Namun, setelah terdapat jaminan dari pemerintah Korea Selatan, Negara tersebut kemudian memutuskan untuk tetap mengirimkan wakilnya untuk berpartisipasi pada gelaran tersebut. Selain dari Negara peserta, penolakan juga sempat datang dari masyarakat Korea Selatan yang anti terhadap Negara tetangganya tersebut, bahkan diantaranya muncul beberapa demonstrasi. Namun hal tersebut tidak membuat keputusan Korea Utara menjadi goyah dan tetap mengirimkan wakilnya. Tidak lupa bahwa penyelenggara pun berulangkali mengingatkan semangat perdamaian dalam Pesta Olahraga 4 tahunan tersebut.
Melihat kenyataan di atas, cukup membuktikan bahwa olahraga dewasa ini memberikan peran yang sangat besar terhadap perdamaian dunia. Seringkali munculnya berbagai event olahraga memberikan energy positif yang bahkan tertular sampai pada hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu berhubungan dengan olahraga.Â
Dengan membawa semangat fair play, seringkali olahraga mengingatkan bahwa kompetisi dan persaingan hanyalah terjadi dalam tempo tertentu saja, selebihnya dengan menjunjung semangat sportifitas dan perdamaian, olahraga pada akhirnya bukan hanya sarana membuat badan menjadi sehat atau sarana mendulang prestasi semata, Olahraga kemudian menjadi sarana bagi terciptanya kondisi dunia dan masyarakat yang penuh kebersamaan.
Dari gelaran Olimpiade Musim Dingin tahun ini kita bisa banyak belajar bagaimana perselisihan sekeras apapun dan seberat apapun, akan ada waktu dimana perselisihan tersebut melebur menjadi sebuah persatuan dan kebersamaan yang terjalin antar kedua belah pihak. Dari gelaran Olimpiade Musim Dingin, kita bisa banyak belajar, bagaimana wilayah semenanjung Korea yang mulai terpecah sejak meletusnya Perang Korea (1950-1953) sebagai akibat dari adanya Perang Dingin menjadi konflik yang bahkan sampai sekarang belum bisa berakhir, kemudian merambat pada berbagai hal diluar politik.Â
Seperti yang disingung di atas, bahwa Korea Utara pernah memboikot gelaran Olimpiade Musim panas bahkan sebanyak dua kali. Pertama, Ketika gelaran Olimpiade Musim Panas di Los Angeles, Amerika Serikat tahun 1984 yang dilanjutkan pada Olimpiade Musim Panas Seoul, Korea Selatan tahun 1988. Pemboikotan sendiri muncul dikarenakan kondisi politik kedua Negara (termasuk tensi politik dengan Amerika Serikat) sedang kembali memanas. Keikutsertaan Korea Utara pada gelaran Olimpiade baru dimulai kembali pada gelaran Olimpiade Barcelona, Spanyol 1992 hingga saat ini (termasuk gelaran Olimpiade Musim Panas Atlanta, Amerika Serikat 1996).
Pada akhirnya, olahraga dapat meredakan sementara konflik yang terjadi antara dua Negara di semenanjung Korea yang terjadi pada baru-baru ini. Olahraga juga menjadi sarana bagi terciptanya sejarah besar bagi kedua Negara. Dimana gelaran Olimpiade Musim Dingin jadi penampilan pertama bagi unifikasi Korea (meskipun hanya terjadi pada gelaran olahraga). Kita doakan saja semoga banyak kejadian-kejadian positif yang muncul pada event olahraga yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H