Ketiga menyadari dalam diri manusia terdapat dua instrumen hardware pada manusia yakni jasad dan software manusia yaitu jiwa, yang mana seringkali saya memaksakan diri untuk belajar atau melakukan kegiatan yang mendukung kegiatan belajar tetapi tidak menjaga kebugaran jasad dengan berolah raga, mengatur pola makan sehat, istirahat untuk bersantai, menenangkan pikiran, atau menjalankan bakti sosial.
Juga dalam jiwa saya merasakan kejenuhan dan merasa terbebani dengan aktivitas belajar yang padat tanpa adanya kesempatan berekreasi untuk memulihkan keadaan setelah jiwa yang letih tentunya memerlukan rekreasi atau sesuatu hiburan yang memulihkan semangat dalam beraktivitas dan beribadah tentunya tidak sampai membuat bermalas-malasan atau terlalu santai. Imam Ali bin Abi Thalib berkata:
إن القلوب تمل كما تمل الأبدان
فابتغوا لها طرائف الحكمة
"Adakalanya jiwa kita dihinggapi rasa jenuh dan bosan sebagaimana halnya badan. Sediakanlah bagi jiwa ini rekreasi-rekreasi pelipur lara sarat makna."
Keempat ustaz memberi nasihat terkadang sesuatu butuh pembiasaan agar bisa menjadi kebiasaan dan kemudian jadi karakter permanen (malakah).
Terakhir dalam agama islam kita diajarkan agar tidak ifrad (berlebih-lebihan) dan tafrid (kebalikan ifrad yakni kekurangan) dalam beragama tetapi harus I'tidal (seimbang). Seperti ketika sudah berusaha seperti belajar ketika mengalami kesulitan maka harus diulang-ulang, berdiskusi, dan bertanya harus disertai doa, mengerjakan salat dan meminta syafaat kepada Allah.
Terima kasih sudah membaca mohon maaf bila ada kesalahan dalam tulisannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H