Secara sederhana Critical Thinking / Berpikir Kritis dapat diartikan sebagai pola pikir manusia dalam pengambilan sebuah keputusan apakah telah sesuai atau rasional dengan menitik beratkan kepada hasil analisis fakta-fakta serta ide pemikiran yang logis sehingga menghasilkan suatu keputusan terbaik.
Sebelumnya alasan penulis mengangkat tema Critical Thinking dalam artikel ini adalah karena langkanya Critical Thinking saat ini terutama dikalangan masyarakat. Hal ini dapat terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari dimana banyak sekali berita-berita hoax yang bertebaran baik yang tersebar secara lisan maupun yang tersebar dimedia sosial. Hal ini menunjukan bahwa rendahnya Critical Thinking dalam menanggapi setiap informasi  yang dimiliki masyarakat saat ini.
Oleh karena itu sebagai pendidik, penulis berharap bisa memberikan edukasi bagi semua yang membaca artikel ini terutama para guru hebat yang saat ini mengemban tanggung jawab untuk mencerdaskan para penurus bangsa. Bahwa betapa pentingnya menanamkan Critical Thinking sejak dini terutama bagi peserta didik yang saat ini sedang menempuh pendidikan dibangku sekolah.Â
Yang menjadi pertanyaan tentunya bagaimana cara menerapkan Critical Thinking di dunia pendidikan?
Seperti yang kita ketahui bersama sebagai seorang pendidik terkadang kita dibingungkan dengan pilihan – pilihan model pembelajaran mana yang sesuai untuk peserta didik kita saat ini.Â
Berdasarkan hasil pengalaman lapangan yang telah saya laksanakan selama melaksanakan kegiatan PPG Tahun 2022 ini bahwasanya ada dua model pembelajaran yang pernah penulis gunakan dan kedua model tersebut didalamnya menuntut peserta didik untuk berpikir kritis. Oleh karena itu pada artikel kali ini penulis akan membahas dua  model pembelajaran yang penulis pakai dalam pelaksnaan pembelajaran disekolah dalam kegiatan PPG Tahun 2022. Adapun model pembelajaran yang dimaksud, yaitu :
- PBL (Â Problem Based Learning )
Model Pembelajaran Problem Based Learning / Pembelajaran berbasis masalah adalah jenis model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu masalah/kasus secara langsung. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk mencari solusi untuk menyelesaikan suatu masalah/kasus. Dengan demikian peserta didik akan berusaha dengan berbagai cara untuk bisa memecahkan setiap permasalahan yang diberikan dengan melakukan analisisi maupun pengumpulan fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diselesaikan.Sehingga dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik akan lebih aktif dan pembelajaran akan lebih berpusat kepada peserta didik (students-centered).  Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning antara lain sebagai berikut :
- Orientasi peserta didik pada masalah
Pada tahap ini guru menjelaskan kepada peserta didik menenai tujuan pembelajaran, perlengkapan yang dibutuhkan serta memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. - Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasaikan tugas belajar peserta didik terkait dengan masalah yang harus dipecahkan. - Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Pada tahap ini guru memiliki peran mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dipilih, serta mendorong peserta didik untuk melakukan eksperimen hingga mendapatkan pemecahan masalah. - Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyampaikan bentuk laporan yang sesuai untuk menunjukan hasil penyelidikan. Baik dalam bentuk video, model maupun laporan. - Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini guru membantu mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan yang telah dilakukan peserta didik.
- Orientasi peserta didik pada masalah
- PjBL (Project Based Learning)
Model pembelajaran Project Based Learning/ Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk berhadapan langsung dengan proyek/kegiatan sebagai media pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning peserta didik dituntut untuk dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan penggalian informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.Project Based Learning sebetulnya tidak berbeda jauh dengan model pembelajaran Problem Based Learning dimana kedua model pembelajaran tersebut berpusat pada peserta didik (student-centerd). Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Project Based Learning diantaranya sebagai berikut :
- Menentukan pertanyaan dasar
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, dimana pertanyaan tersebut harus mengandung permasalahan yang harus dipecahkan dan menghasilkan sebuah penemuan maupun produk. Selain itu juga tema yang ditentukan harus berorientasi pada fakta dunia nyata yang mendorong peserta didik bersemangat dalam melakukan investigasi yang mendalam. - Membuat desain proyek
Pada tahap ini guru berasama peserta didik melakukan kolaborasi dalam melakukan perencanaan. Perancanaan disini dapat berupa aturan main maupun pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam pemecahan masalah pada proyek yang sedang dikerjakan. Dengan demikian diharapkan peserta didik merasa memilki atas proyek yang sedang dikerjakan. - Menyusun penjadwalan
Pada tahap ini guru bersama peserta didik melakukan kolaborasi dalam menyusun penjadwalan kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Selain itu juga dalam menyusun penjadwalan waktu penyelesaian proyek harus jelas. Selain itu peserta didik diberikan arahan untuk mengelola waktu yang ada. - Memonitor kemajuan proyek
Pada tahap ini guru memiliki tanggung jawab untuk memantau kegiatan pengerjaan proyek yang dilakukan oleh peserta didik. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Supaya mempermudah pemantauan proyek yang sedang dilaksanakan maka perlu dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruahan kegiatan yang penting. - Penilaian hasil
Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap proyek yang dikerjakan oleh peserta didik. Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi serta mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik. Sehingga dengan demikian guru dapat menentukan strategi pembelajaran berikutnya. - Evaluasi pengalaman
Pada tahap ini guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dapat dilaksanakan secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman selama menyelesaikan proyek.
- Menentukan pertanyaan dasar
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kedua model pembelajaran diatas, menurut penulis merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan proses berpikir kritis peserta didik yang efektif, karena peserta didik dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan berdasarkan hasil analisis, pengumpulan fakta-fakta dan juga pemikiran yang logis. Sehingga akan menumbuhkan kreatifitas dan inovasi baru yang dihasilkan dari proses berpikir kritis peserta didik. Â
Selain menggunakan model pembelajaran diatas tentunya peran guru dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menjadi pemikir yang kritis merupakan faktor terpenting tercapainya tujuan yang diharapkan. Sehingga guru pun harus mampu berpikir kritis dalam mengelola pembelajaran yang baik dan layak untuk peserta didiknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI