- Menentukan pertanyaan dasar
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, dimana pertanyaan tersebut harus mengandung permasalahan yang harus dipecahkan dan menghasilkan sebuah penemuan maupun produk. Selain itu juga tema yang ditentukan harus berorientasi pada fakta dunia nyata yang mendorong peserta didik bersemangat dalam melakukan investigasi yang mendalam. - Membuat desain proyek
Pada tahap ini guru berasama peserta didik melakukan kolaborasi dalam melakukan perencanaan. Perancanaan disini dapat berupa aturan main maupun pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam pemecahan masalah pada proyek yang sedang dikerjakan. Dengan demikian diharapkan peserta didik merasa memilki atas proyek yang sedang dikerjakan. - Menyusun penjadwalan
Pada tahap ini guru bersama peserta didik melakukan kolaborasi dalam menyusun penjadwalan kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Selain itu juga dalam menyusun penjadwalan waktu penyelesaian proyek harus jelas. Selain itu peserta didik diberikan arahan untuk mengelola waktu yang ada. - Memonitor kemajuan proyek
Pada tahap ini guru memiliki tanggung jawab untuk memantau kegiatan pengerjaan proyek yang dilakukan oleh peserta didik. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Supaya mempermudah pemantauan proyek yang sedang dilaksanakan maka perlu dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruahan kegiatan yang penting. - Penilaian hasil
Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap proyek yang dikerjakan oleh peserta didik. Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi serta mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik. Sehingga dengan demikian guru dapat menentukan strategi pembelajaran berikutnya. - Evaluasi pengalaman
Pada tahap ini guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dapat dilaksanakan secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman selama menyelesaikan proyek.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kedua model pembelajaran diatas, menurut penulis merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan proses berpikir kritis peserta didik yang efektif, karena peserta didik dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan berdasarkan hasil analisis, pengumpulan fakta-fakta dan juga pemikiran yang logis. Sehingga akan menumbuhkan kreatifitas dan inovasi baru yang dihasilkan dari proses berpikir kritis peserta didik. Â
Selain menggunakan model pembelajaran diatas tentunya peran guru dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menjadi pemikir yang kritis merupakan faktor terpenting tercapainya tujuan yang diharapkan. Sehingga guru pun harus mampu berpikir kritis dalam mengelola pembelajaran yang baik dan layak untuk peserta didiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H