Mohon tunggu...
Anung Anindita
Anung Anindita Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Semarang

twitter: @anunganinditaaal instagram: @anuuuung_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

International Women's Day, Kami Benci Patriarki Bukan Laki-laki

8 Maret 2020   10:56 Diperbarui: 8 Maret 2020   20:13 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan yang menuntut keadilan. (sumber: KOMPAS)

"Kenapa sih ngotot banget dukung RUU Penghapusan Kekerasan Seksual?" 
"Kenapa sih lebay banget nolak RUU Ketahanan Keluarga?" 

Sejatinya, ngotot dan lebay benar-benar dibutuhkan. Bagaimana tidak? Sepanjang tahun 2019, menurut data Komnas Perempuan terdapat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. 

Jumlah ini melonjat jauh dari tahun sebelumnya dan tahun sebelumnya. Artinya, perempuan sejatinya sangat rentan terhadap kekerasan seksual. 

Namun, yang didapat justru aturan-aturan hiburan yang menggelitik tawa, seperti imbauan tentang kamar tidur, cara bercinta, perzinaan, UU ITE, cuti bekerja, sampai hak-hak sebagai istri yang selayaknya dipenuhi. 

Hal ini sama seperti adanya aturan tentang "sekolah zonasi", antara permasalahan dan solusi hubungannya sangat jauh. Alih-alih melindungi perempuan dan memuliakannya, justru mengglorifikasi peran penting laki-laki.

Ingatkah salah satu pernyataan yang menentang ihwal RUU PKS, yakni seorang istri tidak bisa melaporkan suaminya atas tuduhan perkosaan. 

Dengan asumsi dasar agama, banyak orang, khususnya perempuan, justru mengiyakan pernyataan tentangan tersebut. Dengan dalih, sudah seharusnya istri melayani suami, bla bla. 

Padahal, agama sebenarnya tidak perlu dibela karena hadirnya agama sudah menguatkan orang-orang di dalamnya. Dalam hal ini, baik istri maupun suami, dapat melaporkan ketika menerima perbuatan tidak menyenangkan atas tubuhnya. 

Namun, fenomena saat ini, banyak yang menyebut bahwa orang-orang yang membenci patriarki juga membenci laki-laki. Hal tersebut tentu saja tidak benar. 

Laki-laki tidak perlu khawatir dengan label "patriarki" jika memang itu bukan prinsipnya. Tidak perlu menyampaikan keras bahwa "tidak semua laki-laki mendukung patriarki", yes we know. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun