Mohon tunggu...
anvarista nabila
anvarista nabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar yang hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pahlawan Sehat Ayahku

25 November 2024   12:41 Diperbarui: 25 November 2024   12:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayah, tolong bangun terlebih dahulu lalu makanlah dan segera minum obat. Karena Ayah harus banyak istirahat dalam masa penyembuhan ini. Di meja ini Yani sediakan minum untuk Ayah agar setiap Ayah haus tidak perlu lagi pergi ke dapur, jangan lupa untuk memperbanyak minum air putih ya seperti kata dokter tadi" ucap Yani dengan lembut dan perhatian. Setelah ayahnya meminum obat sesuai anjuran, Yani tetap memantau ayahnya hingga tertidur lelap lalu Yani pergi bekerja lembur hingga pukul 8 malam. 

Yani terus bekerja keras hingga tak kenal waktu, hingga suatu hari Dokter yang menangani Ayah tidak sengaja mengunjungi tempat Laundry Yani bekerja untuk mencucikan baju dikarenakan Ia terlalu sibuk bekerja hingga tidak sempat untuk mencuci baju kerja nya.

 "Loh Dokter Max?" Yani sangat terkejut.

 "Loh kamu anak dari pasien saya bukan? Ohiya jangan lupa 2 hari lagi jadwal ayahmu periksa ya, kebetulan sekali saya menuju kesini dan bertemu kamu. " Dengan senyumnya yang lebar seperti lekungan Pelangi, Dokter Max memberikan informasi pada Yani. 

"Yani kamu sangat berbakti pada orang tua mu, kamu rela bekerja keras hingga tak kenal waktu demi kesembuhan seorang Ayah. Saya bisa membantu kamu untuk pengobatan ayahmu tetapi dengan 1 syarat." Dokter Max memberikan tawaran menarik pada Yani, Yani merasa tertarik dengan tawaran tersebut dan bertanya apa saja persyaratannya dan tidak disangka sangka jawaban yang keluar dari Dokter Max

"Jika kau bersedia menjadi pendamping hidup saya, saya akan menjamin seluruh biaya pengobatan ayahmu hingga ayahmu sembuh kembali." Yani tampak memikirkan penawaran tersebut hingga Yani menjawab

"Maaf dokter, akan saya pikir kembali untuk penawaran ini dan saya akan memberikan jawaban saat saya mengantarkan ayah saya untuk berobat." Dokter Max hanya tersenyum nakal mendengar jawaban dari Yani. Ia hanya mengakui dalam hatinya jika ia sangat tertarik melihat paras seorang Yani yang sangat menawan serta sifatnya yang sangat baik hati. 

Malam sebelum jadwal pengobatan sang Ayah, Yani termenung dihalaman rumahnya. Apakah dia harus menerima tawaran dari Dokter Max dan tidak perlu bekerja keras lagi untuk mendapatkan uang yang banyak, atau ia harus tetap berjuang mendapatkan uang yang banyak untuk kesembuhan ayahnya berkat kerja kerasnya? Yani sangat bimbang dengan keputusan ini. 

Hari jadwal pengobatan pun tiba. Obat kedua telah diterima oleh Yani untuk diberikan kepada Ayah dan Yani izin untuk menemui dokter Max kembali untuk memberikan jawaban pada penawaran 2 hari lalu. Yani pergi ke ruangan dokter Max dan ternyata Dokter Max sedang tidak ada di luar ruangan sehingga ia harus menunggu lebih lama agar hatinya bisa tenang kembali. Tak lama Dokter Max telah kembali dari membeli makanan

"Permisi Dokter, bisakah kita berbincang 4 mata?" Dokter Max menyanggupi dan kebetulan jadwalnya lebih kosong hari ini daripada hari sebelumnya

"Iya bisa silahkan, kita bertemu di taman saja, karena disana lebih jarang dikunjungi oleh orang. " Setelah mereka berdua bertemu, Yani mengungkapkan bahwa ia tidak bisa menerima tawaran dari Dokter Max karena ia merasa belum siap dari segala hal. Raut kecewa terlihat pada wajah Dokter Max 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun