Mohon tunggu...
Antric Masirril
Antric Masirril Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Sulawesi Barat

Hoby saya bernyanyi dan juga bermain volly saya juga tertarik mengenai dunia jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Soft Power

28 November 2024   12:55 Diperbarui: 28 November 2024   13:13 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomasi merupakan suatu upaya mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi atau dengan cara-cara damai dalam berhubungan dengan negara lain.Seperti yang kita ketahui bahwa ada beberapa fungsi dari diplomasi yang pertama adalah representing(perwakilan) artinya bahwa diplomasi itu adalah suatu bentuk perwakilan dari suatu negara kepada negara yang lain.

 Kemudian diplomasi juga memiliki fungsi protecting atau melindungi,apa yang dilindungi yang dilindungi tentu saja kepentingan nasional dan juga warga negara yang berada di kawasan Negara yang lain,kemudian ada fungsi negotiation atau negosiasi yang dimaksud bahwa diplomasi itu bagaimana kita bernegosiasi untuk memperjuangkan kepentingan suatu negara.

Lalu ada fungsi reporting atau pelaporan tentang bagaimana konsep untuk melakukan interaksi dan bagaimana kondisi-kondisi di negara yang lain dan sebagainya sehingga fungsi reporting ini untuk mengetahui bagaimana kita akan melakukan kerjasama atau tidak. Dan yang terakhir adalah fungsi promoting atau promosi dengan adanya diplomasi,negara kita bisa menjadi lebih dikenal di negara lain dan juga di kalangan masyarakat internasional.

Nah salah satu diplomasi yang akan kita bahas adalah Diplomasi Soft Power.Diplomasi soft power merupakan suatu pendekatan dalam hubungan internasional yang mengandalkan pengaruh budaya, nilai, dan kebijakan untuk mencapai tujuan politik dan diplomatik, tanpa menggunakan kekuatan militer atau paksaan. 

Berbeda dengan diplomasi hard power yang mengandalkan kekuatan militer dan ekonomi untuk memaksa negara lain tunduk pada kehendaknya, soft power bekerja dengan cara menarik dan memengaruhi negara lain melalui daya tarik. 

Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Joseph Nye, seorang ilmuwan politik Amerika, pada tahun 1990-an, dan telah menjadi topik yang semakin relevan dalam era globalisasi dan ketergantungan antar negara.Soft power didasarkan pada prinsip bahwa pengaruh dapat diperoleh melalui daya tarik, bukan paksaan. 

Negara yang memiliki soft power yang kuat mampu menarik negara lain untuk bekerja sama dengannya karena mereka memiliki budaya, nilai, dan ideologi yang menarik dan menguntungkan.

Soft power didasarkan pada tiga bagian utama yakni:

Yang pertama Budaya:Budaya meliputi inii seni, musik, film, makanan, dan aspek budaya lainnya yang dapat menarik minat dan perhatian orang di negara lain. Budaya yang menarik dapat membangun rasa simpati dan kekaguman, membuka jalan bagi dialog dan kerja sama. 

Contohnya, budaya pop Korea Selatan, seperti K-pop dan drama Korea, telah berhasil menarik perhatian dan penggemar di seluruh dunia, meningkatkan citra dan popularitas negara tersebut.

Yang kedua,Nilai:Nilai-nilai yang dianut oleh suatu negara, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan, dapat menjadi sumber daya soft power. 

Ketika negara-negara lain melihat nilai-nilai tersebut dipraktikkan secara konsisten dan efektif, mereka mungkin terdorong untuk mencontohnya atau bekerja sama dengan negara tersebut. Contohnya, Amerika Serikat telah lama menggunakan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sebagai alat soft power, meskipun implementasinya dalam praktik terkadang dipertanyakan.

Yang ketiga,Kebijakan: Kebijakan luar negeri yang dianggap adil, transparan, dan bermanfaat bagi negara lain dapat meningkatkan daya tarik dan kredibilitas suatu negara. Misalnya, program bantuan pembangunan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan dapat membangun reputasi positif dan meningkatkan pengaruh suatu negara di mata negara penerima bantuan.

Diplomasi Soft Power dapat di wujudkan dengan berbagai cara seperti.

Diplomasi Pendidikan: Ini melibatkan upaya untuk memperluas akses pendidikan bagi warga negara asing, serta memberikan beasiswa dan program pertukaran pelajar. Pendidikan menjadi alat soft power yang efektif karena dapat membangun hubungan jangka panjang dan memperkuat pemahaman antar negara. 

Contohnya, program Erasmus Mundus yang ditawarkan oleh Uni Eropa memungkinkan mahasiswa dari berbagai negara untuk belajar di universitas di Eropa, membangun pemahaman dan jaringan antar negara.

Diplomasi Ekonomi: Ini melibatkan upaya untuk mempromosikan investasi dan perdagangan dengan negara lain, serta memberikan bantuan pembangunan. Investasi dan perdagangan yang saling menguntungkan dapat membangun hubungan ekonomi yang kuat dan meningkatkan pengaruh suatu negara. 

Contohnya, China telah menggunakan investasi di negara-negara berkembang sebagai alat soft power, membangun infrastruktur dan meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun