Mohon tunggu...
Anung Anindita
Anung Anindita Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Semarang

twitter: @anunganinditaaal instagram: @anuuuung_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan Harus Move on dari Cinta Sebelumnya

6 April 2020   23:51 Diperbarui: 10 April 2020   21:10 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dilontarkan pertanyaan "mengapa", seharusnya jawabannya diawali "karena". Padahal, cinta itu datang bukan karena ada "mengapa" atau "karena". 

Cinta rasa tak masuk akal yang juga tak beralasan. Namun, tak jarang rasa itu tidak diimbangi kelogisan berpikir. Cinta tidak jarang lebih banyak mengambil hati, hanya mengutamakan rasa tanpa adanya logika. 

Memang, cinta bukan Matematika yang segalanya dapat diperhitungkan. Cinta justru lebih suka melepas kendali tanpa perhitungan, tanpa persiapan.

Maka, bersyukurlah apabila kita langsung dipertemukan dengan "dia" yang bisa sebegitunya menjaga. Bersenanglah saat ingin bercampur harapan yang melebur diamini oleh takdir. Jagalah "dia" dengan ketidaksempurnaannya yang selalu setia di sana untukmu. 

Namun, untuk kalian yang mencicip gagal, kini saatnya, kita bangkit dan berjalan menuju arah yang tidak hanya mengangguk pada hati, tetapi juga jernihnya pikir. 

Meski berat, melupakan setiap lembar dengan gambar-gambar wajah kebersamaan yang lebih banyak bahagianya tidak semudah itu. Jangankan mengganti buku, merobek lembaran gambar lama pun sulit bukan kepalang. 

Terlebih, jika kesendirian lebih sering menemani, nah, rasa rindu dengan memori-memori dahulu selalu nakal merayu untuk dibuka. Jika sudah seperti itu, langkah kita untuk move on pun terasa semakin berat.

Sebenarnya, kegagalan dalam menempuh perjalanan cinta antara satu dan lain bisa dimaknai berbeda. Ada yang langsung mengerti segala kebodohan yang telah dilakukan dan membulatkan tekad untuk tidak mengulanginya. 

Ada pula yang justru hanyut tenggelam dalam waktu yang lama, menyesali segala harap yang benar-benar pernah digaungkan. Akan tetapi, apa pun itu, kegagalan harus dimaknai sebagai pembelajaran yang sangat berharga. Nah, terdapat beberapa alasan mengapa dirimu harus move on dari impian tentang mantan yakni seperti berikut.

1. Hargai Dirimu

Terkadang menyesali sesuatu perlu, kini, angkatlah kepala dari tunduknya pilu. Berfokus kepada diri sendiri adalah sesuatu yang harus ditanamkan oleh hati-hati yang patah. Keengganan menghargai diri sendiri adalah kunci menuju terpuruknya sisa harapan yang sebenarnya masih suci.

2. Kamu Berhak Bahagia

Ingatan tentang hal-hal lalu pasti sering mengganggu tanpa tersadar bahwa kita sendiri yang mengundangnya ke mari. Padahal, belum tentu pihak yang kamu ingat pasti mengingat. 

Memikirkan kebahagiaan/ ketidakbahagiaan mantan kekasih akan menghambatmu menuju bahagia. Nikmatilah keindahan sekeliling yang ada, keluarlah dari kecemasan dan kepedihan. Seperti perkataan banyak orang, cinta tidak akan menuntunmu pada kesedihan yang berlarut panjang.

3. Lepaskan Hubungan Toxic

Hubungan percintaan yang melelahkan satu pihak saja bukanlah jalinan yang sehat. Percayalah, ketika dirimu terlepas dari jeratan ini, langkahmu adalah benar. Pada akhirnya, lelah akan melemahkanmu untuk berusaha. Kesadaran akan membukakan matamu untuk berhenti.

4. Kamu Berhak Dicintai

Sibuk mencintai membuat siapa saja lupa untuk merasa dicintai. Padahal, siapa pun berhak mendapatkannya. Hubungan bukanlah derma, tidak bisa menuntut seseorang hanya bertumpu pada kebiasaan "memberi dan memberi" hingga lupa esensi "dihargai". 

Jika sebelumnya diirmu lebih sering berlari, ini saatnya untuk duduk menunggu hingga yakin "kapan" harus berjalan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun