Mohon tunggu...
Anwar Mulyana
Anwar Mulyana Mohon Tunggu... Guru - Kepala SDN 9 Nagrikaler Purwakarta

Berkiprah sebagai kepala sekolah , memiliki hobi membaca dan menulis di bidang pendidikan. Saat ini aktif dalam program pengembangan kompetensi guru melalui mengisi berbagai kegiatan pelatihan/training baik di sekolah maupun di lembaga lain.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengembangkan Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi

3 Oktober 2024   14:47 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:07 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang di maksud Kompetensi Literasi Pendidik?

Kemampuan seseorang dalam literasi adalah keterampilan dasar yang diperlukan oleh setiap individu. Diperlukan agar dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang semakin maju dan kompleks. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memiliki kompetensi literasi yang baik. Tujuannya untuk membantu membangun kemampuan literasi siswa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berfikir kritis , berkomunikasi serta memahami informasi yang kompleks dan beragam.

Literasi adalah kemampuan untuk memahami, mengolah, dan menggunakan informasi. Kompetensi literasi pendidik merujuk pada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pendidik terkait dengan literasi. Pendidik yang memiliki kompetensi literasi yang baik dianggap memiliki kemampuan untuk memahami konten yang berkaitan dengan ilmu-ilmu pengetahuan, mengaplikasikan informasi tersebut dalam pembelajaran, dan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan literasi mereka.

Secara khusus, kompetensi literasi pendidik terdiri dari beberapa aspek keterampilan literasi, yaitu:

1) Kemampuan membaca dan memahami teks.

Pendidik yang memiliki kompetensi literasi yang baik diharapkan memiliki kemampuan membaca dan memahami berbagai jenis teks yang berkaitan dengan bidang pendidikan yang ia ajarkan. Kemampun ini mencakup memahami makna teks, menilai kebenaran informasi, mengidentifikasi struktur dan gaya bahasa, serta menerapkan keterampilan membaca dalam pembelajaran.

2) Kemampuan menulis

Pendidik yang kompeten dalam hal literasi memiliki kemampuan menulis yang baik. Hal ini menyangkut kejelasan dan keakuratan, serta mampu mengadaptasi gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang dibuat. Pendidik juga harus mampu memberikan umpan balik yang efektif pada tulisan siswa dan memberikan bimbingan dalam mengembangkan kemampuan menulis mereka. Penulisan adalah salah satu keterampilan yang penting dalam literasi.

3) Kemampuan berbicara dan mendengarkan

Kompetensi literasi pendidik dilihat dari kemampuan berbicara dan mendengarkan dengan baik. Pendidik dapat menyampaikan materi secara jelas dan efektif, serta mampu memfasilitasi diskusi kelas dan mengembangkan keterampilan berbicara siswa. Selain itu, kemampuan mendengarkan yang baik juga menjadi hal yang penting bagi pendidik untuk dapat memahami siswa dengan lebih baik.

4) Kemampuan teknologi informasi dan komunikasi

Dalam era digital seperti saat ini, kemampuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangatlah penting dalam kompetensi literasi pendidik. Pendidik harus memahami bagaimana mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran mereka, menggunakan media sosial secara efektif, dan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan TIK mereka.

5) Kemampuan kritis dan analitis

Kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis menjadi hal yang penting dalam literasi. Pendidik harus mampu membantu siswa untuk memahami dan menilai teks dengan kritis, menganalisis data, serta mengambil kesimpulan yang tepat berdasarkan informasi yang diperoleh.

Dengan demikian,  kompetensi literasi pendidik adalah kombinasi dari keterampilan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, teknologi informasi dan komunikasi, serta berpikir kritis dan analitis. Pendidik yang mampu mengembangkan dan memperkuat kompetensi literasi mereka diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan, berkualitas , efektif dan berpusat pada siswa.

Metode apa yang digunakan untuk Pembelajaran Literasi?

Belajar membaca dan menulis adalah keterampilan mendasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menjadi landasan untuk belajar keterampilan lain, seperti matematika atau sains, tetapi juga sangat penting dalam memperoleh pekerjaan dan menjadi bagian yang produktif dalam masyarakat. Namun, banyak orang menghadapi kendala dalam memperoleh keterampilan membaca dan menulis yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk memahami adanya berbagai metode pembelajaran literasi yang yang digunakan oleh pendidik.

Metode pembelajaran literasi yang paling umum digunakan adalah baca-tulis-tradisional. Metode ini melibatkan pengujian kemampuan membaca dan menulis peserta didik, lalu memberi tugas-tugas tertulis dan membaca, dan kemudian menguji kemampuan kembali. Namun, metode ini bisa jadi monoton dan membosankan bagi beberapa siswa, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau memiliki tingkat keterampilan baca-tulis yang lebih rendah.

Ada banyak metode pembelajaran literasi yang menarik dan bervariasi, yang dapat membantu meningkatkan kecakapan membaca dan menulis siswa. Metode yang dapat dicoba, antara lain:

1) Metode Cooperative Learning

Metode Cooperative Learning adalah metode yang menekankan pada tujuan pembelajaran bersama-sama untuk mencapai hasil yang lebih baik. Ketika menggunakan metode ini, para siswa dapat belajar sambil bekerja sama dengan teman sebayanya dalam kelompok, dan mendukung satu sama lain dalam pemahaman materi.

Metode Cooperative Learning dapat digunakan dalam berbagai macam format, seperti diskusi kelompok, presentasi kelompok, maupun pada saat mengerjakan tugas kelompok. Para siswa biasanya diberi kesempatan untuk membaca dan menulis secara kooperatif dalam kelompok, dengan memberikan dukungan satu sama lain untuk memahami konsep yang terkait.

2) Metode Games-Based Learning

Metode Games-Based Learning melibatkan penggunaan permainan untuk membantu siswa memahami konsep literasi yang berbeda. Metode ini dapat dilakukan dengan memilih permainan yang menarik yang memperkuat keterampilan membaca dan menulis seperti tebak tebakan, teka-teki silang, atau permainan yang mempertajam daya ingat dan pengamatan.

Selain itu, ada permainan papan yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Salah satu permainan tersebut adalah "Apples to Apples". Dalam permainan ini, peserta didik harus mempertimbangkan beberapa pilihan kata untuk memainkan kartu terbaik yang cocok dengan kata yang diberikan oleh pemain lain di atas meja.

3) Metode Storytelling

Metode Storytelling adalah cara yang menyenangkan dan kreatif untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Metode ini melibatkan mengajarkan ssiwa untuk menulis cerita mereka sendiri dan juga mendengarkan cerita yang diceritakan orang lain.

Dalam hal ini, siswa dapat memilih tema yang diinginkan dan dibimbing dalam menuliskan sebuah cerita dengan petunjuk untuk memastikan bahwa cerita mereka diorganisir dengan baik dan mudah dipahami. Selanjutnya, siswa juga harus mendengarkan cerita yang diberikan oleh teman-teman mereka sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan dan keterampilan memahami.

4) Metode Multimedia Learning

Metode Multimedia Learning melibatkan penggunaan berbagai macam media seperti buku, gambar, video, audio, animasi, dan sumber daya online untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Metode ini juga memungkinkan siswa untuk mempelajari materi dengan cara yang lebih interaktif, terutama dalam era digital saat ini.

Dalam hal ini, siswa dapat mendengarkan podcast atau menonton video online untuk memperoleh informasi tentang topik tertentu. Mereka juga dapat menggunakan sumber daya online seperti wikipedia dan khan academy untuk membantu mereka memahami konsep yang mereka pelajari.

Apa yang di maksud Kompetensi Numerasi Pendidik?

Kompetensi numerasi pendidik merujuk pada kemampuan seorang pendidik dalam mengajar dan membimbing siswa untuk memahami konsep matematis dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi ini meliputi pemahaman tentang prinsip-prinsip pembelajaran, pemahaman tentang konsep-konsep matematika, dan kemampuan dalam merancang dan memberikan aktivitas pembelajaran yang relevan dan bermanfaat bagi siswa.

Seorang pendidik harus memahami konsep-konsep matematika dan kemampuan untuk merancang aktivitas pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika di kelas harus relevan dengan kehidupan nyata siswa dan siswa harus dapat melihat bagaimana konsep-konsep matematika yang mereka pelajari dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Misalnya, seorang pendidik harus dapat menunjukkan bagaimana aljabar digunakan untuk memecahkan masalah pada dunia bisnis atau bagaimana persamaan matematika digunakan dalam ilmu fisika.

