"Nah. Sudah. Tapi sepatu sikoknyo dak pacak lagi dijahit. La sudah parah."
Suara Mamang membuyarkan lamunan saya. Dua lembar sepuluh ribuan saya serahkan sembari mengucapkan terimakasih. Soal sepasang sepatu yang tak bisa dijahit itu, tidak saya respon. Biarlah itu menjadi penanda, sebagai pengingat-ingat bahwa saya sering jalan kaki.Â
Mudah-mudahan sepasang yang sudah dijahit ini tidak mangap-mangap lagi. Dan kalau diajak jalan bunyinya 'tep tep tep' manteb!
Palembang, 06 Maret 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!