Mohon tunggu...
Zariul Antosa
Zariul Antosa Mohon Tunggu... Dosen - LAKI-LAKI

Dilahirkan tahun 21 Juni 1965 di Batusangkar, Tanah Datar , Sumatera Barat. Berbagi untuk meningkatkan kecerdasan dan kemajuan Bangsa di Universitas Riau.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan "Mengamati" dalam Pembelajaran SBDP (Seni Budaya dan Prakarya)

14 Juni 2021   09:57 Diperbarui: 14 Juni 2021   10:12 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini pembelajaran SBDP (Seni Budaya dan Prakrya) sudah dilaksanakan hampir selama 7 tahun. Pada awal-awal penerapan kurikulum 13 banyak Bapak dan Ibu guru kita yang kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran denganmenggunakan pendekatan Saintifik. Pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran yang pada mulanya digunakan pada pembelajaran-pembelajaran axacta seperti IPA dan Matematika. Namun pada kurikulum 2013 pendekatan saintifik diadopsi untuk digunakan untuk semua mata pelajaran. Pendekatan saintifik di terapkan melalui 5 aktifitas yaitu mangamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. 

Pada artikel ini akan dijabarkan rangkaian aktivitas pembelajaran SBDP dan secara spesifik hanya akan membahas tentang langkah pertama dalam penerapan pendekatan saintifik yaitu aktivitas "mengamati".

Secara harfiah mengamati dapat diartikan sebagai aktifitas melihat atau memperhatikan yang dilakukan secara teliti. Mengamati dalam pembelajaran SBDP dapat dimaknai sebagai aktivitas pengamatan yang menyeluruh terhadap proses berkesenian atau objek seni dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dari sebuah sebuah karya seni berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, untuk mendapatkan informasi-informasi baru yang dibutuhkan dalam mengembangkan ide dan gagasan. Kegitan mengamati adalah kegiatan indrawi yang menyeluruh yang melibatkan organ fisik dan psikis manusia untuk mendapatkan sebuah ide, gagasan atau pemikiran.

Mengamati tidak dapat disetarakan dengan aktivitas melihat, melihat adalah menangkap informasi umum tentang suatu objek melalui mata secara selintas saja atau dalam waktu yang singkat. Sementara mengamati menangkap informasi dari suatu objek dengan aktivitas lebih spesifik dengan mengindentifikasi, mengklarifikisi suatu objek untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif. Proses mengamati dilakukan seseorang untuk mengenali dan mengidentifikasi objek secara lebih baik.

Pembelajaran SBDP mencakup 3 aspek seni yaitu aspek bunyi, gerak dan rupa. Untuk itu aktivitas mengamati harus dimakanai sebagai rangkaian aktivitas pengenalan ketiga aspek seni tersebut menggunakan indra yang sesuai.

Aktivitas mengamati dapat dibedakan atas tiga, yaitu:

Mengamati biasa

mengamati biasa merupakan aktivitas pengamatan terhadap subjek secara alami dengan melakukan pengamatan. Dalam hal ini, siswa sama sekali tidak melibatkan diri secara khusus dengan objek, atau situasi yang di amati.

Mengamati terkendali

Pada aktivitas mengamati terkendali, pelaku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan objek seni, atau proses berkesenian yang di amati. Pada aktivitas mengamati terkendali objek seni yang di amati secara sikologis dikondisikan secara khusus. Dalam mengamati terkendali, proses pembelajaran seni yang memuat nilai-nilai proses dan eksperimen-eksperimen tertentu atas objek seni yang diamati.

Mengamati partispatif

Mengamati partisipatif, yaitu siswa melibatkan diri secara langsung dengan objek seni yang diamati. Aktivitas mengamati seperti ini biasa dilakukan dengan mengamati artefak budaya atau karya-karya etnografi. Pengamatan partisipatif harus melibatkan diri dengan objek seni, komunitas seni (seniman), atau karya seni. Misalnya dalam belajar tentang tari siswa berpatisipasi lansung dalam mengamati tarian tersebut dengan mengidentifikasi gerak dasar tari atau musik pengiring, mengurutkan gerak tari, mengenali desain lantai untuk menemukan definisi-definisi.

Siswa akan dapat mengidentifikasi sebuah karya seni, dapat membedakan sebuah keramik dengan sebuah gerabah yang dilakukan dengan proses identifikasi pada bentuk, karakteristik, tekstur, warna, dll. proses mengamati hrus dilakukan dengan optimalisasi fungsi indera pendengar pada seni musik, indra penglihatan pada seni rupa dan indra penglihatan serta indra pendengaran pada seni tari.

Dalam mata pelajaran SBDP aktivitas mengamati sebagai awal dari proses belajar saintis jika dilaksnakan secara baik dan terencana akan mendorong lahirnya informasi yang bervariasi. Seperti melihat sebuah benda eliptis akan diartikan berbeda oleh siswa dan disebutkan dengan padanan kata yang beragam seperti, bulat, oval, lonjong, bulat telur, atau sebutan lainnya sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya. Melalui proses mengamati siswa akan dapat menjelaskan perbedaan dan perubahan bunyi setelah suatu bunyi dinaikkan atau diturunkan. Proses pengamatan yang menyeluruh dalam pembelajaran seni sangat diperlukan, untuk itu ada beberapa trik mengamati yang dapat Bapak / Ibu guru diterapkan  dalam pembelajaran SBDP yaitu:

1. Letakkan objek yang diamati ditempat yang terbuka dalam jarak pandang yang ideal. Untuk objek seni berupa bunyi hadirkan bunyi di ruangan yang bebas dari gangguan bunyi lainnya misalnya studio atau bunyi dikirim ke handset siswa.

2. Siapkan indikator yang akan digunakan dalam proses pengamatan sesuai dengan informasi yang di butuhkan dalam pembelajaran

3. Tentukan secara spesifik informasi atau data yang diperlukan

Demikianlah semoga bermanfaat bagi bapak/Ibu dalam mengembangkan pembelajaran SBDP di kelas. Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun