Seperti halnya wacana selalu membutuhkan konteks agar tidak rancu antara makna dan maksud, begitu pula agama. Semua hal terjadi karena suatu alasan. Misal, ada seseorang yang membuka jilbabnya dengan alasan tertentu, janganlah langsung memberikannya stigma sehingga orang itu merasa tidak nyaman dengan lingkungannya. Seperti yang sudah disampaikan di poin 1, buatlah dirimu menginspirasi tanpa menyakiti, melakukan provokasi, atau melakukan pelabelan sendiri terhdapat orang lain. Artinya, dibutuhkan sikap "biasa saja" yang sekarang ini susah dilakukan karena semua orang berlomba untuk berkomentar. Namun, sikap "biasa saja" bukan berarti tidak peduli atau tidak acuh. Biasa saja memiliki makna menerima perubahan orang lain tanpa menyakiti atau menjelekkan.
Bayangkan betapa banyak keindahan yang bisa sama-sama kita lihat jika kita bisa bijak menggunakan kata-kata yang terlontar hingga orang lain tidak lagi merasa terintimidasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H