Mohon tunggu...
antowi
antowi Mohon Tunggu... Teknisi - Pekerja kantor biasa

Tiada yang tertulis kecuali imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perusahaan Konstruksi MenggunakanPerangkat Lunak Bajakan karena Pekerja Otodidak

30 Agustus 2018   11:12 Diperbarui: 30 Agustus 2018   15:18 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: autodesk.com

Proyek tersebut sukses, dan banyak keuntungan. Namun pada kenyataanya di lapangan, ke-efisienan tersebut rupanya tidak terbaca oleh manajemen perusahaan. Memang ada perbedaannya dibanding bekerja dengan cara yang kuno namun hanya sedikit.  Akhirnya mau tidak -- mau perusahaan harus mencari cara bagaimana produk bisa dihasilkan dengan lebih efektif.  

Akhirnya dibutuhkan banyak personel dalam sebuah proyek yang artinya cost membengkak. Profesi drafter ya hanya sama saja dengan drafter masa lalu yang menuangkan sket dari arsitek/engineer. 

Tidak ada yang spesial dari drafter maupun software yang digunakan karena tidak ada drafter yang bisa menunjukkan potensi sebenarnya dari software tersebut. Begitu juga dengan engineer yang memakai bantuan software untuk memproses hitungan. Harga mahal dari sebuah software tidak bisa memenuhi syarat sebagai infestasi perusahaan.

Nah sekarang bagaimana meningkatkan bergaining power seorang drafter atau arsitek/engineer? Jaman sekarang lupakan kecanggihan AutoCAD. Kita tidak perlu bersusah payah belajar AutoCAD secara benar karena AutoCAD sudah gagal menunjukkan kehebatanya selama ini. Mau kita punya Autodesk Certified Professional (ACP) untuk AutoCAD juga pasti perusahaan hanya memandang sedikit. AutoCAD kan gitu -- gitu saja, banyak yang "bisa" mungkin itu pemikiran perusahaan. 

Sebagai seorang drafter kita sekarang meningkatkan kemampuan dengan belajar software -- software modeling BIM (Building Information Modeling)  secara BENAR. Ada banyak software modeling 3D antara lain Autodesk  Revit, Bentley AECOsim, Archicad, Tekla, Bricscad BIM, Allplan dll.  Seperti yang saya katakan, jangan pernah malas untuk memencet tombol F1 bahkan jika kita merasa benar dalam menggunakan suatu perintah. 

Karena bisa saja kita hanya merasa benar bukan benar beneran. Tapi kan banyak juga teman -- teman di luaran sana yang tidak peduli dengan "cara benar" tersebut. Yang penting hasil sesuai dengan yang diinginkan oleh designer (arsitek/engineer) . Tidak bisa seperti itu! Didalam menggunakan AutoCAD kita bisa menggambar garis busur dengan perintah ARC, bisa juga kita membuat CIRCLE kemudian kita TRIM dan hasilnya semuanya benar. 

Namun tidak dengan modeling BIM. Karena keseharian pakai Revit, saya ingin membuat contoh dengan Revit. Di dalam memodelkan bangunan di Revit, memang kita bisa memodelkan misalkan pondasi dengan beam. Kita membuat tipe beam dengan bentuk pondasi kemudian memberinya parameter material batu kali misalnya. Ya... dalam model secara visual itu adalah pondasi batu kali, tetapi kekuatan BIM itu ada di huruf I yaitu Information. Itu artinya kita memberikan informasi yang keliru dalam membuat modeling dan itu mempengaruhi bagian lain dalam team kerja. Dan itu artinya kita belum BENAR dalam memodelkan.

Kita juga bisa menginformasikan tentang BIM kepada perusahaan sewaktu melamar pekerjaan. Setidaknya ketika kita ditanya oleh pewawancara " Ada pertanyaan Pak/Bu?" Kita bisa mengorek apakah perusahaan sudah tahu tentang BIM? 

Apakah menggunakan software - software tersebut memang berencana mengadopsi BIM system dalam bekerja? Ataukah sekedar ikut -- ikutan? Misal karena perusahaan lain pakai Revit akhirnya ikut - ikutan pakai Revit. Tapi itu kan teknis? Bukan teman -- teman, BIM bukan teknis. BIM itu menyangkut teknik, manajemen, keuangan dan tentunya man power.

Jadi apakah sekarang teman-teman yang bekerja di bidang konstruksi mau lebih tahu tentang BIM atau berpikiran bodo amat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun