Peran media bagi masyarakat adaah mengontruksi realitas, construction of reality dalam kajian media, gagasan ini menekankan pada anggapan bahwa tidak ada realitas tunggal. Menurut pandangan kritis radikal Marxist media mempunyai peran penting dalam membuat. Adapun pandangan post-structuralism dan post-modernism,
Trend baru media dengan ternd ilmu-ilmu sosial, structutalist diwakili oleh Williams, Thompson dan Hogart. Stukturalist lebih memperhatikan aspek otonomi dan artikulasi media, sedangkan kulturalist lebih memperhatikan aspek "pengalaman" sebagai memiliki posisi otentik dan humanist sebagai penciptanya. Jadi pengalamanlah yang menentukan isi media dan manusia berperan membuatnya. Dengan kata lain media adalah refleksi dari budaya dan pengalaman (Curran, t.t).
Seiring dengan perkembangnya di era digital dilihat dari rangkaian beberapa struktural komunikasi yang merupakan ciri khas dan kelebihan manusia, dari kegagalan memahami pesan verbal akan mengakibatkan bencana, permusuhan, ketidakrukunan dalam kehidupan sosial. Namun banyak orang menganggap komunikasi mudah dilakukan, semudah bernafas karena biasa dilakukan sejak lahir. Sehingga ada kesan meremehkan kemampuan komunikasi. Adannya kekeliruan komunikasi, yaitu:
 1. Tidak ada sukar tentang komunikasi.
2. Ketrampilan komunikasi adalah bakat, sifat bawaan, bukan diperoleh karena usaha atau pendidikan.
3. Berbicara karena dengan sendirinya berkomunikasi.
4. Komunikasi terjadi hanya jika dikehendaki.
5. Komunikasi adalah proses verbal, dan ada juga non verbal yang mempengaruhi orang lain.
6. Manusia membutuhkan lebih banyak komunikasi.
7. Makna terdapat pada kata-kata.
8. Komunikasi adalah panasea universal (Mulyana, 2014).