Mohon tunggu...
Anton Suparyanta
Anton Suparyanta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis+Editor Buku; -kiperbukulejen Detik Detik UN- xixixixiixixixiiiiiiii.....

Selalu belajar. Ikuti proses. Panen sukses. =========== yuuukkkkk, direviuuu buku saya ini! cocok utk konten en proyek merdeka belajar. BUKA Buku Baca Buku Cuan Resensi (Diandra, 2022) JENAMA dan Jemawa, selilit esai dan kritik sastra (Beranda Intrans Publishing, 2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku Favorit+Penerbit Bonafit= Siswa Aktif + Guru Kreatif

4 Mei 2023   15:30 Diperbarui: 4 Mei 2023   15:35 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Akhir Maret 2023 agenda tahunan BSKAP dan Pusat Perbukuan mengumumkan penilaian ratusan judul buku nonteks pelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Hasil penilaian buku ini bisa dimaksimalkan untuk melengkapi perpustakaan dan proyek pojok baca secara nasional. Tentunya, buku via penjurian harus ber-ISBN dan ber-HET.

Anak bangsa wajib melek literasi. Anak bangsa diklaim homo digital. Anak bangsa harus melit baca. Anak bangsa hobi membaca. Membaca itu menyenangkan. Bawalah anak bangsa bermimpi bersama buku-buku bermutu.

Via Watna Legimakani, Kepala Sekolah SD Negeri Iyameli, Alor, Nusa Tenggara Timur, yang berdialog dengan Menteri Nadiem, menuturkan bahwa sekolahnya menerima lebih dari 1.600 eksemplar buku dengan 540 judul buku. Saat menerima buku, guru dan siswa di sekolahnya sangat antusias.

“Jadi, saya berpikir, anak ini belum bisa membaca, tapi sudah bisa paham hanya dengan melihat gambar dan sudah bisa berbagi pengetahuan dengan teman-temannya. Manfaat buku ini luar biasa sangat baik, hingga sekarang mereka senang pinjam buku untuk dibawa pulang ke rumah,” ujar Via (https://www.instagram.com/p/CpL9OOkyR3-/?hl=en).

Sumber: kemdikbud.ri/Instagram
Sumber: kemdikbud.ri/Instagram
Distribusi buku ke titik-titik kota sebagai antisipasi darurat stok buku bacaan dan rendahnya literasi dasar (Sumber ig @kemdikbud.ri: https://www.instagram.com/p/CpL9OOkyR3-/?hl=en)

Sungguh, manfaat Merdeka Belajar episode 23 ini memanjakan dunia mimpi si anak dengan aneka ragam buku bacaan. Episode 23 ini jitu menjadi program favorit, teristimewa sinergi antara buku, penerbit, murid, guru, sekolah, dan pemerintah yang menyangganya.

Ada 3 pendukung sukses, yaitu pemilihan dan perjenjangan buku sesuai minat dan kemampuan baca anak (sebagai antisipasi minimnya buku di perpustakaan sekolah dan di rak-rak pojok baca setiap kelas); cetak dan distribusi jutaan eksemplar buku untuk daerah 3T; pelatihan dan pendampingan kepada kepala sekolah, guru, pustakawan agar cakap mengelola buku demi minat melek-baca buku si anak. 

Setiap generasi zaman pasti melek literasi. Buku bacaan bermutu dan guru begitu bersemuka. Buku dan guru bukanlah pusat pembelajaran. Buku dan guru adalah target orientasi bahwa belajar pasti perlu proses.

Rilis guru merdeka ala Ki Hajar Dewantara hingga model guru penggerak ala Mas Menteri hari ini adalah gimik pikir dinamis. Tak perlu kaget menyikapi laju zaman yang makin kompleks mondial. Justru hayatilah dengan cara pikir positif. Gimik simpelnya adalah visioner. Pun demikian dengan rilis Guru Penggerak yang dibundel program Merdeka Belajar episode 5 tahun lalu.

Eksistensi guru penggerak adalah tren kontekstual yang idealnya kontinu ditagih antartahun. Jangan digiring kembali ke opini “guru nekrofil” (gandrung terhadap benda mati). Berhala! Alih-alih, bukankah tutur lisan “gelar tanpa tanda jasa” sudah dikubur dengan “insan cendekia”?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun