-Perusahaan MLM yang menerapkan harga produk jauh melampaui nilai atau manfaat produk juga masuk dalam kategori money game. Misal; produk habbatussauda dengan komposisi dan manfaat yang harga normalnya hanya Rp. 55.000/botol isi 50 kapsul diberi label harga member mencapai Rp. 200.000. Meski bonusnya menggiurkan, tetapi ini masuk dalam kategori yang tidak fair. Member akan bekerja keras menjual produk mahal dengan manfaat yang standar. Perusahaan MLM yang paling sehat pasti akan menjaga beban mental seperti ini, bukan justru bermain nilai uang sebagai komoditas utama dalam meraup keuntungan. Perusahaan seperti ini biasanya hanya bertahan seumur jagung.
Nah, itulah beberapa contoh sebuah perusahaan money game yang menggunakan nama komunitas, arisan maupun MLM. Mereka terus berkembang dan akan terus berkembang. Sialnya, semakin modus tersebut diterapkan, semakin banyak pula orang yang gelap mata malas bekerja dan berharap uang instan lalu tergiur dengan cara tersebut. Ujungnya, satu persatu korban berjatuhan. Meski mungkin founder atau ownernya terkena pasal hukum dan dipenjarakan. Sekelompok orangh barisan sakit hati akan mengembangkan sistem yang serupa dengan cara memodifikasinya lalu mencari korban-korban yang lain. Untuk itu, transparansi, logika dan realita sebuah perusahaan MLM menjadi sebuah hal yang wajib diketahui oleh siapapun baik member, calon member, masyarakat luas maupun pemerintah.
MLM yang benar adalah selalu memiliki dual plan. Bahkan triple plan. Apa itu? MLM selalu dibangun oleh dua hal yakni produk dan sistem jaringan (marketing plan). Nah, sebuah perusahaan MLM yang paling sehat selalu memiliki sistem yang menguntungkan bagi member baik dari produk maupun marketing plan. Jadi, seorang member bisa memperoleh keuntungan dengan cara menjual atau mengkonsumsi produk MLM tanpa menjalankan sistem rekrutmen. Atau sebaliknya, seorang member bisa mengembangkan jaringan guna mendapatkan bonus jaringan tanpa menjual produknya. Atau juga bisa dua-duanya. Tetapi dua hal ini tidak boleh dipisah dan harus bisa dipilih salah satunya.
Perusahaan MLM yang membernya bisa take profit hanya dari salah satunya saja terutama marketing plannya, sudah masuk kategori money game. Mungkin Anda masih ingat atau masih kenal dengan perusahaan MLM yang mempunyai produk utama pulsa. Perusahaan ini menerapkan sistem join dengan nilai Rp. 350.000 dan akan mendapatkan hak usaha. Hak usaha tersebut sebagai hak atas sistem distribusi dan pengembangan jaringan. Tetapi perusahaan tersebut mempunyai produk yang harganya tidak bisa diandalkan. Contoh: pulsa nominal Rp.5 ribu, diberi harga member harga Rp. 5800. Pulsa nominal Rp. 10.000 diberi harga member Rp. 10.600. Padahal, di pasaran seorang reseller mendapatkan harga pulsa nominal 5K adalah kisaran Rp. 5150, dan Rp. 9950 untuk pulsa nominal 10K. Artinya, member perusahaan MLM tersebut tidak akan bisa menjual produknya dan mengandalkannya sebagai plan dalam mengembangkan bisnis MLM itu karena harga jualnya sudah pasti tidak akan kompetitif di pasaran. Belum lagi nilai join yang mencapai Rp. 350.000, hanya mendapatkan hak usaha saja tanpa mendapatkan produk starter pack. Ini sudah jelas money game. MLM yang paling fair adalah nilai join merupakan gabungan antara produk starter pack + hak usaha. Produk starter pack seharusnya memberi keuntungan jika dijual lagi, atau setidaknya memberi manfaat bagi si member jika mengkonsumsinya.
Demikian artikel ini saya buat dengan harapan bisa memberikan pencerahan kepada teman-teman yang akan menginvestasikan uangnya agar tidak tergiur dengan iming-iming bonus atau keuntungan instan yang fantastis.
Saya,
Omtri | Marketing Support Golden Life
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H