Selain itu, seorang pendidik juga harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif. Pendekatan dalam mengajar juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, kelas-kelas yang heterogen, dan kurikulum yang telah ditetapkan. Juga, seorang pendidik harus dapat memilih dan menggunakan berbagai strategi dan alat bantu pembelajaran untuk mendukung tingkat pemahaman siswa dan kemampuan menguasai konsep-konsep matematika.

Secara keseluruhan, kompetensi numerasi pendidik harus mencakup pemahaman dan aplikasi konsep matematika, desain pembelajaran yang menyenangkan, memadukan konsep dengan kehidupan nyata siswa, dan penggunaan strategi dan alat bantu pembelajaran yang efektif. Dengan kompetensi numerasi pendidik yang kuat, siswa akan merasa lebih termotivasi dan merasa yakin untuk menguasai konsep-konsep matematika dan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka

Penguasaan numerasi atau kemampuan matematika merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik untuk mengembangkan berbagai metode pembelajaran numerasi yang efektif dan efisien untuk membantu siswa dalam memahami dan memperoleh kemampuan matematika dengan lebih baik.

 Metode apa yang digunakan untuk Pembelajaran Numerasi?

Berikut adalah beberapa metode pembelajaran numerasi yang dapat digunakan oleh pendidik:

1. Metode Brainstorming

Metode pembelajaran numerasi ini melibatkan partisipasi aktif dari siswa dalam menemukan solusi untuk masalah matematika. Dalam metode ini, siswa diminta untuk memikirkan sebanyak mungkin solusi yang mungkin dan membahasnya dengan kelompok mereka untuk menemukan solusi yang paling tepat.

Metode Brainstorming dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis, mengasah keterampilan pemecahan masalah dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam memecahkan masalah matematika.

2. Metode Cooperative Learning

Metode Cooperative Learning juga bisa digunakan dalam pembelajaran numerasi. Metode ini menekankan pada kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama atau kelompok. Dalam metode ini, siswa bekerja sama dalam merespon teks matematika, menyelesaikan masalah matematika, memberikan umpan balik atau mengoreksi kesalahan satu sama lainnya.

Metode Cooperative Learning dapat meningkatkan kemampuan sosial-emosional siswa, seperti kemampuan untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan mengembangkan rasa tanggung jawab. Selain itu, metode pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan akademik, seperti kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan pemahaman bacaan.

3. Metode Discovery Learning

Metode Discovery Learning merupakan salah satu dari metode pembelajaran numerasi yang dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika. Metode ini memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika.

Dalam metode ini siswa diberikan masalah matematika yang cukup menantang dan melibatkan berbagai konsep numerasi. Siswa kemudian diminta untuk menemukan sendiri pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa strategi yang berbeda, seperti mengamati, bereksperimen, dan mempertimbangkan solusi yang berbeda.

4. Metode Games Based Learning

Metode secara taktis yang kreatif dapat membuat pembelajaran numerasi menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Metode ini melibatkan penggunaan permainan yang diintegrasikan dengan konsep-konsep matematika.

Metode Games-Based Learning dapat membantu siswa dalam belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, membangun rasa percaya diri, dan mendorong siswa untuk mencari solusi dari berbagai sisi.

5. Metode Multimedia Learning

Metode pembelajaran numerasi Multimedia adalah metode yang memungkinkan siswa untuk menyerap informasi kedalam konten yang beragam dan menyenangkan. Metode ini melibatkan penggunaan teknologi seperti video, audio, dan grafik dalam konteks pembelajaran matematika.

Metode Multimedia Learning dapat membantu siswa dalam mengasosiasikan konsep-konsep matematika dengan realita kehidupan sehari-hari, membuat pembelajaran lebih interaktif dan efektif, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.

Dengan menggabungkan beberapa metode pembelajaran numerasi di atas, pendidik dapat membantu siswa untuk mengembangkan minat dalam matematika dan membantu mereka meningkatkan kemampuan matematika mereka. Kuncinya adalah untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan siswa serta memilih metode yang efektif dan efisien dalam membantu siswa memahami konsep-konsep matematika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka

Bagaimana menerapkan asesmen awal pembelajaran literasi dan numerasi?

Asesmen awal pada pembelajaran literasi dan numerasi merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa di bidang tersebut. Dalam hal ini, asesmen awal bertujuan untuk menentukan tingkat kemampuan siswa pada bidang literasi dan numerasi, sekaligus menentukan strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk setiap siswa. Berikut adalah beberapa cara menerapkan asesmen awal untuk membantu dalam pembelajaran literasi dan numerasi:

1. Menggunakan Tes Standardisasi

Menggunakan tes standardisasi merupakan cara yang umum dalam melakukan asesmen awal pada bidang literasi dan numerasi. Tes ini secara umum meliputi pemahaman bacaan, menulis, kemampuan matematika serta keterampilan literasi lainnya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tes ini bertujuan untuk menguji kompetensi dasar siswa pada level tertentu, seperti level SD, SMP, atau SMA. Pendidik dan siswa dapat memfaatkan Platform Merdeka Mengajar  (PMM) untuk mengikuti asesmen literasi dan numarasi.

Dari hasil tes bisa ditentukan secara jelas sejauh mana kemampuan siswa dan juga kekuatan dan kelemahan mereka. Hasil tes juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempersiapkan strategi pembelajaran yang sesuai.

2. Mengamati Siswa

Mengamati siswa saat pembelajaran dapat menjadi cara alternatif untuk melakukan asesmen awal. Dalam hal ini, guru bisa melihat bagaimana siswa mengerjakan tugas dan memperhatikan cara siswa berpikir dan merespon pembelajaran.

Melalui observasi seperti ini, guru dapat menemukan kekuatan dan kelemahan siswa lebih rinci dan dapat menggunakan informasi ini untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Wawancara

Wawancara dengan siswa atau orang tua siswa juga dapat dilakukan sebagai bentuk asesmen awal pada bidang literasi atau numerasi. Dalam hal ini, wawancara dapat digunakan untuk mengetahui kebiasaan baca, keterampilan menulis, kemampuan matematika, serta tantangan apa saja yang dihadapi oleh siswa.

Dalam wawancara, guru dapat mengetahui bagaimana siswa memandang materi literasi atau numerasi, seberapa sering mereka membaca buku atau menyelesaikan soal-soal matematika, dan seberapa percaya diri mereka dalam mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan literasi atau numerasi.

4. Mengevaluasi Karya Siswa

Mengevaluasi karya siswa bisa menjadi cara lain yang berguna untuk melakukan asesmen awal pada pembelajaran literasi dan numerasi. Dalam hal ini, guru bisa menilai karya siswa, seperti esai, cerita, atau hasil kerja matematika, dan menentukan kemampuan dasar siswa pada literasi atau numerasi.

Dari hasil penilaian ini, guru dapat menentukan kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang literasi dan numerasi serta mempersiapkan strategi pembelajaran yang lebih spesifik.

Kesimpulan

Ada banyak metode pembelajaran literasi yang tersedia. Metode Cooperative Learning, Games-Based Learning, Storytelling, dan Multimedia Learning. Dengan menggabungkan beberapa metode tersebut dalam pembelajaran, sisiwa dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk memahami dan meningkatkan keterampilan membaca dan menulis mereka, dan karena itu menjadi lebih efektif dan terampil dalam kehidupan mereka.

Selain itu ada beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran numerasi. Diantaranya adalah Metode Brainstorming, Metode Cooperative Learning, Metode Discovery Learning, Metode Games Based Learning dan Metode Multimedia Learning. Dengan menggabungkan beberapa metode tersebut dalam pembelajaran, siswa dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk memahami dan meningkatkan keterampilan numerasi siswa,  sehingga dapat digunakan  dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Asesmen awal pada pembelajaran literasi dan numerasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan tes standardisasi, mengamati siswa, melakukan wawancara dengan siswa atau orangtua, dan mengevaluasi karya siswa. Apapun metode yang digunakan, penting untuk memahami kekuatan dan kelemahan siswa, sehingga guru dapat mempersiapkan strategi pembelajaran yang tepat dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun