Mohon tunggu...
Anton Suparyanta
Anton Suparyanta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis+Editor Buku; -kiperbukulejen Detik Detik UN- xixixixiixixixiiiiiiii.....

Selalu belajar. Ikuti proses. Panen sukses. =========== yuuukkkkk, direviuuu buku saya ini! cocok utk konten en proyek merdeka belajar. BUKA Buku Baca Buku Cuan Resensi (Diandra, 2022) JENAMA dan Jemawa, selilit esai dan kritik sastra (Beranda Intrans Publishing, 2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku Favorit+Penerbit Bonafit= Siswa Aktif + Guru Kreatif

4 Mei 2023   15:30 Diperbarui: 4 Mei 2023   15:35 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka belajar, merdeka buku, merdeka bercerita adalah pembelajaran favorit anak-anak digital (Sumber ig @kemdikbud.ri: https://www.instagram.com/p/CpL9OOkyR3-/?hl=en)

Tanya: “Masih pentingkah buku-buku bacaan ditulis, dicetak, dan dikonsumsi anak-anak digital? Masih lariskah buku-buku tersebut di sekolahan dan di pasaran? Masih adakah pembaca buku-cetak sebenarnya di tengah gempuran peranti serbamesin aplikasi ini?”

Jawab: “Maaaa. Maaaaa… Masih, kan?”

Pertanyaan ini akan viral jika tidak ada pernyataan valid dari Nadiem Makarim. “Budaya membaca tumbuh dari kemerdekaan anak-anak untuk membaca buku yang menyenangkan dan sesuai minatnya,” tegasnya. Ukuran terkini sungguh pas ketika gerakan Merdeka Belajar, khususnya episode 23, ditaja sebagai program favorit.

Rilis episode ini memfokuskan distribusi buku bacaan bermutu untuk literasi Indonesia. Rilis ini menjadi bukti Semarak Merdeka Belajar makin bernyali dan bernyawa. Sekaligus menepis kritikan sinis tentang darurat stok buku bacaan bermutu secara nasional.

Jika mencukil lembaran sejarah, penyair legendaris, Taufiq Ismail, sukses memuisikan rendahnya budaya baca. Anak-anak bangsa malas baca, miskin referensi, dan rabun buku. Darurat literasi selalu menjadi topik nyinyir dari hulu hingga hilir dinas kependidikan.

Episode 23 menjawabnya. Episode ini disponsori langsung Kemdikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, terutama untuk optimalisasi penilaian buku nonteks pelajaran satuan awal PAUD dan SD. Bukti konkretnya, Kemdikbudristek membuka setidaknya 2 jalur pengadaan buku bacaan bermutu melalui prosedur penilaian secara nasional.

Jalur pertama, Kemdikbudristek menjaring langsung buku-buku penilaian dari para individu penulis. Jalur kedua, jejaring penerbit buku nasional antusias mendaftarkan diri buku-buku bacaan ke Pusat Perbukuan. Kebetulan saya selaku buruh penerbitan yang harus titen terhadap sikon seperti ini.

Dokpri
Dokpri

Para penulis dan editor profesional menyangga mutu penulisan buku dengan legalitas sertifikasi nasional (Dokumen pribadi: saya duduk di baris depan yang nomor 3 dari kanan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun