Mohon tunggu...
ANTONIO
ANTONIO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dosen

seorang yang selalu ingin mencoba dan mencoba hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Medsos Adalah Kekinian Zaman

23 Juni 2016   00:52 Diperbarui: 23 Juni 2016   07:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
simber:winxseven.blogspot.com

Tampang gue ya kekinian gaya gue ya kekinian

musik gue ya kekinian paling asyik yang beginian.

Koneksi wifi udah pasti  harus biar lancar mau updet status

difoto dulu baru dimakan gue sih gitu, loe juga y akan...

Sepenggal bait yang memperlihatkan sebuah karya dari seorang penyanyi Hip Hop Indonesia bernama Jflow dinama dia melihat realita yang mengiringi dinamika masyarakat, setiap gerak dari masyarakat seakan harus dishare ke seluruh masyarakat luas bahkan ke penjuru dunia biar semua orang tahu apa yang sedang dilakukannya itulah kekinian. Tanpa eksis tidak disebut orang kekinian, itulah kira-kira inti dari lagu kekinian yang dimaksud oleh pencipta lagu. Dinamika perbincangan ringan tentang peristiwa dan gaya hidup keseharian yang dahulu hanya terdengar oleh dua subyek manusia yang sedang berkomunikasi kini sudah berubah, persoalan ringan ataupun berat yang awalnya orang lain tidak mau tahu sekarang sudah menjadi konsumsi publik yang bisa saja direspon oleh semua orang. Medsos lah sarana manusia untuk melakukan apapun yang mau dilakukan mengungkapkan perasaan dan pemikiran manusia, mengetahui semua peristiwa politik, fashion, olahraga, sosial dan budaya yang sedang berkembang, bahkan sekarang ranah Rohani yang lebih personal sifatnya dapat dicari lewat media sosial ini.

Sosialku Berjalan

Setelah mengenal media sosial hampir 15 tahun yang lalu sudut pandang saya melihat dunia dan peradapan sudah berbeda jauh yang awalnya hanya berpatok pada lingkungan sekitar saja sekarang berkembang sampai penjuru dunia bisa saya jangkau meskipun tidak berada di sana. Adanya media sosial yang waktu itu adalah Friendster dan kemudian Facebook mulai muncul banyak teman dari berbagai daerah , pulau dan bahkan dari berbagai bangsa bisa saya punyai ya tentunya lewat media sosial ini. Sharing pengalaman dan kabar dari orang terdekat waktu kecil yang sudah lama tidak bertemu lewat media sosial lah bisa kembali terhubung meskipun jaraknya jauh diseberang pulau. Bahkan dari media sosial inipun saya sempat memiliki beberapa mantan pacar juga lho.

Pertemanan lewat media sosial menjadikanku lebih dewasa dalam melihat karakter orang dan lebih dewasa dalam menghadapi persoalan hidup bagi seorang remaja yang sedang menuju dewasa pada waktu itu. “Qo bisa ya sampai segitunya?” Ya bisa saja karena mendengar sharing dari orang yang berkomentar di status dan bisa melihat karakter dari setiap foto yang di tag di akun pribadi teman. Apakah fotonya menggoda atau fotonya biasa saja itu menjadi bagian saya dalam menganalisis dari setiap teman di media sosial  saya. Melatih kepekaan kepada peristiwa yang sedang dialami orang lain juga saya rasakan dengan ikut terlibat dalam memberikan dukungan di beberapa grub yang saya diikuti meskipun juga harus selalu berhati-hati karena bisa saja postingan itu menjadi sarana untuk mencari pembelaan diri di depan publik.

Tetapi belakangan ini media sosial dipakai oknum-oknum tertentu dengan merugikan pihak lain yang terlanjur percaya di media sosial, kita tentu mengetahui dari berita-berita online, televisi ataupun media cetak karena mengenal di medsos orang dengan mudahnya menjual harga dirinya dan lewat medsos juga orang melakukan penipuan-penipuan yang merugikan harta benda orang lain. Lebih ekstrim lagi setelah mengenal di media sosial nyawapun melayang setelah kopi darat dilakukan. Miris sekali setelah mengetahui berita-berita yang berkembang di media, orang dengan kepintarannya dan lewat media sosial bisa tega untuk merugikan orang lain.

Rohaniku juga terjaga

Meskipun dampak dari kekinian jaman merasuk sampai ke sendi kehidupan yang sifatnya pribadipun tetapi ya itulah perkembangan zaman yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan semua umat manusia, tetapi juga bisa dipakai untuk kehancuran semua umat manusia. Di dalam kepercayaan saya bahwa Tuhan berkuasa atas segalanya yang ada di alam semesta ini karena Dialah Raja Alam semesta, tentunya mencakup semua hal yang berhasil manusia ciptakan karena manusia adalah bagian terkecil dari ciptaan Tuhan. Dari situlah saya melihat Tuhan akan berkarya melalui apapun dan siapapun, bahkan lewat media sosialpun Tuhan bisa berkarya.

Melaui media sosial Facebook saya Setiap hari membaca bacaan dan renungan injil dari sebuah akun yang dimiliki oleh seorang pastur yang selalu up-to-date dalam menulis renungan sesuai jadawal bacaan harian. Kerohanian saya tetap terjaga meskipun tidak selalu membaca kitab suci konvensonal tetapi sudah terintegrasi ke dalam media sosial sehingga akan memudahkan kita semua yang ingin setiap hari membaca kitab suci tetapi repot untuk membacanya. Bahkan Paus Fransiskus membuka diri untuk tetap bisa menyebarkan kasihnya kepada seluruh umat manusia dimanapun melalui medsos Twitter nya @Pontifex Pope Francis, dan terbukti melaui media sosial juga bisa digunakan untuk tetap menjaga kerohanian. Banyak pemuka agama di Indonesia dan Dunia memanfaatkan media sosial untuk meyebarkan kasih dari setiap ajaran agama masing-masing sehingga penganut setiap agama dan kepercayaan tetap bisa menjaga keimanannya.

Selama dunia masih ada, kebaikan akan selalu mendapat saingan dari ketidak baikan, dunia medsos juga mengalami ketidak baikan itu, lewat mengatas namakan agama dan gerakan keagamaan tertentu membuat sebuah gerakan untuk menciptakan sebuah antipati atau pun fanatik terhadap agama dan kepercayaan lain. Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kepercayaan dan keagamaan adalah isu yang sangat sensitif di media sosial, mulai dari obrolan yang mempertontonkan perdebatan perbedaan agama sehingga menyudutkan dan mencemooh pemeluk agama lain, profokasi dari peraturan-peraturan yang mengatasnamakan keagamaan juga menjadi daya tarik untuk dijadikan bahan pergunjingan di medsos sehingga menjadikan suasana kebencian antar pemeluk agama. Saya sendiri melihat fenomena ini adalah sebuah upaya memecah belah keutuhan umat manusia yang datangnya tentunya bukan dari kuasa yang baik tetapi dari kuasa yang Jahat melalui segelintir oknum saja.

Dengan Fenomena yang ada seperti sekarang ini kita diajak untuk pintar-pintar membentengi diri sehingg kita terhindar dari situasi permusuhan yang mengatasnamakan keagamaan dan kepercayaan. Seperti seorang pendaki gunung yang akan mendaki untuk mencapai puncak tertinggi tentunya akan melewati daerah yang gersang dan daerah yang begitu subur, bukan hanya itu saja pendaki akan melewati daerah yanag sangat panas dan daerah yang begitu dingin, yang diharapkan disini adalah kita harus menjadi pendaki gunung yang cerdas dalam menyikapi dan melewati setiap fenomena yang terjadi pada saat pendaki berjalan mencapai puncak. Begitu juga di dalam media sosial kita harus seperti pendaki yang sangat cerdas dalam menyikapi dan melewati setiap fenomena yang selalu muncul dalam media sosial sehingga kita bisa akan terus berkembang dan terus berkembang tanpa terhenti oleh godaan yang mengatasnamakan pandangan fanatik akan keagamaan.

“artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog yang diselenggarakan oleh ICRS dan Sebangsa”

sumber: icrs.ugm.ac.id
sumber: icrs.ugm.ac.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun