Pendidikan merupakan perihal yang sangat vital dalam menyokong sebuah proses penanaman ilmu pengetahuan terutama yang hendak diberikan kepada anak usia dini. Pendidikan usia dini adalah basis teruntuk pembangunan kepribadian insan secara integral, yaitu sosok insan yang mempunyai keimanan, ketaqwaan, karakter, budi pekerti luhur, berpengetahuan, kreatif dan independen.
Dengan demikian, pendidikan anak usia dini mempunyai andil yang sangat urgen dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Anak usia dini adalah masa manusia memiliki keunikan yang perlu dipedulikan oleh orang dewasa, anak usia dini unik dalam kemampuan yang dipunyai dan pelayanannya pun perlu betul-betul supaya segala pengetahuan dapat menjadi fondasi dalam menapaki langkah perkembangan selanjutnya (Suryana, 2013).
Di usia dini merupakan tahap kehidupan yang menarik, dan berada pada masa proses metamorfosis berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani ataupun rohaninya yang berlaku sepanjang hidup, berangsur-angsur dan kontinu. Pada umur 0-6 tahun otak berkembang begitu cepat sampai 80 %.
Anak-anak merupakan keturunan yang akan menentukan nasib bangsa di depan. Masa ini disebut masa keemasan (golden age). Pada periode tersebut dicirikan dengan timbulnya rasa peka, identifikasi, meniru, dan penjelajahan anak. Periode ini tak akan dapat dikembalikan, seharusnya orang tua memberikan kesempatan untuk anak dalam melalui waktu-waktu emas ini.  Dari  makalah ini penulis mencoba memaparkan agar dapat dipelajari dan dipahami mengenai konsep pendidikan  PAUD aspek yang penting dalam manajemen PAUD.
PEMBAHASAN:
1. Perencanaan Kurikulum
Pergantian kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan hal yang umum terjadi, namun tidak selalu mudah untuk dihadapi bagi guru sebagai garda depan yang akan mengimplementasikan kurikulum tersebut. Berdasarkan hasil persentase kuesioner dari guru TK Kota Mojokerto sebayak 65,2% telah mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka dan 34,8% belum pernah mengikuti pelatihan. Berlandaskan ihwal tersebut bisa disimpulkan bahwasanya Pelatihan Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan PAUD Kota Mojokerto ini patut untuk dilakukan supaya membagikan pengetahuan pada guru TK bagaimana pengaplikasian kurikulum merdeka di masing-masing satuan, bagaimana membuat modul pembelajaran dan evaluasi pengajaran bersamaan penguatan profil pelajar Pancasila kepada anak usia dini.
Senada dengan pendapat dari Retnaningsih memberikan pernyataan  bahwasanya dalam menyusun Kurikulum Merdeka yang butuh diperhatikan yakni frame dasar dan struktur kurikulumnya. (Eka Retnaningsih & Khairiyah, 2022). Struktur Kurikulum Merdeka PAUD terdiri dari pembelajaran intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Mengenai Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Pembelajaran. Struktur Kurikulum tersusun dari kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler didesain supaya anak usia dini bisa memperoleh kapabilitas yang tertuang di dalam perolehan pembelajaran.
2. Interaksi dengan Orang Tua
Intensitas waktu yang lebih banyak bersama anak disaat pandemi memberikan hasil yang lebih baik, sebab orang tua mampu lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada anak. Hasil dari interaksi orang tua dalam membentuk karakter anak lebih baik dalam membiasakan kegiatan keagamaan sejak dini, pada masa pandemi. Berkomunikasi antara orang tua dengan anak tidak hanya berkaitan dengan penyampaian pesan (dapat berupa ajakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu) tetapi juga untuk menyelesaikan ketegangan-ketegangan yang kerap muncul. Baik penyampaian pesan maupun penyelesaian ketegangan, tentunya disesuaikan dengan usia dan kondisi anak. Ada anak yang mudah untuk diberitahu dan diajak bekerja sama namun ada juga yang memerlukan perlakuan khusus. Â
Komunikasi ialah pertukaran pikiran atau keterangan untuk menciptakan rasa saling mengerti dan juga saling percaya demi terwujudnya suatu hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain. Suatu pertukaran fakta, opini, gagasan, ataupun emosi antara dua orang atau lebih disebut sebagai komunikasi. Komunikasi antar orang tua dengan anak yang di jalin dengan interaksi yang intens Berkomunikasi antara orang tua dengan anak tidak hanya berkaitan dengan penyampaian pesan (dapat berupa ajakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu) tetapi juga untuk menyelesaikan ketegangan-ketegangan yang kerap muncul. Baik penyampaian pesan maupun penyelesaian ketegangan, tentunya disesuaikan dengan usia dan kondisi anak. Ada anak yang mudah untuk diberitahu dan diajak bekerja sama namun ada juga yang memerlukan perlakuan khusus. ataupun jarang memiliki dampak yang berbeda. Interaksi yang positif atau negatif juga memiliki dampak yang berbeda pula.
Kemampuan maupun keterbatasan orang tua dari segi waktu juga mempengaruhi dampak kepada anak, namun penelitian ini difokuskan pada saat pandemi covid 19. Masa pandemi covid 19 yang terjadi di beberapa daerah mengalami pembatasan sosial, sehingga intensitas keluarga antar orang tua dengan anak lebih banyak berkumpul dirumah dibandingkan dengan masa sebelum adanya pandemi yang terjadi saat ini. Interaksi orang tua dalam membentuk karakter spiritual anak dengan memberikan contoh yang dilakukan oleh orang tua didepan anak, memberikan penjelasan yang mudah dipahami anak. Kasih sayang yang diberikan bukan untuk memanjakan anak, namun untuk memberikan rasa nyaman bagi anak.
Interaksi antar orang tua dan anak bukan hanya sekedar dari ucapan, namun juga contoh tindakan kepada anak Interaksi orang tua dalam membentuk karakter spiritual anak dengan memberikan contoh yang dilakukan oleh orang tua didepan anak, memberikan penjelasan yang mudah dipahami anak. Kasih sayang yang diberikan bukan untuk memanjakan anak, namun untuk memberikan rasa nyaman bagi anak. Interaksi antar orang tua dan anak bukan hanya sekedar dari ucapan, namun juga contoh tindakan kepada anak. Interaksi orang tua dalam membentuk karakter spiritual anak dengan memberikan contoh yang dilakukan oleh orang tua didepan anak, memberikan penjelasan yang mudah dipahami anak. Kasih sayang yang diberikan bukan untuk memanjakan anak, namun untuk memberikan rasa nyaman bagi anak. Interaksi antar orang tua dan anak bukan hanya sekedar dari ucapan, namun juga contoh tindakan kepada anak.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Gambaran lengkap mengenai pendidikan dan perkembangan anak usia dini ini dipetakan dan dihubungkan ke dalam satu aplikasi berbasis Android yang secara sistematis menampilkan data individu dan kelompok (seperti profil sekolah) di berbagai bidang kehidupan pendidikan anak usia dini. Pihak yang berwenang dapat dengan mudah mengakses data kapan saja menggunakan tablet atau ponsel di area yang belum tersedia akses Internet karena infrastruktur jaringan yang tidak memadai. Sistem ini juga memungkinkan penyimpanan cadangan offline yang dapat terhubung secara otomatis ke server ketika ada koneksi internet.
Entri data secara langsung melalui tablet/ponsel diprogram dan terhubung ke dashboard pelaporan yang dapat digunakan oleh pemangku kepentingan terkait di semua tingkatan. Akses dibatasi pada sistem login yang aman untuk mencegah penyalahgunaan data. Berdasarkan temuan penelitian, program ini mudah digunakan untuk pemantauan dan evaluasi pendidikan dan perkembangan anak usia dini secara real-time. Â Para pengawas dan lembaga pelapor dapat yakin bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan mencerminkan penyediaan layanan pelatihan di lapangan. Dengan pelaporan digital, mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi anomali dan secara signifikan mengurangi waktu yang diperlukan untuk merespons keadaan darurat seperti pandemi Covid saat ini.
Di daerah pedesaan atau tempat lain dimana petugas pendidikan tersebar dan sulit dijangkau, keberadaan portal dan dashboard online untuk memantau layanan pendidikan dan perkembangan anak setiap hari akan memudahkan pekerjaan mereka, cara ini membuat segalanya lebih efisien dan menjamin petugas mendapatkan informasi yang baik. waktu layanan yang mereka butuhkan secara teratur. Kebijakan administratif PAUD mengacu pada tindakan dan peraturan yang dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan untuk mengatur dan memajukan sistem pendidikan usia dini. Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas, ketersediaan dan efektivitas pendidikan anak usia dini.
