Mohon tunggu...
Ayahnya Asti
Ayahnya Asti Mohon Tunggu... profesional -

Saya seorang praktisi dibidang pelayanan kesehatan (medis) yang saat ini tengah membina sarana pelayanan Independen di kawasan desa Rempoah, Baturraden, Banyumas Jawa Tengah, mempunyai obsesi ingin memajukan mutu pelayanan terdepan bagi semua lapisan Masyarakat tanpa kecuali, mengingat keprihatinan saat ini dengan pelayanan medis yang semakin sulit dijangkau oleh masyarakat kecil pada umumnya, saya juga mendedikasikan diri saya didunia pendidikan sebagai pengajar di beberapa institusi pendidikan kesehatan di kota tempat saya bekerja dan kota/negara lain, juga sebagai Konseling dan Motivator dibidang Kesehatan pada umumnya. Motto Saya adalah Hidup Sehat itu dimulai dengan Kesehatan Pikiran, Fisik, Mental, dan Lingkungan yang diawali dari Rumah, Smart Health from home including Mind, Body, Soul and Environment.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelumpuhan DORKAS buah hasil MALPRAKTEK ? ( bagian 2 )

23 Februari 2009   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:19 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik, pada bagian pertama kita sudah membahas secara rinci kasus Dorkas ini, saya akan melanjutkan pembahasannya dari sisi medis ( alternatif menangananya )

Setelah kita tahu penyebab kasus Dorkas ini adalah dikarenakan Eclamsia yang menjadi trigger tingginya tekanan darah si ibu hamil akibat adanya racun dalam tubuhnya yang ditimbulkan akibat tubuh tidak mampu menyeimbangkan ( baca: Mengkoreksi ) dari ketidak-seimbangan system hormonal selama kehamilan, maka jelaslah sudah akibat dari ini semua, hal yang mungkin terjadi adalah STROKE ( pecahnya pembuluh darah otak akibat tekanan darah tinggi yang berkepanjangandan berakhir dengan kelumpuhan permanen ), lantas apakah yang dokter dapat jelaskan pada kasus Dorkas ini, karena kejadiannya adalah setelah Operasi sectio caesaria ibu Dorkas jadi Lumpuh ? apakah operasi sectio caesar ini yang menyebabkan kelumpuhan ? atau ada penyebab lain yang tidak diuraikan secara gamblang pada masyarakat kita, sehingga isyu malpraktek jadi kambing hitamnya dan menyebar luas ?

Ya....., dari sisi medis penyebab kelumpuhan ibu Dorkas ini adalah STROKE, yang secara SOP ( standard Operating Proccedure ) untuk menangani kasus Eclamsia pada kehamilan yang diduga akan menjadi pencetus timbulnya STROKE, option of Choise ( Pilihan terbaik dalam bertindak ) adalah Sectio Caesaria, kenapa demikian ?, analisa sederhananya adalah ; bukankah Eclamsia penyebab terjadinya tekanan darah yang tinggi pada seorang ibu hamil sangat berbahaya bila di biarkan ?, bagaimana bila ditambah lagi si ibu hamil ini harus melahirkan dengan cara yang biasa yaitu mengedan saat versen melalui jalan lahir yang alami, mengedan identik dengan menambah tingginya tekanan darah, berarti resiko pecahnya pembuluh darah makin besar untuk terjadi. Makanya pada rumah sakit yang menangani kasus Dorkas ini, diputusan untuk melakukan operasi Sectio caesaria, agar si ibu tidak perlu mengedan pada saat melahirkan. Lantas pertanyaannya, kenapa setelah Operasi tetap menjadi Lumpuh ? apakah ini salah prosedur saat persiapan operasi dan pelaksanaan operasi ? atau memang keadaan Eclamsia-nya yang cukup berat, sehingga walaupun dilakukan operasi untuk menghindari stroke tapi pecahnya pembuluh darah otak tidak dapat dihindari ?. Inilah kedua kemungkinan yang belum jelas informasinya dimasyarakat sehingga kesimpangsiuran ini terjadi.

Penjelasan medis yang dapat disimak adalah ;

Dikarenakan ANC ( Ante Natal Care ) yang tidak dilakukan dengan baik, maka ibu Dorkas ini tubuhnya sudah menderita tekanan darah tinggi selama kehamilannya yang cukup serius, artinya mengingat adanya tekanan darah yang terus menerus tinggi maka semua pembuluh darah di tubuh ibu Dorkas selalu mendapat tekanan secara kronis, sangatlah masuk akal, bila pembuluh darah yang selalu mendapat tekanan tinggi akan mengalami kewalahan dalam mempertahankan existensinya dalam hal kekuatan dinding pembuluh darah, alhasil pada saatnya tiba bila pembuluh darah ini tidak mampu lagi mempertahankan kekuatan dinding pembuluhnya, maka ia akan pecah seperti selang air atau balon yang pecah bila mendapat tekanan yang berlebih diluar kemampuan bertahannya, jadi dapat dianalisa bahwa pembuluh darah ibu Dorkas mengalami kerapuhan yang disebabkan selalu terpapar oleh tekanan darah yang tinggi tadi ( bisa diassumsikan selama 9 bulan masa kehamilan ) , dan yang paling rentan terhadap paparan tekanan darah ini adalah pembuluh darah otak yang sangat kecil dan tipis dinding pembuluh darahnya ( Locus Minoris ), sehingga kejadian STROKE dapat terjadi, tapi kejadiannya akan berbeda bila ANC dilakukan secara teratur hingga masa bersalin tiba, pasti kejadian hypertensi ini pasti akan diobati secara baik, dan tekanan akan dibuat mendekati normal sehingga pembuluh darah tidak mengalami stressing berkepanjangan, dan analisa medis pastilah kejadian STROKE dapat di minimalisir secada gradualis / bertahap.

Jadi para pembaca tulisan saya ini, saya berharap dapat menganalisa sendiri kejadian ibu Dorkas ini, apakah penyebabnya yang paling mungkin ?, Malpraktek atau penyebab lain yang belum sampai kepada masyarakat kita, seperti pada uraian saya diatas, Semoga hal ini bisa menjadi jawaban yang dapat meluruskan kesimpangsiuran isyu yang menyebar luas di masyarakat kita belakangan ini.

Tapi pada kesempatan ini juga, saya selaku dokter ingin mengulas hal hal lain yang berkaitan dengan kasus ibu Dorkas ini yang bisa manjadi pemahaman tersendiri, kira kira jalan apa yang harus kita tempuh agar masalah ini tidak berulang, dan saya juga memberi sedikit gambaran yang secara faktual memang terjadi dimasyarakat kita yang bisa menjadi mungkin menjadi penyebab timbulnya kasus seperti ibu Dorkas ini, pertanyaannya, apa penyebab yang cukup essensial dari kasus ini ???

Menurut saya, inilah Kesalahan yang paling mendasar pada dunia Medis kita, dan keterkaitan media lainnya yang ikut menghembuskan kesimpangsiuran pendapat penyebab kasus ini terjadi.

Kesalahannya adalah :

1. Kurangnya penyebaran Informasi kesehatan yang sebenarnya adalah Hak Masyarakat ( Pasien ) untuk mengetahuinya, coba amati berapa lama kita bisa bicara pada seorang dokter bila kita berobat ? dan apakah sudah menjadi budaya para dokter untuk menjelaskan sedikit tentang informasi yang seharusnya didapat oleh seorang pasien mengenai penyakit yang dideritanya ? ( sangat memperihatinkan!!!)

2. Enggannya para pelaku pelayan kesehatan melakukan publikasi tentang Informasi kesehatan yang juga merupakan hak pendidikan informal buat masyarakat, Penyebabnya ??? ; Malas ?, Butuh dana besar ?, tidak Peduli ?, tidak menguntungkan buat pelaku pelayan medis karena tidak ada imbalan ? , arogansi sekelompok pelaku pelayan medis ? ( ini adalah sekian kemungkinan yang bisa terjadi, terserah kita sendiri mengassumsikannya, tapi kapan sadarnya dong!!! , padahal menurut saya melalui blog seperti Kompasiana .com ini saja, bisa kok mempublikasikan informasi kesehatan ini, yang pasti di baca oleh masyarakat luas, dan GRATISSSSS lagi, cuma dituntut sedikit luang waktu dan kesadaran untuk melakukannya, Hati NURANI terlibat disini ).

3. Kurangnya kerjasama lintas sektoral yang mewadahi ini semua

Inilah sekelumit PE-ER ( baca : Pekerjaan Rumah ), buat kita semua yang harus sesegera mungkin dibenahi agar tidak ada lagi pihak yang dirugikn seperti kasus Dorkas ini.

Sekali lagi saya mohon maaf bila ada pihak pihak yang tersinggung atas semua tulisan saya ini, tapi dari lubuk hati saya yang paling dalam tidak ada tedensi atau prasangka buruk untuk memojokkan sekelompok tertentu, tapi hanya dorongan hati nurani saja untuk sedikit meluruskan hal yang menurut saya kurang benar, dan memang inilah fakta yang harus diketahui masyarakat luas, sehingga kedepannya akan menjadi lebih baik, supaya keprihatinan saya akan kekuatiran yang sangat dalam di hati saya yaitu, jangan sampai masyarakat kita sudah hilang kepercayaannya pada system pelayanan kesehatan di negeri kita yang kita banggakan ini, katena sudah banyak tanda tanda masyarakat kita lebih rela melakukan pengobatan alternatif ( maaf , contohnya Kasus Ponari ) bagi masyarakat ekonomi lemah, dan berobat ke luar negeri ( Singapore pilihan yang sering dilakukan ) bagi masyarakat ekonomi mampu ), 0ooh......., suatu hal yang sangat mengerikan bila ini dibiarkan.

What are you doing if you do not trust anymore with your own Doktor ???, Please give me answer....................( Dilema )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun