Resensi yang baik didukung diksi yang terpilih. Setiap kata mempunyai potensi arti dan makna yang mendalam. Diksi yang terpilih ini dimungkinkan untuk kategori naskah resensi dari buku inspirasi, motivasi, wisata, wirausaha, kesehatan, ataupun kuliner. Bahkan, diksi yang bertenaga akan berbeda jika untuk menyusun naskah resesi dari buku filsafat, politik, sosial, dan agama.
Naskah resensi termasuk hitungan artikel pendek. Dengan ciri inilah jangan sampai teledor atau ceroboh berbahasa. Jangan malas berguru pada ejaan bahasa Indonesia yang benar (EyD). Jangan malas membuka ulang-alik kebakuan dan keberterimaan sebuah kata. Jangan anggap sepele dan remeh. Gunakan KBBI versi terbaru. Bahkan, kini KBBI V senantiasa diperbarui dan mudah diunduh serta dibuka secara luar jaringan atau luring.
Rubrik resensi di media tertentu tampil lain daripada resensi di media lain. Rubrik ini mementingkan cara termudah membedah buku, cara sederhana menceritakan buku, cara unik membangkitkan gereget membaca buku, dan cara terpraktis memamerkan buku. Oleh karena itu, tengara pokok naskahnya adalah analisis dan opini si peresensi. Dapat dikatakan bahwa gaya tulisannya berbobot, ada kekuatan atau daya potensi sebuah buku itu bermutu, dilaporkan, dan dirujuk nomor halamannya pun bisa.
Gaya dan ciri laporan inilah yang justru memunculkan variasi kreatif naskah resensi. Satu buku terasa mudah dibedah dari sudut pandang permasalahan aktual di masyarakat. Jadi, tipe resensinya tidak eksplisit menyodorkan kelebihan, keunggulan, kekurangan, atau kelemahan buku. Bisa dikatakan, gaya resensi media tertentu adalah gaya pengungkai sebuah buku. Bisa ditebak, gaya ini seperti laporan pandangan mata baca yang terasa renyah dan komunikatif, penuh intrik dan kaya panorama.
Buku Muhidin M Dahlan ini tiada banding. Namun, bagi peresensi pemula, ada bagian yang kurang dalam buku ini, terutama daftar adres media yang menyediakan rubrik resensi. Tentu saja media yang masih aktif terbit. Lebih kesohor lagi disuguhkan daftar adres penerbit buku yang sangat vital untuk para peresensi. Kegunaannya, peresensi punya hak untuk mengajukan klaim bonus atau reward, entah buku gratis, entah sejumlah nominal uang.
Jika ditelusur lagi, resensi karya Muhidin M Dahlan justru tidak andil dicontohkan. Padahal Muhidin peresensi kesohor tanah air yang tekun mengkliping peristiwa (literasi atau perbukuan) masa kelam dan kiwari. Nah, telah terjawabkah titel resensi ini? Kemarin silam bikin resensi dapat banyak cuan. Kini pamer resensi cuma dapat teman yang bercuan-cuan. Tepe-tepe, dech! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H