Inisiatif lain terkait kebijakan ini antara lain peningkatan akses anak terhadap pendidikan anak usia dini, khususnya bagi anak dari keluarga miskin atau kelompok kurang mampu, serta evaluasi dan pemantauan berkala terhadap lembaga pendidikan anak usia dini untuk memastikan penerapan kebijakan tersebut dengan baik. Mengevaluasi dampak kebijakan penyelenggaraan PAUD terhadap hasil belajar anak merupakan proses penting dalam mengevaluasi apakah kebijakan tersebut berhasil mencapai tujuannya. Evaluasi ini mengumpulkan informasi sejauh mana kebijakan tersebut berdampak pada kualitas pendidikan anak usia dini dan hasil belajar anak.
Beberapa indikator evaluasi yang dapat digunakan adalah:Â
1. Menilai hasil belajar anak: mengukur peningkatan keterampilan kognitif, motorik, bahasa dan sosial anak setelah implementasi kebijakan.Â
2. Meningkatkan mutu lembaga pendidikan anak usia dini. Menilai apakah kebijakan tersebut telah menghasilkan perbaikan dalam fasilitas, kurikulum, kualifikasi guru, dan rasio guru-anak.Â
3. Aksesibilitas: Mengukur apakah lebih banyak anak mempunyai akses terhadap pendidikan PAUD.
4. Pengembangan Profesional Guru
Pendidikan anak usia dini sangat penting bagi perkembangan masa depan seorang anak, sehingga program pelatihan orang tua yang meningkatkan profesionalisme guru PAUD memerlukan keterampilan mengajar yang profesional, termasuk kemampuan guru untuk mengenal secara mendalam siswa yang dilayaninya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk membangun pengetahuan dan pemahaman guru atau pendidik PAUD tentang pentingnya program parenting di sekolah, meningkatkan keterampilan guru atau pendidik PAUD untuk mengembangkan program parenting TK/PAUD, menyusun program parenting. setiap sekolah sesuai dengan kondisi dan pelaksanaan program orang tua di sekolah/pendidikan anak usia dini di sekolah masing-masing, oleh karena itu untuk terlaksananya kegiatan ini perlu diadakan pelatihan-pelatihan terkait program pengasuhan/pendidikan kepada guru PAUD/TK. kota Mataram. Pelatihan ini memberikan informasi teoritis dan praktis.
Pengetahuan teoritis mengacu pada gambaran umum strategi belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan orang tua, tanpa memperhatikan perbedaan bidang ilmu yang bersangkutan. Pada saat yang sama disusun kegiatan praktik dengan memberikan tugas pelatihan kepada peserta sesuai dengan spesialisasinya. Dalam kegiatan pelatihan, anggota kelompok memimpin hingga masing-masing peserta membuat kegiatan yang menggunakan program induk. Â Kegiatan pengabdian yang berupa Pelatihan Parenting Program untuk meningkatkan keterampilan profesional guru PAUD/TK di Kota Mataram terutama dilaksanakan melalui pemberian pendidikan dan pelatihan. yang bervariasi misalnya: Konseling dan Komunikasi Setelah kegiatan ini ada istirahat sejenak yang berisi tanya jawab dan diskusi terkait materi pelatihan.
Kegiatan selanjutnya dilakukan dengan membantu menyelenggarakan program parenting bagi guru PAUD/TK di Kota Mataram, dengan tugas membuat atau menyusun program parenting untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengasuh anak usia dini. Kegiatan pendampingan meliputi implementasi program parenting yang dibuat di lembaga PAUD/TK di kota Mataram. Pelatihan penyuluhan program parenting lebih ditekankan pada peningkatan pemahaman berkait dengan konsep program parenting. Pelatihan diterapkan dalam peningkatan keterampilan pendidik PAUD dalam pengembangan program parenting untuk meningkatkan profesionalisme guru PAUD/TK.
Sehubungan dengan kegiatan pengabdian ini, kami menawarkan pelatihan perancangan program orang tua dan keterampilan pengembangan program orang tua untuk meningkatkan profesionalisme guru PAUD dengan memberikan pelatihan membuat kegiatan/program yang sesuai dengan lingkungan masing-masing lembaga pendidikan, sehingga pelatihan tersebut dapat diminta Selain itu, keterampilan mengembangkan program parenting untuk mengetahui bagaimana memandu persiapan program parenting yang dipilih.Â
Sesekali pengelola PAUD dan pendidik dapat mengunjungi rumah peserta didik untuk menjalin silaturahim dan memupuk ikatan kekerabatan. Keterampilan dalam melaksanakan program parenting untuk meningkatkan profesionalisme guru PAUD/Tk di wilayah Kota Mataram bisa berjalan dengan baik jika mengacu atau melaksanakan program yang sudah di berikan dalam pelatihan dan pengabdian masyarakat. Namun kemampuan dalam mengembangkan dan strategi dalam pembuatan program parenting untuk meningkatkan profesionalisme guru PAUD/TK belum dimiliki oleh guru.Â
Program parenting yang ada disekolah dibuat oleh pihak yayasan dan komite. Kemudian diserahkan kepada pihak sekolah dan diterapkan sesuai dengan rancangan yang sudah ditetapkan tersebut. Oleh sebab itu, pihak sekolah tidak membuat rancangan parenting melainkan melaksanakan jadwal kegiatan parenting yang sudah ditetapkan tersebut. Berdasarkan hasil pelatihan dan pendampingan, peserta mendapatkan informasi mengenai perencanaan kegiatan program orang tua untuk meningkatkan keterampilan profesional guru PAUD/TK di Kota Mataram. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan pelatihan dan pendampingan:
- Faktor-faktor yang mendukung pelatihan :
1. Lembaga pendidikan mendukung penyediaan pusat pelatihan dan koordinasi peserta pelatihan dan pelatihan.Â
2. Kerjasama tim pengabdi dengan seluruh pihak yang mengikuti pelatihan PAUD/TK Klaster 3 di wilayah kota Mataram.Â
3. Para peserta menunjukkan apresiasi yang besar selama kegiatan berlangsung.Â
4. Para peserta terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir, terbukti dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi mengenai materi yang masih belum mereka pahami.
- Faktor penghalang:
 Selama kegiatan pengabdian berlangsung di Klaster 3 Kabupaten Kota Mataram, tim pengabdian tidak menemui kendala administratif maupun teknis karena komunikasi yang baik antara pihak jurusan dan tim pengabdian PG PAUD FKIP Universitas Mataram.
5. Penggunaan Teknologi dan Sumber Belajar
Lembaga pendidikan baik formal maupun informal merupakan salah satu penggagas pendidikan. Melalui berbagai lembaga pendidikan, seseorang dapat mewujudkan potensi dirinya dan meningkatkan keterampilannya. Keberhasilan proses pendidikan di sekolah tidak lepas dari peran pendidik dan fasilitas yang memadai. Misalnya saja pemanfaatan teknologi untuk menunjang pembelajaran dan pengajaran.
Pemanfaatan teknologi di era pandemi harus dioptimalkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Sebab tidak bisa kita pungkiri bahwa zaman sekarang sudah semakin maju. Teknologi sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Telah dikatakan sebelumnya bahwa pembelajaran dilakukan secara jarak jauh pada masa pandemi. Kebutuhan akan penggunaan teknologi semakin meningkat. Dalam pelaksanaan pembelajaran, teknologi digunakan sebagai pelengkap atau alat bantu dalam penyampaian materi. Misalnya saja pembelajaran anak usia dini yang memanfaatkan teknologi untuk membuat video edukasi.
Meski pembelajaran kini dilakukan secara offline, bukan berarti pemanfaatan teknologi akan berkurang. Kenyataannya, hal ini menjadi tantangan bagi para guru, khususnya bagi guru PAUD. Guru perlu lebih kreatif dalam mengemas materi pembelajaran, memadukan pembelajaran tradisional dengan pembelajaran berbasis teknologi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar anak. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa pandemi, anak-anak lebih banyak menggunakan ponsel pintarnya untuk bermain dibandingkan belajar. Kerja sama orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mengatasi situasi ini. Di sekolah, guru harus mempunyai cara terbaik agar siswa dapat mengurangi kecanduan ponsel pintarnya secara bertahap.
Berdasarkan data Statistik Finlandia tahun 2022, katadata.id, hampir separuh anak Indonesia mengetahui cara menggunakan ponsel, dan hampir semua kelompok umur pernah menggunakan Internet. Bukan sekedar pemanfaatan teknologi seperti laptop, layar LCD, aplikasi digital atau internet untuk menunjang proses pembelajaran. Namun pemanfaatan yang dimaksud adalah sejauh mana sekolah memanfaatkan teknologi secara langsung sebagai sumber belajar, semisal alat permainan edukasi yang menggunakan teknologi. Dengan memaksimalkan kreatifitas semua pihak dalam memanfaatkan teknologi dalam bentuk permainan edukatif, diharapkan ketergantungan anak akan smarphone maupun bentuk gadget yang lain dapat berkurang.
Pemanfaatan teknologi di era saat ini semakin pesat. Bahkan teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi semua kalangan. Teknologi tidak hanya digunakan di dunia industry, namun sekolah dan rumah tangga juga sudah sangat akrab dengan berbagai jenis teknologi. Pemanfaatan teknologi di rumah, seperti penggunaan internet dan smartphone sebagai alat pembelajaran interaktif dan  non-interaktif. Sementara itu, di sekolah misalnya, penggunaan komputer, media audio video dan internet. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini masyarakat sudah sadar akan teknologi (Susanti, 2020). Melihat fenomena ini, kami menyelidiki sejauh mana dan bagaimana teknologi digunakan dalam pembelajaran di pendidikan anak usia dini. Kami mengambil informasi dari beberapa TK di wilayah Madiuni. Pertanyaan kami mencakup apakah sekolah menggunakan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, sejauh mana penggunaannya, dan hambatan pembelajaran menggunakan teknologi.
Kami menggunakan metode survei, observasi dan wawancara. Hasil survei bersama menyimpulkan bahwa 26 sekolah yang menjadi responden menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Berdasarkan data survei, observasi dan wawancara, sejauh ini 26 sekolah hanya memanfaatkan teknologi sebagai penunjang pembelajaran. Pemanfaatan teknologi tersebut misalnya penggunaan laptop, proyektor, dan OHP untuk menunjang pembelajaran. Hingga saat ini teknologi telah dimanfaatkan sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran di dalam kelas. Siswa tidak terlibat langsung dalam penggunaan teknologi ini. Teknologi belum dijadikan sebagai alat pembelajaran dimana siswa dapat langsung terlibat dalam penggunaannya.
6. Keamanan dan Kesehatan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda sifatnya namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling terkait pada masa kanak-kanak. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh dan sesuatu yang dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan lain-lain. Tujuan perkembangannya lebih pada pematangan fungsi-fungsi organ tubuh seperti keterampilan sosial, bahasa dan bicara serta keterampilan motorik anak.
Balita yang kelak menjadi penerus bangsa sesuai kualitas pertumbuhan dan perkembangannya perlu mendapat perhatian serius khususnya di Indonesia. Kegiatan yang membimbing tumbuh kembang anak untuk meningkatkan kesehatan jasmani, mental, spiritual dan psikososial guru atau orang tua sehingga dapat mendeteksi sejak dini permasalahan penyimpangan pada anak usia dini adalah dengan pelaksanaan kegiatan. seperti Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang, Bunga (SDIDTK).
Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan anak harus mendapat perhatian lebih serius, mengingat angka pertumbuhan dan keterlambatan tumbuh kembang masih cukup tinggi. Pada tahun 2016, prevalensi gangguan tumbuh kembang pada anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia sebesar 7.512,6 kasus per 100.000 penduduk (7,51%), seperti yang dilaporkan oleh WHO pada tahun 2016. Diperkirakan sekitar 1 hingga 3 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan secara umum. Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan penurunan di Indonesia sebesar 30,8%, underweight 17,7% dan waste 10,2%.
Dilihat dari Peraturan Nomor 66 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014, tentang pemantauan tumbuh kembang anak, dan gangguan tumbuh kembang, kegiatan ini dapat dilaksanakan di pelayanan kesehatan primer dan taman kanak-kanak. Guru TK dapat berkolaborasi dengan orang tua siswa dan tenaga kesehatan dalam kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak sehingga dapat mendeteksi sejak dini permasalahan atau penyimpangan pada siswa. Guru Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang terlatih diharapkan mampu secara mandiri dan rutin memantau tumbuh kembang anak didiknya sehingga anak dapat mencapai tumbuh kembang fisik, mental, dan emosi yang optimal. dan memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda sesuai dengan potensi genetiknya (Kementerian Kesehatan, 2014).
Penelitian Wati (2016) memperjelas bahwa masih banyak lagi. Temuan penelitian Wat (2016) memperjelas bahwa masih banyak guru di PAUD yang kurang dan masih kurang memiliki pemahaman yang mendalam tentang identifikasi dan stimulasi tumbuh kembang anak usia dini. yang mampu melakukan pengecekan pertumbuhan dan perkembangan. Dalam penelitiannya Rahayu dkk (2021) menjelaskan perlunya pelatihan, bimbingan dan arahan untuk memotivasi kinerja guru PAUD serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terencana dan terstruktur sehingga pelaksanaan pengendalian tumbuh kembang dapat dilakukan. berjalan dengan baik dan secara optimal.
Guru PAUD merupakan mitra tenaga kesehatan yang berupaya mendeteksi, mengintervensi, dan menstimulasi tumbuh kembang anak sejak dini. Namun banyak guru PAUD yang belum mengetahui cara memantau tumbuh kembang anak. Pentingnya skrining tumbuh kembang anak usia dini adalah dapat mendeteksi secara dini kemungkinan adanya kelainan dan mengendalikan keluhan orang tua ketika terjadi masalah pada tumbuh kembang anak. Â Membekali guru PAUD dengan pengetahuan dan keterampilan memeriksa tumbuh kembang anak berarti guru dapat melakukan identifikasi secara mandiri dan bekerja paralel dengan puskesmas pada saat kunjungan rutin identifikasi tumbuh kembang anak di PAUD (Mualifah, Fauziandari). dan Punjastuti, 2020; Sulistyoningtyas dan Fitriyanti, 2020). Â
7. Komunikasi Efektif
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa siswa PAUD PKBM Mentar mengalami permasalahan belajar yang menyebabkan menurunnya hasil akademiknya. Komunikasi adalah transmisi simbol dari sumber ke penerima. Proses tersebut dapat dibangun oleh orang-orang yang ingin lebih dekat dengan kepribadiannya. Titik awalnya adalah memberikan makna yang sama terhadap simbol-simbol yang disampaikan, paling tidak agar masyarakat mengetahui bahwa masyarakat siap menerima arah yang lebih baik. Dengan penyampaian ini motivasi warga belajar tersalurkan dalam melakukan segala aktivitasnya. Efektivitas komunikasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi belajar, karena komunikasi yang efektif menimbulkan kenyamanan antar lawan yang lain.Â
Komunikasi yang dianggap efektif adalah:Â
(1) Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk menanggapi dengan riang informasi yang diterima dalam berhubungan dengan hubungan antarmanusia.Â
(2) Empati, yaitu mengenal orang lain.Â
(3) Keberlanjutan, yaitu situasi terbuka untuk mendukung komunikasi yang efektif.Â
(4) Perasaan positif (Positive women), seseorang harus mempunyai perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain untuk berpartisipasi lebih aktif dan menciptakan situasi komunikasi yang mendorong komunikasi efektif.Â
(5) Kesetaraan, yaitu pengakuan diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Salah satu cara sukses setelah belajar motivasi adalah komunikasi. Dalam kehidupan, manusia perlu berkomunikasi, artinya membutuhkan orang dan kelompok atau komunitas lain untuk saling berinteraksi. Faktanya, sebagian besar manusia terbentuk sebagai hasil integrasi sosial dengan orang lain dalam kelompok dan masyarakat. Komunikasi sangat penting dalam pembelajaran, komunikasi tidak hanya penting dalam pembelajaran saja, karena jika komunikasi hanya berkaitan dengan pembelajaran maka hasil yang lain tidak akan optimal. Berbicara tentang komunikasi. komunikasi adalah hal yang paling mendasar untuk melibatkan pendekatan emosional seseorang. Dengan pendekatan emosional, seseorang belajar memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Â
8. Â Sumber Daya
Pendidikan anak usia dini (PAUD) Pelangi bunda ialah salah  satu lembaga pendidikan yang begitu mempedulikan SDM-nya khususnya pada upaya mensejahterahkan kehidupnya. Guru selaku sumber daya manusia adalah komponen  fundamental dalam organisasi sekolah. Kualitas sumber daya manusia dapat dijadikan daya penyokong agar terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Namun sumber daya manusia yang berkualitas tidak akan berjalan sebagaimana seharusnya jikalau tidak dibantu oleh cukupnya keuangan.
Manajemen sumber daya manusia tidak hanya dibutuhkann  pada institusi-institusi pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi tapi juga pada institusi  pendidikan  misalnya pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini tidak kalah  berharga dari institusi pendidikan  lainnya, karena PAUD adalah pendidikan awal dan utama bagi anak di luar keluarga dan wahana untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman sesuianya, sehingga PAUD itu mesti menanamkan nilai moral dan etika.
Sumber daya manusia PAUD begitu berdampak  akan kelanjutan aktivitas pembelajaran di suatu sekolah  PAUD. Walaupun  murid dari sekolah PAUD ini ialah anak berusia 5 bulan hingga 6 tahun yang masih belum begitu paham, namun  semenjak usia itulah manusia mulai berkembang dan belajar untuk masa depannya. Sehingga ketika sumber daya manusia baik dalam mengarahkan dan memberikan pendidikan pada anak sesuai dengan usia, kemampuan, dan psikologi anak maka anak tersebut akan menjadi manusia yang positif di masa depan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) Pelangi bunda merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sangat memperhatikan sumber daya manusianya terlebih dalam usaha mensejahterakan hidupnya.Â
Kualitas sumber daya manusia dapat menjadi daya dukung terciptanya pendidikan yang berkualitas. Namun sumber daya manusia yang berkualitas tidak akan berjalan sebagaimana mestinya apabila tidak di dukung oleh finansial yang cukup dalam arti gajinya harus dipikirkan. Sumber daya manusia PAUD sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan pembelajaran di suatu lembaga PAUD.Â
Meskipun peserta didik dari lembaga PAUD ini adalah anak usia 5 bulan sampai 6 tahun yang belum banyak mengerti, tapi semenjak usia tersebut manusia mulai berkembang dan belajar untuk masa depannya, sehingga saat sumber daya manusia baik dalam mengarahkan dan memberikan pendidikan pada anak sesuai dengan usia, kapabilatasnya, dan psikologi anak maka anak tersebut kelak menjadi manusia yang positif di masa yang akan datang. Kualitas pendidikan tidak bisa terlepas dari eksisnya sumber daya manusia. Tidak bisa dielakkan bahwa kualitas pendidikan yang baik bersumber dari sumber daya manusia yang baik pula. Selain sumber daya manusia, manajemen yang baik juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Kesimpulan:
Pergantian kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan hal yang umum terjadi, namun tidak selalu mudah untuk dihadapi bagi guru sebagai garda depan yang akan mengimplementasikan kurikulum tersebut. Sumber daya manusia PAUD begitu berdampak akan kelanjutan aktivitas pembelajaran di suatu sekolah PAUD.
Walaupun murid dari sekolah PAUD ini ialah anak berusia 5 bulan hingga 6 tahun yang masih belum begitu paham, namun semenjak usia itulah manusia mulai berkembang dan belajar untuk masa depannya. Entri data secara langsung melalui tablet/ponsel diprogram dan terhubung ke dashboard pelaporan yang dapat digunakan oleh pemangku kepentingan terkait di semua tingkatan.
Akses dibatasi pada sistem login yang aman untuk mencegah penyalahgunaan data. Berdasarkan temuan penelitian, program ini mudah digunakan untuk pemantauan dan evaluasi pendidikan dan perkembangan anak usia dini secara real-time. Sebab tidak bisa kita pungkiri bahwa zaman sekarang sudah semakin maju. Teknologi sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Daftar Pustaka:
- Hasibuan, R., Fitri, R., Maureen, I. Y., Pratiwi, A. P., Anak, P., Dini, U., & Surabaya, U. N. (n.d.). PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL PADA SATUAN PAUD BERBASIS KURIKULUM MERDEKA. Penyusunan Kurikulum Operasional.
- Manajemen, I., & Era Margaretha, O. (n.d.). Era Margaretha IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI PAUD PELANGI BUNDA KOTA METRO.
- Tinggi, S., Blambangan, I., Munaqasyah, B., Faiz, N., Sekolah, H., Islam, T., & Banyuwangi, B. (n.d.). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Pola Interaksi Orang Tua dalam Membentuk Karakter Nilai Spiritual Anak Usia Dini pada Masa Pandemi Covid 19.
- Kunci, K., seluler, A., Anak, P., & Anak, P. (n.d.). PENDIDIKAN ANAK USIA DINI APPLICATION DEVELOPMENT FOR MONITORING AND EVALUATION OF EARLY CHILDREN EDUCATION.
- 2007-Article Text-8813-1-10-20231116. (n.d.).
- Nilawati Astini, B., Author, C., & PAUD Jurusan Ilmu Pendidikan, P. (2018). Pelatihan Program Parenting untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru PAUD Di Kota Mataram Tahun 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H