3. Cara belajar anak yang beragam tidak sama
4. Kesempurnaan organ tubuh atau Anak Berkubuthan Khusus dalam fisik (seperti; tuli, buta, bisu dan lain sebagainya)
Selain 3 (tiga) di atas perbedaan yang dimiliki oleh anak "agak" sulit kita mentoleransi bahwa termasuk juga diberikan pelayanan atas dasar dalil pembelajaran berdiferensiasi, misalnya terkait "minat" anak, seperti; ada anak yang tidak minat belajar matematika!Â
Apakah kita akan mentoleransi anak itu boleh belajar yang lain saja sebagai pengganti matematika apalagi kalau hanya sekedar alasan "Malas", yang ternyata malas itulah sebenarnya menjadi alasan dalam diri anak tersebut.Â
Malas seperti itu Tidak Bisa dan Tidak Benar, karena ketika kita bicara dalam konteks pendidikan semua anak itu punya kemampuan modal dasar yang sama dengan anak yang lainnya yaitu modal "otak" atau pikiran.
Kalau dalam agama setiap anak itu punya "Fithroh" yaitu Potensi Baik. Adapun masalah minat itu hanya terkait motivasinya saja terhadap apa yang disukainya.Â
Oleh karena itu, apabila ada anak yang tidak minat belajar matematika solusinya bukan menggantinya tidak belajar matematika, tetapi yang menjadi solusinya tersebut ialah bagaimana cara kita agar anak itu bisa membuka hati mempunyai kesadaran hati bahwa belajar matematika itu penting dalam "Kehidupannya" baik sekarang maupun akan datang.Â