Ketika negara-negara lain melihat nilai-nilai tersebut dipraktikkan secara konsisten dan efektif, mereka mungkin terdorong untuk mencontohnya atau bekerja sama dengan negara tersebut. Contohnya, Amerika Serikat telah lama menggunakan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sebagai alat soft power, meskipun implementasinya dalam praktik terkadang dipertanyakan.
Yang ketiga,Kebijakan: Kebijakan luar negeri yang dianggap adil, transparan, dan bermanfaat bagi negara lain dapat meningkatkan daya tarik dan kredibilitas suatu negara. Misalnya, program bantuan pembangunan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan dapat membangun reputasi positif dan meningkatkan pengaruh suatu negara di mata negara penerima bantuan.
Diplomasi Soft Power dapat di wujudkan dengan berbagai cara seperti.
Diplomasi Pendidikan: Ini melibatkan upaya untuk memperluas akses pendidikan bagi warga negara asing, serta memberikan beasiswa dan program pertukaran pelajar. Pendidikan menjadi alat soft power yang efektif karena dapat membangun hubungan jangka panjang dan memperkuat pemahaman antar negara.Â
Contohnya, program Erasmus Mundus yang ditawarkan oleh Uni Eropa memungkinkan mahasiswa dari berbagai negara untuk belajar di universitas di Eropa, membangun pemahaman dan jaringan antar negara.
Diplomasi Ekonomi: Ini melibatkan upaya untuk mempromosikan investasi dan perdagangan dengan negara lain, serta memberikan bantuan pembangunan. Investasi dan perdagangan yang saling menguntungkan dapat membangun hubungan ekonomi yang kuat dan meningkatkan pengaruh suatu negara.Â
Contohnya, China telah menggunakan investasi di negara-negara berkembang sebagai alat soft power, membangun infrastruktur dan meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI