Dari pribadi yang beritikat baik, jujur maka timbangan akan bekerja jujur dan normal sesuai dengan fungsinya. Para penjual buah yang masih memiliki kejujuran memakai fenomena ini sebagai kekuatan untuk menarik minat pembeli. Mereka hendak mengatakan bahwa mereka tidak mengambil lebih dari yang seharusnya. Mereka tidak merekayasa alat demi meraup keuntungan pribadi. Mereka hendak berbuat sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku.Â
Dalam konteks ini mereka berpesan kepada para pembeli agar waspada saat membeli buah. Pada titik ini para penjual buah tidak mengiklankan kwalitas buah tetapi kwalitas prilaku dan nilai kejujuran sebagai perwujudan nilai budaya 'siri' (harga diri) manusia suku Bugis-Makassar. Kejujuran adalah prinsip hidup yang harus dijunjung tinggi. Kejujuran akan menimbulkan kepercayaan. Dengan modal kepercayaan maka akan membawah keberkahan yang melimpah.
Pesan yang hendak disampaikan oleh para penjual buah adalah kejujuran hendaknya menjadi karakter setiap anak bangsa dalam kehidupan sosial. Dengan adanya kejujuran maka kehidupan ini akan memberikan kesejahtraan kepada semua orang.Â
Dengan modal kejujuran dan kepercayaan kita akan mendapatkan berbagai reseki dalam kehidupan. Jika anda kehilangan kejujuran dan kepercayaan maka anda kehilangan segalanya. Mari kita belajar menjadi pribadi yang jujur agar menghasilkan buah-buah kejujuran dalam seluruh aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H