Mohon tunggu...
Anton Wijaya
Anton Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Perawat yang suka ngeblog, serta mengikuti dan berbagi di media sosial. Biografi lengkap, ada di http://medianers.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama Menghancurkan Indonesia Melalui Narkoba

12 April 2016   02:24 Diperbarui: 12 April 2016   02:35 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup 2 jenis narkoba tersebut dikenali, karena jenis narkoba tersebut paling umum digunakan. Jika pembaca mendapati tanda dan gejala demikian dalam keluarga, maka mulailah awasi gelagatnya, apakah itu anak, suami, istri atau adik, kakak, karena pengguna narkoba tidak memandang usia, status dan profesi. Jika tidak bisa dicegah, laporkan pada pihak berwenang.

Mencegah dari dini lebih baik dari pada mengobati. Kata dosen fisiologi penulis, dr.Siti Hanafiah, Sp.S bahwa, Narkoba merusak sistim persyarafan manusia, makanya pengguna merasakan sensasi dan fantasi. Jika sistim persyarafan di otak rusak, maka cabang-cabang syaraf sulit berkembang." Ungkapnya semasa penulis masih belajar di Akper.

Pembaca tau? Jika sel syaraf dirangsang untuk berfikir , belajar dan menulis misalnya, maka sel-sel syaraf di otak akan bercabang serta berkembang, berguna untuk menangkap informasi. Namun, jika sel-sel syaraf dibiarkan berfantasi dengan dirusak oleh narkoba maka sel syaraf diotak akan menciut tidak bercabang dan berkembang, yang akhirnya otak menjadi "dungu" dan sulit mengembangkan pikiran akan informasi. Akhirnya suka cengegesan sendiri. Dan, kondisi demikianlah yang diharapkan penjajah era modernisasi saat ini. Mengharapkan otak rakyat indonesia menjadi dungu, yang akhirnya indonesia dikuasai tanpa disadari.

Drama ini akan berjalan mulus, jika sutradara masih bebas berkarya di bumi nusantara. (AntonWijaya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun