Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kiprah dr. Mohammad Afifi Romadhoni dalam Memberikan Edukasi Gaya Hidup Sehat di Lingkungan Pesantren

9 Oktober 2023   14:54 Diperbarui: 9 Oktober 2023   15:07 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal pendidikan, setiap orang tua pastinya ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ada yang memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta dengan kurikulum internasional, ada juga yang memilih sekolah negeri unggulan hingga juga pesantren yang bisa memberikan pelajaran agama yang baik pada anak. 

Bicara soal pesantren, jujur saya juga ada keinginan untuk bisa mendaftarkan anak-anak saya ke pesantren setelah lulus SD nanti mengingat saat ini anak saya belajarnya di sekolah negeri dan saya rasa penting sekali baginya untuk mendapat lebih banyak ilmu agama di Pesantren. Saat ini sudah ada beberapa pesantren di daerah Banjarmasin dan Banjarbaru yang bisa menjadi pilihan untuk menuntut ilmu. 

Dari beberapa sisi, ada banyak kelebihan jika anak bersekolah di Pesantren. Salah satunya adalah melatih anak kemandirian dan juga bergaul dengan berbagai kalangan. Namun di lain pihak ada juga kekurangan dari mendaftarkan anak di pesantren salah satunya dari segi kesehatan dan mungkin juga kebersihan. 

Seperti yang kita ketahui, saat anak tinggal di pesantren mereka akan tinggal bersama dengan puluhan bahkan ratusan anak lain di asrama. Dalam 1 kamar mungkin terdiri dari lebih dari 5 anak yang mungkin tingkat kebersihannya berbeda-beda dan tingkat imunitas yang berbeda pula. Mungkin kita cukup sering mendengar anak-anak yang sepulang dari pesantren dan malah kutuan atau kena scabies dan penyakit kulit lainnya sebagai akibat dari pemakaian barang secara bersama-sama selama di asrama. 

Untuk bisa mengantisipasi hal seperti ini, orang tua bisa melakukan survey terlebih dahulu terhadap pesantren yang akan dijadikan tujuan bagi anak menuntut ilmu apakah memiliki tingkat kebersihan yang baik atau tidak. Namun tentunya hal itu saja tidak cukup karena yang utama adalah perilaku dari para santri tersebut yang seharusnya  peduli akan kebersihan sehingga bisa menciptakan lingkungan pesantren sehat. 

Kiprah dr. Mohammad Afifi Romadhoni dalam meningkatkan kebersihan di dunia pesantren lewat Gerakan Pesantren Sehat

Instagram GPS Foundation
Instagram GPS Foundation

Untuk bisa menjadikan sebuah pesantren menjadi tempat yang selalu bersih dan sehat, tentunya diperlukan kontribusi dari semua pihak salah satunya dari para santri tersebut.  Salah satu sosok yang peduli dengan kesehatan di dunia pesantren adalah Mohammad Afifi Romadhoni, seorang dokter muda yang menggagas Gerakan Pesantren Sehat di tahun 2017 lalu. 

Dr. Mohammad Afifi yang merupakan lulusan Universitas Jambi ini dulunya pernah nyantri di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Indralaya, Sumatra Selatan. Selama menjadi seorang santri, dr. Afifi melihat dan merasakan sendiri bagaimana perilaku seperti penggunaan beberapa barang secara bersama-sama menjadi salah satu sumber penularan penyakit kulit di pesantren. Bahkan karena tak tahan dengan kurangnya kebersihan di pesantren, dr. Afifi memilih untuk kabur dari pesantren saat dirinya berada di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. 

Setelah menjadi dokter, pemuda kelahiran 13 Maret 1992 ini pun tergerak untuk memperbaiki kualitas hidup di lingkungan pesantren lewat Gerakan Pesantren Sehat. Gerakan Pesantren Sehat sendiri sejatinya adalah sebuah komunitas yang berisi para relawan di bidang kesehatan yang secara konsisten memberikan edukasi seputar pentingnya kebersihan di lingkungan pesantren. 

Dengan tagline-ya "Menebar Semangat Hidup Sehat", GPS memberikan edukasi seputar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mulai dari cara mencuci tangan yang benar hingga kebersihan asrama. Sementara untuk edukasi kesehatan, GPS memberikan edukasi seputar makanan sehat, olahraga bersama, tidak merokok, vaksinasi dan lain sebagainya.

Secara lebih spesifik, GPS memiliki beberapa program unggulan dalam kegiatannnya yakni Sharing Class dan Cerita Santri (CS) yang merupakan kegiatan berbagi cerita dari para santri kepada pada relawan. Lewat 2 program ini, Afifi dan kawan-kawan bertemu dengan kasus-kasus seperti pelecehan seksual hingga bullying oleh senior kepada junior yang dialami oleh para santri. Dari hasil temuan ini, GPS kemudian melakukan pembinaan, pendampingan dan mentoring kepada para santri tersebut untuk memulihkan rasa trauma yang mereka dapatkan dari kejadian tersebut.

Selain 2 program unggulan tersebut, GPS juga memiliki beberapa program lain yakni:

  1. Inisiasi PATOK (Pesantren Tanpa Asap Rokok)

  2. BOOK4SANTRI (Buku untuk Santri) berupa pengumpulan dan donasi buku bekas yang masih layak baca

  3. Lomba dan kegiatan evaluasi sejenis cerdas cermat dengan tema kesehatan

  4. Pemilihan Duta SanSet (Santri Sehat) Provinsi Jambi

  5. SETARA (Santri Sehat Ramadan Berkah)

  6. Khitanan massal untuk para santri

  7. A Day with Lansia

Tak hanya bagi para santri, GPS tentunya juga perlu meng-upgrade kompetensi dari para relawannya. Untuk itu, GPS melakukan beberapa program pembinaan bagi para relawan seperti DOKTREN (Dokter Pesantren) yang nantinya akan menjadi agen di pesantren, penerimaan relawan baru yang dilakukan setiap tahun, dan juga program VOL-SCHOOL di mana para relawan akan mendapat pembinaan untuk meningkatkan soft skill mereka. 

Atas inisiatif dan gagasannya ini, Mohammad Afifi Romadhoni berhasil mendapatkan penghargaaan SATU Indonesia Awards di tahun 2019 untuk kategori kesehatan. Atas kemenangannya ini, Mohammad Afifi bisa mengembangkan sayapnya dengan melakukan pembinaan kepada pesantren-pesantren yang ada di Pulau Jawa. 

Bahkan menurut Afifi, sejak tahun 2021 Gerakan Pesantren Sehat (GPS) ini sudah diaplikasikan ke seluruh pesantren di Indonesia dengan kerja sama bersama Astra di level nasional. Seiring dengan berjalanannya waktu, di tahun 2020, Gerakan Pesantren Sehat akhirnya berubah menjadi sebuah yayasan sosial non-profit dengan nama GPS Foundation yang kegiatannya bisa kamu intip di akun instagram @gps.foundation.

Saat ini, Afifi mungkin tak lagi bisa langsung turun ke pesantren di Jambi bersama GPS mengingat dirinya kini bertugas di  RSUD H. M Rabain Muara Enim, Sumatera Selatan. Namun dirinya tetap aktif berkoordinasi dengan para relawan GPS Foundation yang kini dipegang oleh Ners Mutiana Efendi. Sebagai pendiri sebuah gerakan berbasis relawan, Afif tentunya berharap apa yang telah ia dan teman-temannya lakukan bisa menjadi inspirasi dan pemicu bagi pemuda lain di Indonesia untuk melakukan hal yang serupa.

Sumber tulisan:

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penebar-pesan-kebersihan-ke-pesantren/

https://olret.viva.co.id/news/9441-mohammad-afifi-romadhoni-hidup-sehat-di-pondok-pesantren-melalui-gerakan-pesantren-sehat?page=all

https://jambi.tribunnews.com/2023/09/03/dari-santri-untuk-pondok-pesantren-kisah-inspiratif-dr-mohammad-afifi-hingga-terima-sia-dari-astra

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun