"Nak, waktu salat ashar sudah masuk, amak mau salat dulu. Ditaro di makan alat salatnya nak?"
Mendengar amak, saya segera beranjak mencarikannya alat salat dari dalam lemari, kemudian meletakkan sepasang mukenah dan selembar jilbab segi empat berwarna biru yang sudah mulai usang di atas kasur lantai. Sambil menunggu amak selesai berwudu di luar kamar, karena kamar saya tidak menyatu dengan kamar mandi dan tempat berwudu jadi amak harus berwudu di luar. Kemudian saya menyusul, karena kami hanya punya sepasang mukenah jadinya harus bergantian salatnya. Saya membiarkan amak salat lebih dulu.
Setelah memakai sepasang mukenah dan bersiap untuk salat, amak memandangi saya dengan alis berkerut, "Sepertinya kamu salah sambil sajadah nak" sambil mengangkat jilbab yang tadi saya letakkan bersama sepasang mukenah di atas kasur lantai, "Mana sajadahmu?" Tanya amak lagi.
"Jilbab itu untuk sajadah amak, saya tidak punya sajadah" saya menjawab amak dengan senyuman. Lalu membentangkan jilbab berwarna biru itu tepat di depan amak.
***
Setelah salat saya menemani amak ke pasar untuk membeli kerudung, akan ia kenakan besok saat acara pernikahan kakak sepupu saya. Kebetulan tidak jauh dari tempat tinggal saya ada pasar tradisional yang buka sampai sore menjelang magrib.
Amak berkeliling ke lapak yang menjual kerudung, menanyakan harga sambil menyentuh bahan kerudung yang hendak ia beli, amak berpindah dari satu lapak ke lapak yang lain, agar bisa menemukan yang cocok untuk amak kenakan, katanya. Begitu tiba pada lapak yang menjual kerudung-kerudung cantik, amak melihat-lihat dan menanyakan harganya, sang penjual pun menawari amak kerudung yang menurut saya sangat cantik dengan renda dan manik-manik di seluruh tepiannya, sangat cocok untuk dikenakan di acara resmi seperti resepsi pernikahan. "Amak kan sudah tua, tidak cocok kalau pakai yang terlalu mewah, takut kelihatan norak nantinya, jadi amak mau cari yang biasa saja." Kata amak kemudian.
Setelah berkeliling hampir satu jam, amak sempat mampir ke lapakan yang menjual peralatan salat, setelah menanyakan harga beberapa sajadah yang berbeda, amak membeli satu sajadah bulu berwarna biru navy yang halus. Amak segera membayar dan laki-laki paru baya yang menjual sajadah segera mengantongi belanjaan amak dan menyerahkannya dengan senyum santun lalu diterima amak dengan ucapat terimakasih.
"Ayo nak, kita pulang saja!" Kata amak setelah mengambil kantong plastik hitam berisi belanjaannya tadi.
"Loh, amak kan belum beli kerudung? Amak cari saja dulu, saya tidak buru-buru kok" kataku meyakinkan amak.
"Tidak usah, sepertinya tidak ada yang cocok dengan amak, amak pakai kerudung yang ada saja, masih bagus kok, kita pulang saja!" katanya lebih yakin.