Kini kejayaan minyak STANVAC itu hanya menyisakan jejak-jejaknya walaupun tak sepenuhnya pudar karena produksi gas berupaya menggantikannya. STANVAC meninggalkan Pendopo 1995 setelah diambil alih PT. Exspan Sumatra (sekarang Medco Energi).Â
Saat ini seluruh assetnya telah beralih kepemilikan menjadi milik negara yang pengelolaannya berada di bawah Pertamina EP asset 2. Warisan aset itu tetap dipelihara dengan sangat baik. Lingkungan komplek yang terawat sekaligus terjaga keamanannya dengan fasilitas jalan aspal mulus dapat ditemui di jalur boulevard Komperta (Komplek Pertamina) dan lingkungan sekitarnya.
Sebagian bangunan lama masih kokoh berdiri seperti bentuk aslinya namun dapat dijumpai pula beberapa bangunan dengan corak arsitektur baru seperti rumah ibadah, rumah sakit, taman komplek dan fasilitas lainnya yang semua itu menjadi bagian inventaris milik bangsa tak ternilai, satunya karena berdiri di lingkungan yang memiliki nilai historis tinggi.
Jejak-jejak warisan itu juga memiliki arti penting - bahwa dimasa itu meskipun terdapat ratusan bahkan ribuan lokasi prospek minyak yang mungkin menarik secara bisnis di seluruh pelosok dunia, namun bagi Standard Oil - sebuah grup perusahaan minyak global milik Amerika kala itu, Pendopo Talang Akar dan sekitarnya adalah salah satu lokasi yang terpilih sebagai tempat mencari peruntungan bisnis perminyakan mereka.Â
Walau dengan cara penemuan tak disengaja, mereka terbukti tidak salah dengan pilihannya.
Selesailah sudah jalan-jalan kami melintasi ruang waktu satu abad lalu guna mengungkap sepenggal kisah kejayaan pencarian emas hitam oleh sebuah kartel minyak Amerika di sebuah tempat di pedalaman Sumatra Selatan itu….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H