Dalam banyak kasus, secara tidak sadar bahasa dapat digunakan untuk mengendalikan perilaku dan pemikiran orang lain. Peran masyarakat dalam strategi kultural ini lebih berperan kepada kontrol sosial dan produksi stigma dalam masyarakat.Â
Sebagai contoh; istilah "Pelakor" (Perebut Laki Orang) menjadi begitu besar dampaknya bagi seorang perempuan yang melakukan perselingkuhan kepada laki-kali yang telah beristri. Stigma ini cukup memberi kesan negatif bagi pelakunya, sehingga di dalam masyarakat telah terpatri dalam benak bahwa merebut suami orang adalah tindakan yang sangat tercela dan hina. Tentunya hal serupa bisa diterapkan kepada pelaku korupsi.Â
Stigma negatif terhadap perilaku koruptor harus diciptakan sebagai upaya mengurangi empati dan tolerasi kepada pelaku korupsi. Dengan demikian korupsi sebagai kejahatan yang bersifat extra ordinari crime bisa diminimalisir secara massif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H