seluruh bangsa Indonesia yang majemuk. Didalam bangsa yang majemuk dibutuhkan ideologi pemersatu untuk mampu mengakomodasi seluruh rakyat. 

Pancasila disini merupakan ideologi dan dasar negara yang dirancang sebagai ideologi pemersatu sehingga substansinya harus mampu mengakomodasi seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, etnik, dan lain-lain. Substansi ini yang perlu digali sehingga Pancasila dapat diterima sebagai asas.

     Kebudayaan Indonesia secara sempit dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum terbentuknya bangsa Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia adalah merupakan bagian integral dari kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab.

     Seperti yang diungkapkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam kolomnya berjudul Kemerdekaan: Suatu Refleksi (Aula, 1991: 41). Gus Dur mengatakan, Persiapan yang dilakukan oleh para tokoh bangsa termasuk salah satu perumus Pancasila KH Abdul Wahid Hasyim dari kalangan tokoh agama tidak lantas membuat mereka optimis dalam menyiapkan kemerdekaan.

 Gus Dur mencatat bahwa pada sidang 1 Juni 1945, banyak pemimpin rakyat yang meragukan kemampuan bangsa Indonesia untuk merdeka. Namun, keraguan tersebut justru dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh bangsa sebagai energi positif untuk merumuskan dasar negara. Gus Dur menekankan bahwa esensi kemerdekaan bukan sekadar terbebas dari penjajahan, tetapi juga menciptakan persamaan hak di antara seluruh rakyat Indonesia yang majemuk.

      suatu sistem, arti, nilai, bentuk tatanan sosial, sejarah, adat serta kebiasaan mempunyai peran krusial dalam menunjukkan ensensi kemerdekaan yang sesungguhnya.. Di Indonesia sendiri ini terdapat 656 suku bangsa dengan bahasa lokal 300 macam, kanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik Bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan sehingga mampu memberikan warna ketentraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depan tidak banyak menimbulkan persoalan yang mengancam disintegrasi bangsa. 

Persatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dari sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan mendukung kebudayaan yang beraneka ragam itu perlu diperkokoh dengan kerangka acuan yang bersifat nasional, yaitu kebudayaan nasional. Suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi kehidupan berbangsa dan berkepribadian, akan dapat dibanggakan sebagai identitas nasional.

     Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Amir syaefullah (2012) memandang bahwa kemajemukan masyarakat sebagaimana yang ada di Indonesia adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin disangkal. Dalam masyarakat majemuk, terdapat kekuatan besar dalam berbagai adat istiadat, agama dan kepercayaan, serta berbagai bentuk bahasa yang mengikat kelompok-kelompok masyarakat untuk bersatu melawan penjajahan. 

Walau suku, agama, ras, bahasa, dan budaya kita berbeda, kita tetaplah masyarakat Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila. Visi dan misi kita sama yaitu membangun dan mempertahankan kedaulatan Indonesia. Dengan adanya pedoman dan rambu-rambu tersebut, masyarakat Indonesia dapat menyikapi kemajuan jaman dengan baik dan mempertahankan persatuan bangsa serta kesatuan.

     Menurut Zuhairi Misrawi (2013), meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai aneka ragam budaya, agama, dan suku, tetapi mereka dapat dipersatukan melalui falsafah "Bhinneka Tunggal Ika". Falsafah tersebut semakin kokoh, karena diperkuat oleh Pancasila sebagai landasan ideal dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila mempersatukan keberagaman di Indonesia dengan memberikan pandangan hidup, nilai-nilai luhur, pedoman hidup, norma, hukum, aturan dalam berperilaku yang sama.

     Seperti menurut Winataputra (2012) mengemukakan bahwa "Pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara kebangsaan Indonesia, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Sehingga keberagaman tersebut bukanlah perbedaan yang membatasi kita, melainkan hal yang saling melengkapi dalam persatuan, kesatuan, dan kemajuan Bangsa Indonesia. 

Sebagai negara yang plural dan heterogen, Indonesia memiliki potensi kekayaan multi etnis, multikultur, dan multi agama yang kesemua nya merupakan potensi untuk membangun negara multikultur yang besar "multikultural nation-state". Sehingga kita bisa hidup rukun dan menjadikan perbedaan yang kita miliki sebagai kekuatan bangsa Indonesia.

     Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 dari seluruh dunia, dengan jumlah penduduk menurut sensus yang dilakukan pada September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa dan dengan latar belakang ras, suku, agama dan kepercayaan yang berbeda, masyarakat Indonesia hidup berdampingan sesuai dengan slogan kami "Bhinneka Tunggal Ika". 

Dengan kekayaan yang kita miliki sebagai warga Indonesia ini sepatutnya kita turut bangga. Namun dengan adanya keberagaman yang berarti banyaknya perbedaan yang otomatis akan membuat berbagai macam konflik. 

Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah berhasil mengatasi berbagai ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan (AGTH). Banyak faktor pemecah belah yang selalu membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, antara lain suku, agama, emosi suku dan kelompok (SARA), primitivisme dan ketimpangan pembangunan. Dengan adanya keberagaman budaya ini tentu saja semakin banyak ancaman yang bisa terjadi.

 Tetapi melihat bahwa bangsa Indonesia sudah bisa berdiri dan melangkah sejauh ini adalah hal yang perlu kita sadari bahwa keberagaman budaya, ras, suku, agama dan golongan masyarakat yang Indonesia miliki saat ini bisa menjadi kekuatan bagi bangsa kita. "keragaman ras dan etnis, membangun keragaman yang inklusif, kesadaran multikultural, membangun sikap peka gender dan membangun toleransi".

     Esensi kemerdekaan pancasila dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sehingga perbedaan yang kita miliki tidak menyebabkan perpecahan diantara warga Indonesia. Keberagaman bukan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu yaitu bangsa Indonesia.

     Oleh karena itu, kepada seluruh warga masyarakat Indonesia mari kita isi kemerdekaan ini dengan esensi berpancasila yang mana  senantiasa menjaga serta mencintai keberagaman dalam bingkai pancasila yang kita miliki , yang  merupakan wujud dari semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika. 

Sasanti Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna persaudaraan harus disosialisasikan kepada seluruh rakyat, melalui lembaga-lembaga yang sudah ada seperti lembaga pemerintah, swasta, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga keagamaan, lembaga kepemudaan, agar terbangun hidup yang rukun, damai, aman, toleran, saling menghormati, bekerjasama dan bergotong-royong dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa.

     Esensi kemerdekaan pancasila dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sehingga perbedaan yang kita miliki tidak menyebabkan perpecahan diantara warga Indonesia. Keberagaman bukan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu yaitu bangsa Indonesia. Dan patut kita syukuri bahwa kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai suatu pedoman hidup yang disebut juga dengan ideologi negara, yaitu Pancasila.

     Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang dapat menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia ini menjadi satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia. Dan di dalamnya terkandung lima nilai penting sebagai pedoman bangsa yang mana kemerdekaan bukan sekadar terbebas dari penjajahan, tetapi juga menciptakan persamaan hak di antara seluruh rakyat Indonesia yang bertumpah darah satu tanah air Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun