Cukup 2 jenis narkoba tersebut dikenali, karena jenis narkoba tersebut paling umum digunakan. Jika pembaca mendapati tanda dan gejala demikian dalam keluarga, maka mulailah awasi gelagatnya, apakah itu anak, suami, istri atau adik, kakak, karena pengguna narkoba tidak memandang usia, status dan profesi. Jika tidak bisa dicegah, laporkan pada pihak berwenang.
Mencegah dari dini lebih baik dari pada mengobati. Kata dosen fisiologi penulis, dr.Siti Hanafiah, Sp.S bahwa, Narkoba merusak sistim persyarafan manusia, makanya pengguna merasakan sensasi dan fantasi. Jika sistim persyarafan di otak rusak, maka cabang-cabang syaraf sulit berkembang." Ungkapnya semasa penulis masih belajar di Akper.
Pembaca tau? Jika sel syaraf dirangsang untuk berfikir , belajar dan menulis misalnya, maka sel-sel syaraf di otak akan bercabang serta berkembang, berguna untuk menangkap informasi. Namun, jika sel-sel syaraf dibiarkan berfantasi dengan dirusak oleh narkoba maka sel syaraf diotak akan menciut tidak bercabang dan berkembang, yang akhirnya otak menjadi "dungu" dan sulit mengembangkan pikiran akan informasi. Akhirnya suka cengegesan sendiri. Dan, kondisi demikianlah yang diharapkan penjajah era modernisasi saat ini. Mengharapkan otak rakyat indonesia menjadi dungu, yang akhirnya indonesia dikuasai tanpa disadari.
Drama ini akan berjalan mulus, jika sutradara masih bebas berkarya di bumi nusantara. (AntonWijaya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H